FGBMFI Bukan Sekadar Forum Bisnis: Wali Kota Kupang Tegaskan Pentingnya Harapan dan Kolaborasi

Kupang – Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan bahwa keberadaan Full Gospel Business Men's Fellowship International (FGBMFI) tidak hanya sebatas forum bisnis, tetapi menjadi sumber harapan, nilai spiritual, dan ji nyata bagi pembangunan Kota Kupang. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Outreach Dinner Meeting FGBMFI Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) di Hotel Harper Kupang, Sabtu malam (2/8/2025).

Dalam sambutannya, Wali Kota mengungkapkan apresiasi terhadap kontribusi FGBMFI dalam mendukung berbagai program sosial pemerintah kota. Dirinya bahkan meminta secara khusus kepada tim protokol untuk mengatur waktu agar bisa hadir dalam kegiatan tersebut.

“Menurut saya, ini bukan sekadar undangan formal, tetapi panggilan untuk hadir di tengah komunitas yang memberi dampak besar bagi kota ini,” tegas dr. Christian.

Ia menjelaskan, FGBMFI adalah wadah interdenominasi Kristen inklusif yang mempertemukan para pelaku usaha, profesional, dan tokoh masyarakat lintas denominasi gereja untuk saling menguatkan dalam iman, moral, dan solidaritas dalam menjalankan usaha.

Lebih dari itu, Wali Kota mengakui, banyak anggota FGBMFI yang telah menjadi mitra strategis pemerintah, seperti dalam pengadaan tempat sampah demi kebersihan kota. “Gotong royong bukan hanya slogan, tetapi nyata dijalankan FGBMFI bagi Kota Kupang,” katanya.

Tak hanya soal aksi sosial, dr. Christian juga menyoroti pentingnya harapan dalam hidup.

“Tanpa makan manusia bisa bertahan beberapa minggu, tanpa minum beberapa hari, tapi tanpa harapan, orang bisa kehilangan hidupnya. Karena itu FGBMFI menjadi ruang pemulihan harapan bagi banyak orang,” tuturnya.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat terus berkolaborasi membangun Kota Kupang sebagai rumah bersama, sembari memberi apresiasi berupa doa agar FGBMFI terus bertumbuh menjadi berkat bagi banyak orang.

Sementara itu, Ketua Panitia Outreach Dinner Meeting FGBMFI NTT, Herry Susanto, menjelaskan rangkaian kegiatan berlangsung selama dua hari (1–2 Agustus 2025) dan mendapat respons sangat positif dari peserta. “Banyak yang awalnya ragu, tapi justru merasakan jawaban doa dan kekuatan rohani,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan keyakinan bahwa kebangkitan iman dan kolaborasi ini akan membawa dampak baru bagi pelayanan, bisnis, dan kehidupan sosial di Kota Kupang ke depan. *(go)


Iklan

Iklan