Labuan Bajo, 14 Juli 2025 — Sebagai bentuk dukungan terhadap program One Village One Product (OVOP) di Nusa Tenggara Timur, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) menyerahkan 45 nomor izin edar kepada pelaku UMKM NTT dalam acara yang digelar di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat, Senin (14/7).
Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyambut baik langkah tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari upaya besar untuk menjadikan masyarakat NTT sebagai tuan rumah di daerahnya sendiri. Ia juga menegaskan pentingnya hilirisasi produk UMKM agar memiliki nilai jual lebih tinggi.
“Kalau biji kopi dijual mentah harganya Rp150 ribu per kg, tapi jika dikemas bisa tembus Rp800 ribu. Ini strategi supaya masyarakat bisa pegang uang lebih banyak untuk kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” ujar Gubernur Melki.
Gubernur juga mengutip pesan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya keadilan distributif. Menurutnya, kepala daerah tidak boleh takut mengambil risiko untuk memastikan kesejahteraan merata bagi rakyat.
Kepala Badan POM, Taruna Ikrar, menegaskan bahwa program ini akan menjadi percontohan nasional dalam penguatan ekonomi berbasis UMKM. “Kalau standar nasional sudah terpenuhi, maka ekspor internasional juga terbuka lebar. Ini bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi nasional dari bawah,” jelas Taruna.
Acara ini ditutup dengan penyerahan sertifikat izin edar secara simbolis kepada perwakilan UMKM. Gubernur Melki, bersama Kepala Badan POM dan Wakil Bupati Manggarai Barat, juga mengunjungi stan UMKM dan membeli produk sebagai bentuk dukungan langsung. *(,)