Kupang, mitoara-timur.com – CERITA inspiratif datang dari Margaret, seorang gadis asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang berhasil lolos ke Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) meski berasal dari keluarga sederhana. Kisah perjuangannya viral di media sosial setelah dibagikan oleh akun Facebook NTT Update News.
Margaret tinggal di rumah kayu kecil yang hanya memiliki satu kamar. Ia sempat menunggak uang sekolah dan kerap mendapat perlakuan tak menyenangkan dari orang-orang sekitarnya. Salah satu guru bahkan meremehkannya saat Margaret menyampaikan impian kuliah di UI.
“Gak bisa bayar uang sekolah tapi mau kuliah di UI,” kata guru tersebut seperti ditirukan Margaret, yang membuatnya sempat berniat mengubur mimpinya.
Namun dua hari sebelum penutupan pendaftaran SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi), Margaret nekat mendaftar secara diam-diam—hanya ke satu kampus: UI. Ia tak memberi tahu siapa pun, termasuk orangtuanya.
Hingga saat pengumuman tiba, Margaret terkejut bukan main saat namanya dinyatakan diterima di Fakultas Psikologi UI. Kakaknya langsung bekerja siang dan malam demi mengumpulkan biaya untuk keberangkatannya ke Jakarta.
Kisah menyentuh Margaret menarik perhatian Imam Santoso, dosen ITB sekaligus influencer, yang datang langsung ke rumah Margaret di Kupang. Imam tidak sendiri; ia ditemani Dr. Sudibyo, dosen legendaris dari Universitas Indonesia. Keduanya memberikan beasiswa, uang tunai, dan laptop kepada Margaret.
Meski sudah diterima di UI, Margaret tetap mendapat cibiran. Kali ini dari tetangganya sendiri.
“Miskin banyak gaya, kuliah di Jawa. Anak pejabat saja pulang bawa utang, apalagi kamu,” ujar Margaret mengutip ucapan tetangga.
Air mata Margaret dan keluarganya tak terbendung saat menceritakan semua perlakuan menyakitkan tersebut. Namun kini, Margaret berhasil membungkam semua ejekan dengan prestasi. Ia menjadi bukti nyata bahwa kemiskinan tidak boleh jadi alasan untuk berhenti bermimpi. *(,)
.