Kupang — Ketua INTI Nusa Tenggara Timur (NTT) Theodorus Widodo menyampaikan pesan hangat kepada 12 calon mahasiswa asal NTT yang akan melanjutkan studi ke Universitas Nantong, Cina. Dalam acara pelepasan dan pembekalan yang berlangsung Senin malam, (6/10/2025), ia menegaskan pentingnya semangat kebersamaan dan tanggung jawab moral untuk kembali membangun daerah setelah menimba ilmu di luar negeri.
Dalam keterangannya, Theodorus menjelaskan bahwa proses seleksi calon mahasiswa dilakukan secara ketat, namun sederhana, yakni melalui wawancara jarak jauh dalam bahasa Inggris.
“Kami ingin malam ini menjadi malam yang istimewa. Terima kasih kepada para kepala sekolah yang hadir dan telah membimbing siswa-siswi berprestasi ini,” ujar Theodorus.
Ia kemudian menyampaikan apresiasi kepada 5 sekolah yang berhasil meloloskan siswanya, yakni SMA Giovanni Kupang, SMA Citra Bangsa, SMA Negeri 3 Kupang, SMA Negeri 6 Kupang, SMA Negeri 1 Soe dan SMAK St. Angela Atambua. Berdasarkan data INTI NTT, jumlah mahasiswa yang berangkat tahun ini sebanyak 12 orang, dengan SMA Giovanni menjadi penyumbang terbanyak, yaitu tiga siswa.
Theodorus Widodo di malam yang bermartabat memberikan pesan penuh semangat kepada 12 calon mahasiswa asal NTT yang siap berangkat melanjutkan studi ke Universitas Nantong, Cina.
“Pesan saya sederhana: tetaplah kompak seperti malam ini. Satu kesulitan bagi seorang teman adalah kesulitan bagi semuanya, dan satu keberuntungan bagi seorang teman adalah keberuntungan bagi semuanya,” ucapnya disambut tepuk tangan hadirin.
Ketua INTI juga mengingatkan agar para student ini harus manfaatkan kesempatan yang ada perdalami ilmu semaksimalnya, supaya menjadi bekal majukan NTT dan Indonesia.
“Belajarlah dengan giat, gali ilmu pengetahuan sebanyak mungkin, dan bawa pulang untuk membangun NTT serta membangun Indonesia,” ujar Theodorus kepada awak media. Ia menyebut para mahasiswa ini adalah “pahlawan pendidikan dari Timur” yang akan menimba ilmu di negeri jauh.
Menurut Theo Widodo, ke-12 calon mahasiswa tersebut telah melalui proses seleksi ketat selama hampir satu tahun.
“Seleksinya hanya wawancara jarak jauh dalam bahasa Inggris. Mereka tidak diwajibkan bisa berbahasa Mandarin karena pada tahun pertama akan belajar intensif bahasa Mandarin sebelum masuk ke bidang studi utama,” jelasnya.
Ditambahkannya pula, seluruh biaya pendidikan telah ditanggung penyelenggara beasiswa. “Mereka juga mendapat uang saku yang jika dikelola dengan baik sudah cukup untuk kebutuhan hidup di sana,” katanya.
Program beasiswa ini, lanjutnya, terbuka untuk seluruh pelajar di NTT. Namun, syarat utamanya adalah daerah asal peserta telah memiliki pengurus cabang INTI. “Tahun depan kami berharap akan lebih banyak lagi peserta dari Flores, Sumba, Timor dan daerah lainnya,” ujar Theodorus.
Ia juga mengimbau para orang tua dan masyarakat untuk terus memberikan dukungan dan doa bagi para penerima beasiswa. “Anak-anak ini adalah harapan kita bersama. Mari kita dukung mereka agar berhasil dan kembali membawa perubahan bagi daerahnya,” tutupnya.
Menutup sambutannya, Theodorus berharap para mahasiswa menjaga kekompakan hingga menyelesaikan studi dan kembali ke tanah air untuk membangun NTT. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pesan dan kesan dari Mariana Nino Bais, Wakil Ketua Bidang Pendidikan INTI dan PINTI NTT, yang turut memberikan motivasi kepada para calon mahasiswa dan juga dari RD. Stefanus Mau, Kepala Sekolah SMA Giovani yang mewakili dua kepala sekolah lainnya serta pesan dari wakil orangtua dari ke 12 anak. *(go)