Memperkuat Demokrasi, STIKUM dan KPU Timor Leste Berkolaborasi dalam Kajian Hukum dan Pemilu

Kupang, mutiara-timur.com || DIREKTUR Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIKUM), Prof. Dr. Yohanes Usfunan, S.H.,MH menyampaikan rasa bangga atas kolaborasi antara STIKUM dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Timor Leste atau Comissao Nacional de Eleicoes (CNE) Republik Demokratik Timor Leste  dalam bidang hukum. 


Kolaborasi ini dituangkan dalam sebuah nota kesepahaman yang menjadi landasan pengembangan kajian hukum dan penyelenggaraan pemilu di Timor Leste yang dilaksanakan pada Rabu,(11/12/24) di Kampus STIKUM Prof Dr. Yohanes Usfunan Jl. Pendidikan, Nasipanaf, Penfui, Kupang.


Prof. Yohanes menegaskan bahwa kerjasama ini melibatkan pendekatan hukum perdata internasional serta upaya membangun sinergi antar-lembaga. Ia juga menekankan pentingnya studi komparatif dan kooperatif dalam menciptakan sistem pemilu yang lebih representatif.


"Karena itu implementasi konkret kerjasama sekarang adalah selama lima hari melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepemiluan, kedua pihak akan mengidentifikasi tantangan regulasi, membahas aplikasi undang-undang, dan menyusun rekomendasi akademik untuk perbaikan sistem pemilu," ungkap Prof. Dr. Yohanes Usfunan.

Dalam sambutannya, Prof. Yohanes menyebutkan bahwa hasil dari pertemuan Bimtek ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan pemilu yang adil dan berkualitas, tidak hanya di Timor Leste tetapi juga di Indonesia.


"Kita belajar bersama, saling mengisi. Buku pedoman kita adalah Konstitusi Timor Leste 2002. Melalui diskusi ini, kita akan mencari solusi terbaik untuk penyempurnaan sistem pemilu," ujar Prof. Yohanes.


Acara ini juga dihadiri oleh 23 orang delegasi Penyelenggara Pemilu, Jose Agosthino da Costa Belo Pereira,Ph.D, Presiden CNE Republik Demokratik Timor Leste dengan jajarannya. 


Kehadiran delegasi KPU Timor Leste yang telah menempuh perjalanan jauh, menurut  Prof. Yohanes Usfunan menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan sistem hukum dan pemilu yang lebih baik di masa depan Negara Timor Leste.


"Presiden CNE dan jajarannya telah menempuh jarak jauh sekitar 400 Km, dari Dili ke Kota Kupang. Ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan sistem hukum dan pemilu yang lebih baik di masa depan negara Timor Leste," tutur profesor mengakhiri sambutannya.


Selanjutnya Jose Agosthino da Costa Belo Pereira,Ph.D., Ketua KPU RDTL dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi, pembelajaran, dan peningkatan kapasitas bersama dalam membangun tata kelola yang baik, khususnya dalam pembuatan undang-undang yang efektif bagi masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa saling belajar di antara negara tetangga seperti Indonesia dan Timor Leste menjadi kunci keberhasilan.


Sebagai mantan staf parlemen, yang  kini juga Rektor Universitas Dili (UNDIL), Ketua KPU RDTL mengingat perannya dalam membantu anggota parlemen dan sekretariat memahami proses penyusunan undang-undang yang baik. 


Beliau mengapresiasi pengalaman bersama mantan Ketua Parlemen yang saat itu aktif mendukung pengembangan kemampuan staf dalam menganalisis kebijakan hukum demi kemaslahatan masyarakat.


Dalam pidatonya, Jose Agosthino, Presiden  CNE/KPU RDTL juga menyoroti pentingnya percaya pada potensi manusia di sekitar, khususnya dari wilayah perbatasan seperti Atambua hingga Kota Kupang. Hal ini menjadi dasar lahirnya konsep saling belajar, yang menurutnya penting untuk menciptakan kaderisasi kepemimpinan.


"Kita harus percaya pada potensi sekitar kita tak perlu harus ke negara yang lebih jauh. Kita dipisahkan oleh batas negara, tapi kita satu daratan Timor pulau karang,  maka kita melihat potensi sekitar yang dekat khususnya dari Atambua, Malaka, Kefa, Sore hingga Kota Kupang. Hal ini menjadi dasar lahirnya konsep saling belajar, demi menciptakan kaderisasi berkelanjutan di tingkat kepemimpinan," papar Ketua KPU RDTL.


Beliau juga menegaskan bahwa dalam menghadapi tantangan global, adaptasi terhadap teknologi dan penguasaan sistem cerdas sangat diperlukan. 


"Kita tidak hanya bekerja secara manual, tetapi juga menggunakan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sosial. Selain itu, kita bekerjasama dengan institusi pendidikan seperti disamping STIKUM Prof Dr Yohanes Usfunan juga UNAIR, UNDANA Kupang, dan lainnya menjadi bentuk nyata dalam membangun jaringan intelektual untuk mendukung pengembangan hukum, sosial, dan budaya," ujarnya.*(go)











Iklan

Iklan