![]() |
Foto narasumber:Hamzah |
Kupang— Film laga-perang terbesar tahun ini, BELIEVE – Takdir, Mimpi, Keberanian, sukses menggugah emosi penonton di Kota Kupang, terutama keluarga para prajurit. Film produksi Bahagia Tanpa Drama ini menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) bersama keluarga prajurit di Bioskop Transmart Kupang, Jumat (4/7) sebagai bagian dari pemutaran serentak di 33 kota dan kabupaten seluruh Indonesia.
Diangkat dari kisah nyata dalam buku biografi Believe – Based on a True Story of Faith, Dream, and Courage, film ini menyorot perjuangan prajurit Indonesia dalam Operasi Seroja pada tahun 1975 hingga 1999. Lebih dari sekadar tontonan penuh ledakan dan aksi, film ini menyajikan sisi emosional mendalam tentang pengabdian, cinta keluarga, dan pengorbanan yang sering tak terlihat publik.
Hamzah, seorang anggota satuan Sikur 18 Bali yang turut hadir dalam nobar, mengaku terharu dan bangga setelah menonton film ini. Ia menyebut adegan ketika bendera Merah Putih berkibar di tengah kobaran api sebagai momen yang membakar semangat nasionalismenya.
“Film ini sangat menyentuh dan luar biasa. Saya merasa jiwa nasionalisme saya terbakar juga,” ungkapnya penuh semangat. Ia menambahkan bahwa Believe menggambarkan tentara bukan hanya sebagai pejuang, tetapi juga pelindung rakyat. “Tentara itu bukan hanya untuk berperang, tapi juga bekerja dan bersosial bersama masyarakat,” tegasnya.
![]() |
Foto:Ibu Suwartini |
Pengalaman serupa dirasakan Ibu Suwartini, seorang istri prajurit. Ia mengaku larut dalam cerita film dan merasa seolah menjadi bagian dari kisah tersebut.
“Saya sangat terharu saat melihat adegan Agus menyelamatkan anak kecil. Saya seperti berada di dalam film itu. Itu mengingatkan saya pada saat suami saya bertugas di luar daerah,” ujarnya.
Baginya, Believe dengan jujur menggambarkan rasa rindu, cemas, dan takut kehilangan yang selalu membayangi keluarga prajurit. Ia mengajak masyarakat luas untuk menyaksikan film ini karena nilai-nilai nasionalisme dan pengorbanan yang terkandung sangat nyata dan menyentuh.
Sersan Kepala Putu Aryanta, prajurit aktif di Kodim 1616, menyampaikan bahwa film ini membuatnya teringat perjuangan para prajurit sejati. “Saya merinding saat melihat bagaimana Agus mengikuti jejak ayahnya. Semangat itu murni karena cinta tanah air, bukan karena imbalan. Film sungguh menginspirasi semoga bermanfaat bagi generasi muda,” katanya.
![]() |
Foto: Putu Aryanta |
Ia berharap generasi muda, termasuk anaknya sendiri, bisa menonton dan meneladani semangat patriotisme dari film ini. Menurutnya, Believe bukan hanya hiburan, tapi juga refleksi dari pengorbanan nyata yang sering dilupakan, baik oleh masyarakat maupun oleh para pengambil kebijakan.
Salah satu istri prajurit yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa film ini seperti mewakili isi hati mereka sebagai keluarga yang ditinggalkan untuk tugas negara. “Kami harus kuat, harus bisa memahami, seperti Evi pemeran Film istri Agus. Film Believe membuat kami merasa dipahami,” tuturnya sambil mengusap air mata.
Film Believe bukan sekadar film perang biasa. Melalui karakter Agus dan Evi, penonton diajak menyelami arti keberanian, mimpi, dan cinta tanah air. Adegan laga disusun dengan intensitas tinggi, namun tidak melupakan kedalaman emosi yang lahir dari ikatan keluarga dan semangat pengabdian tanpa pamrih.
Believe menjadi pengingat bahwa di balik setiap prajurit yang bertugas, ada keluarga yang berkorban dalam diam, sebuah kenyataan yang selama ini jarang ditampilkan di layar lebar.
Bagi yang masih ragu untuk menonton, suara bulat dari Hamzah, Suwartini, dan Putu Aryanta menjadi ajakan yang tak bisa diabaikan. Film ini bukan hanya akan membuat bangga sebagai bangsa Indonesia, tetapi juga membuat kita lebih menghargai keberadaan TNI dan keluarganya yang terus berjaga demi keutuhan NKRI. *(go)