Foto: Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo turut ambil bagian dalam laga eksebisi Sagi pada Festival Budaya Sagi-Larik yang digelar Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) di Kupang.
Kupang, Mutiara-Timur.com – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menghadiri Festival Budaya Sagi-Larik yang digelar Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) Kupang pada Sabtu, (30/8/25) di Taman Budaya Provinsi NTT. Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan penghargaan tinggi atas kontribusi nyata IKADA bagi pembangunan Kota Kupang selama hampir 15 tahun terakhir.
“Kalau Kota Kupang bisa seperti hari ini, tidak lepas dari gagasan, ide, dan tenaga yang diberikan oleh keluarga besar Ngada. Banyak tokoh, akademisi, profesor, doktor, dan pejabat lahir dari komunitas Ngada dan memberi sumbangan besar bagi kota ini. Atas nama Pemerintah Kota Kupang, saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih setinggi-tingginya,” ujar Wali Kota Christian Widodo.
Dalam pidatonya, Wali Kota menyampaikan perumpamaan yang kuat tentang keberadaan IKADA. Ia menekankan bahwa organisasi ini bukan sekadar simbol, melainkan mitra nyata dalam menghadapi persoalan sosial dan pembangunan.
“Kapal terindah ketika ditambatkan di dermaga, tampak indah dengan lampu-lampunya. Tapi ingat, kapal tidak dibuat untuk diam di dermaga. Kapal dibuat untuk berlayar, membelah samudra luas, menghajar gelombang besar. Begitu juga IKADA, ia bukan dibuat untuk gagah-gagahan, tapi untuk berlayar bersama pemerintah membelah lautan masalah di Kupang, Ngada, NTT, bahkan Indonesia,” tegasnya.
Dengan 48 komunitas paguyuban yang bernaung di bawahnya, IKADA menurut Wali Kota, telah berperan aktif membantu pemerintah, baik dalam gagasan, ide, maupun kerja nyata di lapangan.
Festival Budaya Sagi-Larik bukan hanya panggung hiburan, melainkan momentum pelestarian budaya. Wali Kota Christian mengingatkan pentingnya menjaga nilai budaya dengan penuh tanggung jawab.
“Budaya ini jangan hanya kita anggap warisan leluhur. Kalau kita anggap warisan, sering kali kita abai, karena merasa sudah milik kita. Tapi kalau kita anggap ini pinjaman dari anak cucu, kita akan menjaga dan merawatnya dengan baik. Kelak anak cucu akan menagih: mana budaya yang kami titipkan? Apakah dijaga atau tidak?” tuturnya.
Ia menyebut kebudayaan Ngada, termasuk Sagi dan Larik, memiliki kekayaan nilai dan keindahan yang tak kalah dengan budaya lain di nusantara.
Masih dalam suasana HUT Kemerdekaan RI ke-80, Wali Kota Christian menegaskan bahwa perjuangan bangsa kini berbeda dari era para pendiri bangsa.
“Delapan puluh tahun lalu, para pendiri bangsa memproklamasikan kemerdekaan dengan keberanian melawan penjajah. Bung Karno berkata, perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, perjuanganmu lebih berat karena melawan bangsamu sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia hari ini berjuang melawan kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan, serta ketimpangan akses pendidikan. Semua itu hanya bisa diatasi dengan semangat kebersamaan.
“Kalau sendirian kita hanya setetes air. Tapi kalau bersama, kita adalah samudra luas,” katanya.
Di bagian akhir, Wali Kota Christian menyampaikan pesan inspiratif. Ia menegaskan bahwa kemajuan Kupang bukan hanya karena pemerintah, tetapi karena kekuatan komunitas.
“Kota Kupang bercahaya bukan karena obor di Balai Kota, tapi karena lilin-lilin kecil yang dinyalakan di komunitas Ngada, Sumba, Alor, Ende, di RT, RW, hingga keluarga-keluarga. Lilin-lilin itulah yang membuat Kupang bersinar,” ucapnya.
Wali Kota juga mengaku bangga bisa hadir di tengah acara meski baru tiba dari Jakarta. “Bagaimanapun caranya, saya bilang ke protokol, saya harus hadir duluan di acara IKADA ini. Karena IKADA sudah menjadi bagian penting dari perjalanan Kota Kupang,” tandasnya. *(go)



