Kupang - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, kembali menegaskan komitmennya terhadap reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota Kupang. Dalam sambutannya saat pelantikan pejabat administrator dan pengawas lingkup OPD Kota Kupang, Indah Christine Dethan sebagai Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata pada Dinas Pariwisata Kota Kupang, dan Hubertus Mani sebagai Kepala Bidang Pajak dan Retribusi Daerah pada Badan Pendapatan Daerah Kota Kupang, Selasa (1/7), ia memperingatkan keras soal mentalitas "raja kecil" yang masih bercokol di tubuh birokrasi.
"Saya tidak mau lagi dengar ada kepala OPD atau pejabat yang pilih kasih, tidak menyetujui TPP bawahan hanya karena suka atau tidak suka. Waktunya akan tiba, Agustus, hari penghakiman bagi mentalitas raja-raja kecil seperti itu," tegas Wali Kota.
Pelantikan yang berlangsung cukup mendadak ini, menurut Wali Kota, digelar karena surat dari Kemendagri baru diterima beberapa hari lalu, sementara dirinya harus segera bertolak ke Jakarta. Meski demikian, ia menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar formalitas.
"Ini bukan sekadar rotasi atau mutasi. Ini bagian dari kita membangun birokrasi yang aktif, profesional, dan melayani. Memerintah adalah melayani, bukan memerintah seperti raja di atas takhta," ucapnya.
Dalam sambutannya yang lugas dan penuh sindiran, Christian menyoroti lemahnya disiplin dalam pengisian e-Kinerja (e-KIN). Ia bahkan menyebut beberapa kepala UPTD tidak menginput data tepat waktu, menyebabkan sejumlah ASN tidak menerima pembayaran TPP mereka.
"Awalnya karena kemanusiaan saya buka lagi sistem selama 3 jam. Tapi ke depan, jika tutup ya tutup! Tidak ada kelonggaran lagi. Disiplin harus ditegakkan!" ujarnya.
Wali Kota juga menyinggung perbaikan yang sudah dilakukan Pemkot selama masa kepemimpinannya, seperti pembayaran TPP tepat waktu, peningkatan honor petugas kebersihan, dan pelaksanaan MoU dengan Inspektorat terkait pengawasan keuangan OPD. Menurutnya, semua langkah itu adalah bagian dari reformasi birokrasi yang nyata, bukan sekadar jargon.
Ia menegaskan bahwa laporan kerja dari bawahan harus segera disampaikan tanpa harus ditanya dua kali. “Kalau saya tidak tanya, bukan berarti saya lupa. Saya sengaja biar tahu siapa yang ingat tugas dan siapa yang lalai. Itu akan jadi penilaian,” ujarnya tajam.
Dalam penutup, Christian mengingatkan seluruh pejabat yang dilantik untuk bekerja profesional dan melayani masyarakat, bukan memperkuat dinasti kekuasaan kecil dalam birokrasi.
"Jangan salah baca senyum saya. Lembut dalam pendekatan, tapi tegas dalam tindakan. Kalau masih ada yang main-main, saya sudah siapkan SP1. Agustus nanti, waktunya penilaian!" *(go)