Mutiaratimur.net- DALAM rangka mempersatukan Nusantara sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru dan akan segera dibangun maka langkah pertama dilakukan pemerintah Indonesia adalah menanamkan rasa memiliki ibu kota NKRI yang baru, NUSANTARA.
Acara itu berupa penyatuan tanah dan air dari seluruh Indonesia yang akan digelar pada tanggal, 14 Maret 2022. Tanah dan air ini dibawa oleh setiap gubernur dari 34 Provinsi di Indonesia.
Berdasarkan rencana kegiatan tersebut, maka di Provinsi NTT sebagai provinsi kepulauan, untuk persiapan sebelum even Nasional tersebut, Gubernur Vikotor B. Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef A. Naesoi pada hari Jumat (11/3) menggelar acara persiapan dengan penyatuan tanah dan air dari beberapa kabupaten mewakili kabupaten/kota lainnya.
Acara penyatuan tanah dan air dikemas dalam suasana yang dimodifikasi secara spesifik bernuansa kombinasi antara seremonial adat dan pemerintahan.
Terpantau oleh media ini prosesi penyatuan tanah dan air itu dimulai dengan Natoni sapaan adat budaya Timor untuk menerima kedatangan para bupati. Setelah itu dilanjutkan penyerahan TANAH dan AIR.
Keterwakilan 3 pulau besar Timor, Flores dan Sumba menyerahkan TANAH. Dari pulau Timor diwakili Agustinus Taolin Bupati Belu, pulau Flores, Anton Hajon Bupati Kabupaten Flores Timur dan mewakili Pulau Sumba Paulus S.K.Limu Bupati Sumba Tengah.
Dalam penyerahan tanah dan air setiap bupati mendahului dengan pengantar dukungan dan harapannya baik dalam bahasa Indonesia maupun tutur adat bahasa masing wilayah. Intinya para bupati bertekad penyerahan tanah dan adalah bentuk komitmen dan kesetiaan tetap pada NKRI, tanah air bumi NTT menyatu di ibu Kota Negara yang akan dibangun, Nusantara namanya.
Gubernur VBL yang didampingi Wakil Gubernur Josef A. Nae Soi seusai menerima tanah dan air dan menyatukan masing-masiing dalam dua wadah, lalu menyampaikan, atas perintah Presdien RI Joko Widodo kepada seluruh Gubernur untuk membawa tanah dan air dari seluruh penjururu NKRI untuk disatukan dalam acara pada tanggal 14 Maret 2022 di Ibu Kota Negara, Nusantara Provinsi Kalimantan Timur.
“Hari ini kita melakukan prosesi secara adat dan telah menciptakan sejarah baru dengan menyatukan tanah dan air dari rahim Flobamorata ini untuk seterusnya disatukan dengan tanah dan air dari seluruh pelosok Nusantara untuk menjadikan pembangunan IKN di Kalimantan Timur,” ujar Gubernur.
Gubernur VBL juga memberikan apresiasi dan terimakasih kepada ketujuh Bupati dan pata tokoh adat yang terlibat membawa air dan tanah dari wilayahnya masing-masing.
Menurut VBL tanggal 13 Maret nanti ia akan membawa tanah dan air ini ke Kalimantan Timur dan bersama-sama dengan Bapak Presiden dan seluruh Gubernur untuk pembangunan di Ibu Kota Indonesia Raya yang baru.
"Kita doakan agar semuanya berjalan lancar dan kita akan memiliki sebuah ibu kota negara yang baru. Proses pemindahan ini sudah direncanakan jauh sebelumnya yaitu saat Presiden pertama Ir. Soekarno namun belum terealisasi, baru di masa Presiden Joko Widodo ini bisa terlaksana dengan baik. Seluruh warga NTT kita berdoa agar tanah dan air yang dibawa dari rahim bumi kita ini memberikan sumbangsi energy, semangat dan dorongan untuk membangun Nusantara ibu kota NKRI yang baru berhasil dan cepat selesai," harap VBL di pelataran halaman Sesando Kantor Gubernur.
Gubernur memberi menilai ibu kota negara yang baru sebagai sebuah putusan politis membawa rasa keadilan dan kesejahteraan sosial. Jadi semua yang hadir sebagai pelaku dan saksi sejarah melalui acara penyerahan tanah dan air ini.
“Kita akan berbangga karena punya ibu kota negara yang baru yang membawa keadilan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia. Kedepan, kita tidak ke Jakarta lagi tetapi ke Kalimantan Timur dan itu sebuah kepurtusan menurut saya secara politik sangat luar biasa dan kita merupakan pelaku sejarah yang hadir hari ini,” sebutnya.
Ia menambahkan, tanah dan air yang tersisa akan disimpan di Museum Provinsi NTT sebagai bukti bahwa sebagiannya dibawa ke Kalimantan Timur untuk pembangunan IKN dan sisanya menunggu disini untuk menjadi satu kesatuan yang utuh demi NKRI.
Acara penyerahan tanah dan air diikuti para pejabat birokrasi, staf ASN di lingkup pemerintahan Provinsi, tokoh adat, tokoh agama pemerintahan Provinsi NTT dan berakhir dengan doa dari 5 agama.**(go)