Menyerahkan Bantuan ETIKA, Paul Liyanto Menekankan Pentingnya Edukasi Masyarakat Desa Mencegah Covid-19


KUPANG,MT.NET - Kepedulian atau perhatian Etnis Tionghoa Kupang, ETIKA mendukung Pemerintah melawan pandemik Covid-19 mulai meluas sampai di Rumah Sakit Naibonat Kupang. Hari ini, Selasa(07/04) ETIKA melalui anggotanya Abraham Paul Liyanto, Senator DPD RI menyerahkan Menara Cuci Tangan, APD berupa masker, baju hazmat suite, mantel, handscoon, kacamata dan perlengkapan lain untuk pencegahan Corona Virus kepada Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe untuk keperluan para dokter dan tenaga medis di RSUD. Naibonat.
Bagi Paul Liyanto momen penyerahan bantuan seperti Menara Cuci Tangan (MCT) hanya sebagai simbol gerakan awal yang sebenarnya ingin mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam gerakan yang lebih besar memberi edukasi kepada masyarakat sampai di desa.
"Edukasi cara hidup bersih dan sehat melalui cuci tangan yang oleh masyarakat desa itu sederhana tapi penting. Di NTT ini  terdiri dari pulau-pulau karena itu gerakan bersama memberikan edukasi sangat penting," tuturnya.

Masyarakat desa itu kemungkinan hingga saat sekarang boleh jadi banyak yang belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang covid-19 dan bahayanya, maka beliau mengatakan pula, "terkesan masyarakat kita masih suka berkumpul, duduk dalam kerumunan.  Kebiasaan yang ada memberi kesan masih melihat Covid-19 sebagai sesuatu jenis virus yang tidak terlalu mengancam hidupnya."

Padahal dunia sekarang ribuan orang meninggal akibat virus tersebut. Sebut saja Amerika Serikat, menurut Paul Liyanto setiap hari meninggal 1.400 orang. "Sebuah fenomena ancaman yang sangat membahayakan manusia. Amerika Serikat walaupun sekarang sudah di rumah tetapi jatuh korban karena virus tetap tinggi, karena akibat dari awal warga kurang tertib mengikuti tuntutan pemerintah dalam pencegahan,"ujarnya

Semangat pencegahan ini juga terlihat oleh Perdana Menteri Inggris, oleh Senator DPD dari NTT menuturkan kini juga lagi di ICU Rumah Sakit, padahal orangnya sangat respect dalam melakukan upaya pencegahan Covid -19. Jadi masyarakat seperti di Kabupeten Kupang, ataupun Seluruh  NTT sampai di desa perlu dilatih cara mencuci tangan selalu mengunakan sabun di setiap  rutinitasnya, dibiasakan memakai masker dan menjaga jarak terutama  pada situasi sekarang.

Beliau mengharapkan masyarakat kalau boleh mengikuti  aturan yang ditetapkan pemerintah sekarang. Bila benar-benar masyarakat patuhi, paling tidak minimal reduksi kita 50 persen mata rantai menyebarnya virus terputus dan itu berarti pengendalian dan pencegahannya lebih lanjut bisa teratasi. Tetapi tidak maka kepasrahan saja yang ada dan sangat berbahaya bagi masyarakat.

"NTT memang sampai hari ini negatif statusnya, kita berdoa semoga Tuhan melindungi kita semoga wabah ini cepat berlalu, karena hasil studi dari informasi pelbagai media menunjukkan, virus punya masa waktunya untuk hilang. Mudah-mudahan hal tersebut bisa terjadi sehingga kita akhiri sudah situasi demikian," pintanya

Soal Anggaran Penanganan Covid-19

Anggaran penanganan  pencegahan Covid-19 sudah tersedia hanya belum bisa dicairkan akibat proses administrasi yang sangat birokratis karena memang perlu kehati-hatian  sehingga pencairan dan penggunaan bisa dipertanggungjawabkan kedepan dengan baik.

Paul Liyanto menilai hal ini perlu dikomunikasikan lagi antara pemerintahan dalam mempercepat penggunaan anggaran. Beliau juga akan berusaha mengkoordinasikan dengan ketua komisi anggaran di DPR, Teras Narang supaya ada solusi percepatan pencairannya.

Beliau melihat di sisi lain terutama dana desa yang dialokasikan di NTT ada 3 Triliun yang akan digunakan 10 persen untuk Covi-19. Hal yang menjadi persoalan juga soal pengelolaan di desa, dengan SDM para Kepala Desa yang ada. Karena sekarang banyak kepala desa berhadapan dengan masalah hukum, akibat salah manajemen keuangan. Dikwatirkan dalam situasi darurat, disalahgunakan dana untuk masalah virus mumpung ada peluangan demi kepentingan diri dan tidak tersalurkan sesuai peruntukannya.

 Sementara ini anggaran sudah tersedia persoalan yang cukup memberatkan adalah bagaimana membeli alat perlindungan diri bagi warga juga menjadi perhatian yang akan beliau berupaya membangun kolaborasi dengan perusahan demi bantu masyarakat.

Ada sebuah kecemasan Paul Liyanto dengan harga standar yang seharusnya, misalnya tiga ribu rupiah tapi sampai di desa enam ribu rupiah, jadi kendala bagi pemerintah desa karena usul harga sesuai kebtuhan dan aturan kemudian naik, membuat masyarakat ada yang tidak kebagian alat pelindung diri.

Semuanya pada situasi kini untuk pencegahan corona virus dan menyelamatkan masyarakat, maka langkah yang akan ditempuhnya akan dipikirkan secara baik, supaya gerakan edukasi pencegahan bisa berjalan.

Kesiapan Penanganan Covid-19 RSUD Naibonat

Direktur RSUD. Naibonat, Kabupaten Kupang, dr.Erol Nenobais menjelaskan secara tim kerja tenaga medis sudah siap menjalankan tugas. Ruangan isolasi pasien ada dua dengan fasilitas pendukung sementara yang ada. Namun masih sangat membutuhkan lebih banyak dan komplit termasuk APD bagi dokter dan tenaga medis. Harapan direktur rumah sakit tersebut adalah semoga saja ketersedian kebutuhan penangana Covid-19 di rumah sakitnya dapat terpenuhi.***

Iklan

Iklan