Mutiara-timur.com || KOTA Kupang adalah kota yang dinamis, pluralis dengan demografi pertumbuhan penduduk signifikan yang sudah waktunya membutuhkan pemimpin yang berjiwa nasionalis, rela berkorban demi kemajuan kota dan kesejahteraan masyarakat.
Sosok pemimpin nasional dan rela berkorban yang dibutuhkan untuk membangun daerah ini pada saat ini dan kedepan, bukan untuk dipuja-puji atau dibesar-besarkan tapi tepat dan bisa diandalkan pada perhelatan Pilkada Kota Kupang, 27 November 2024 adalah dokter Christian Widodo.
Berdasarkan hasil pantauan dan investigasi awak media ini di lapangan menguak kesan kuat dan penuh harap warga Kota Kupang akan sosok dokter Christian Widodo dan Serena Francis sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Kupang yang memenangkan Pilkada dan memimpin Kota Kupang, Kota Kasih.
Dokter Christian Widodo menurut seorang Nara sumber yang tidak ingin namanya disebut pada tulisan berita ini memberikan testimoni jiwa nasionalisme dan semangat rela berkorban kepada awak media, Sabtu,(9/11/2024) di Kota Kupang.
Warga yang enggan namanya disebut ini sangat tau baik tentang perbuatan dokter Christian dan keluarga selain memberikan pelayanan pengobatan gratis masih ada hal besar untuk negara yang pernah diperbuat.
Sambil menggambarkan tentang tipikal pemimpin Kota Kupang selama ini, warga ini mengangkat harapan pemimpin berjiwa membangun dan berkontribusi dari apa yang dimiliki untuk kemajuan peradaban Kota Kupang, NTT di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.
"Pemimpin yang baik seharusnya berpegang pada prinsip filosofis Jhon F. Kennedy untuk memajukan Kota Kupang atau bangsa kita, janganlah anda bertanya kepada negara apa yang negara berikan kepadamu, tanya pada dirimu, apa yang anda berikan kepada negara," kutipnya.
Dikatakannya demikian, oleh karena ada pemimpin-pemimpin Kota Kupang terkesan meninggalkan tapak jejak kurang bagus selama ini di Kota Kupang. Ada berbagai referensi dan informasi yang diperoleh dari berbagai berita, baik di dunia media on line maupun medsos seperti aset milik negara dan perbuatan lain yang merugikan Kota Kupang dan dampak manfaat bagi warga dari berbagai lapisan golongan tidak terasa.
Menurutnya untuk figur pasangan calon Walikota Kupang Christian Widodo dan Wakilnya Serena Francis kini saatnya sangat cocok dan dibutuhkan. Katanya pula bahwa warga Kota Kupang perlu mengetahui, ada hal besar yang dilakukan Christian Widodo bersama keluarga seperti keikhlasan hati demi menjaga toleransi, memupuk persatuan dan cinta akan NKRI aset tanah seluas 5.000 meter persegi dihibahkan ke pemerintah Provinsi NTT untuk membangun monumen Flobamora Rumah Pancasila (FRP) di desa Nitneo, antara Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang dan Kecamatan Alak Kota Kupang.
"Ya setahu saya di atas tanah ada bangunan kepala burung Garuda yang terlihat belum selesai dikerjakan untuk monumen Flobamora Rumah Pancasila di desa Nitneo itu milik dokter Christian dan Keluarganya yang dihibahkan kepada Pemprov NTT. Tanah itu seluas 5000 meter persegi. Ini sebuah perbuatan kebaikan luar biasa untuk negara. Karena itu jika saat ini dokter Christian Widodo bertarung menjadi Walikota Kupang, masyarakat Kota Kupang perlu melihat figur tersebut. Berani berbuat untuk negara, sehingga apa yang dikatakan presiden AS, John F. Kennedy itu telah dilakukan dokter Christian bersama keluarganya," kisah nasumber itu.
Dijelaskannya secara terbuka sedikit kronologis sampai adanya monumen FRP Itu. Bahwa ketika di tahun 2015 sampai 2018 situasi Indonesia tergoncang oleh adanya paham-paham radikalisme, issue intoleransi yang sangat kuat terasa fenomena tersebut ketika Pilgub DKI.
Terlihat Pancasila sebagai ideologi bangsa pun terancam, maka untuk bangun kesadaran kebangsaan dengan berbagai edukasi guna menjaga persatuan dan kesatuan serta Keutuhan NKRI di Kota Kupang, Forum Pembauran Kebangsaan NTT mengadakan diskusi-diskusi untuk menemukan format gagasan bahwa, di NTT perlu ada monumen yang diberi nama Flobamora Rumah Pancasila. Inisiatif Forum Pembauran Kebangsaan NTT dalam persiapan terkendala dengan lahan untuk bangun monumen tersebut.
Kesediaan seorang Christian Widodo bersama keluarga menghibahkan tanah seluas 5.000 meter persegi kepada pemerintah Provinsi NTT dibangun monumen Flobamora Rumah Pancasila adalah solusinya.
"Saya merasa bangga dengan seorang putra bernama Christian Widodo. Ketika Forum Pembauran Kebangsaan NTT waktu itu ketuanya Pius Rengka dan bapaknya sendiri Theo Widodo Wakil Ketua bersama pengurus lain mencari solusi dengan tujuan menjaga keutuhan NKRI melawan paham radikalisme, paham yang merongrong Pancasila dan ingin memecahbelahkan bangsa Indonesia, Forum Pembauran Kebangsaan NTT waktu itu hendak bangun monumen Flobamora Rumah Pancasila, tapi terkendala lahan, kesulitan lokasi pendirian. Eh ternyata Christian Widodo dengar rencana tersebut dan dia malah memberikan jalan keluar kepada orangtuanya, hibahkan tanah yang akan dimilikinya sebagai alih waris. Ini sesuatu ketulusan dan kecintaan terhadap NKRI yang begitu besar dari seorang dokter Christian Widodo," kisahnya. *(usgo)