![]() |
Foto: Wakil Bupati Ngada, Berni Dhey di Festival Sagi dan Larik |
Kupang – Wakil Bupati Ngada, Berni Dhey, menghadiri Festival Budaya Sagi dan Larik yang digelar Ikatan Keluarga Ngada (IKADA) di Kupang. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa budaya merupakan warisan leluhur yang harus terus dijaga sebagai semangat bagi anak cucu di masa depan.
“Semangat cinta dari leluhur ini kita wariskan untuk anak cucu. Pentas budaya seperti Sagi dan Larik adalah kekayaan identitas kita yang harus dirawat bersama,” tegas Berni Dhey.
Acara tersebut turut dihadiri Gubernur NTT, Wakil Gubernur NTT, Wali Kota Kupang, perwakilan Kapolda, anggota DPRD Provinsi, tokoh adat, seniman, budayawan, hingga komunitas masyarakat budaya. Kehadiran para pemimpin dan tokoh masyarakat itu disebut Berni Dhey sebagai bentuk nyata dukungan bagi pelestarian budaya.
Menurut Berni Dhey, budaya Sagi dan Larik memiliki makna sosial dan spiritual yang mendalam. Sagi dipandang sebagai bentuk olahraga tradisional yang mencerminkan nilai kebersamaan dan kekerabatan. Larik adalah perayaan penuh syukur yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta, leluhur, serta tanah yang memberi kehidupan.
“Kedua tradisi ini bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan hidup yang memperkuat identitas budaya masyarakat Ngada,” ujarnya.
Berni Dhey menambahkan, pemerintah bersama masyarakat Ngada terus berkomitmen menghadiri dan mendukung setiap perayaan budaya. Hingga kini, tercatat lebih dari 38 titik pelaksanaan Sagi dan 17 titik Larik di wilayah Riung dan Riung Barat.
“Budaya adalah pondasi pembangunan yang berkarakter, berjati diri, dan berkelanjutan. Mari kita jaga budaya ini agar menjadi sumber inspirasi dan kekuatan dalam membangun masyarakat Ngada yang unggul, mandiri, dan berbudaya,” tutupnya.
Festival Budaya Sagi dan Larik IKADA Kupang diharapkan menjadi panggung yang tidak hanya menampilkan atraksi seni, tetapi juga ruang hidup bagi nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur untuk generasi mendatang. *(go)