Berusaha Kendalikan Produksi, Distribusi dan Konsumsi, Pemprov NTT Yakin Stok Pangan Aman


Kepala Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT, Dr. Lery Rupidara, M.Si menyampaikan keterangan kepada pers di Kupang, Senin (27/04/2020) malam. Ikut mendampingi juru bicara Covid-19 di NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si dan Ike Mauboy, juru bahasa isyarat dari Komunitas Tuli Kupang.

KUPANG,MT.NET -MENGATASI dampak Covid-19 Pemerintah NTT, Gubernur Viktor B Laiskodat dan Wakil Gubernur Yosef A. Nae Soi sedang berusaha untuk mengendalikan produksi, distribusi dan konsumsi pangan bagi masyarakat NTT. Upaya tersebut sebagai langkah solutif untuk menghindari kelangkaan kebutuhan dasar akan pangan supaya masyarakat tidak mengalami kekurangan. Hal seperti ini boleh dilihat sebagai strategi yang sangat baik, sebuah bentuk tanggungjawab
pemerintah terhadap rakyatnya.

Valeri Guru Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Senin (27/04) malam dalam rilisnya menunjukkan tentang upaya keras pemerintah NTT terhadap dampak covid-19 supaya ada keseimbangan ekonomi agar kehidupan masyarakat bisa berjalan dengan lancar.

Melalui Dr. Lery Rupidara, M.Si Anggota Bidang Pengendalian Dampak Sosial dan Ekonomi gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Provinsi NTT disampaikan,
“salah satu impact sistematis di tengah Covid-19 ini adalah aspek ekonomi. Masyarakat sekalian tentu memahami, mengetahui, dan mengikuti sendiri bahwa termonologi ekonomi begitu luasnya; sehingga malam ini saya memilah dan memilih untuk menyampaikan sesuatu yang cukup esensial yaitu berkaitan dengan ketersediaan bahan-bahan pokok kehidupan sehari-hari alokasi, distribusi dan keterjangkauan harganya."
Lery Rupidara yang juga Kepala Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT menuturkan, pihakanya menemukan ada beberapa bahan pokok yang terpapar dalam monitoring dan observasi. “Dalam observasi kami yang pertama beras. Ketersediaan beras kita sungguh sangat aman; masih 36 bulan kedepan. Jagung ketersediaannya juga cukup. Daging sapi dan daging ayam ketersediaannya cukup. Nah, telur ayam ini yang agak kurang; di tabel kami berwarna merah, artinya sesuatu yang perlu warning untuk menjaga pertumbuhan dan mengembalikannya ke titik yang stabil,” urainya.

Selain itu, sebut dia, gula pasir juga merah, tapi tidak usah kuatir. “Pemerintah berusaha keras untuk segera mengatasi persoalan ini,” kata dia seraya menambahkan, “cabai keriting juga bawang merah dan bawang putih. Jadi, untuk keseluruhan stok bahan-bahan penting itu semuanya stabil kecuali gula pasir, bawang dan telur.”

Menurut beliau, pemerintah terus berupaya dalam apa yang sedang terjadi ini sehingga seperti yang dijelaskan tadi untuk ketahanan pangan masih terdapat kondisi pokok yang ketahanannya memang kurang dari 1 bulan seperti telur, gula pasir, cabe rawit dan cabe keriting. “Ini persoalannya hanya di rantai transportasi. Pemerintah segera mencari jalan keluar dalam waktu yang singkat ini untuk memastikan kelancaran distribusi melalui kapal laut; komoditas pokok terutama dari luar NTT dan intra kepulauan di dalam NTT itu sendiri,” tegasnya.
Doktor ilmu pemerintahan ini lebih jauh menjelaskan, pemerintah secara umum melalui berbagai institusi perekonomi daerah yang ada menjaga apa yang disebut dengan 4K yaitu :
1. menjaga keterjangkauan harga melalui pemantauan harga komoditi tanaman pangan dan tanaman pokok lainnya di pasar;
2. menjaga ketersediaan pasokan dengan memperkuat produksi pangan dan dukungan program-program stimulus;
3. menjaga kelancaran distribusi melalui berbagai kegiatan yang terkait dengan distributor dan memastikan rantai distribusi itu berjalan dengan baik; dan
4. menjalin komunikasi efektif dengan memperkuat kualitas data pasokan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

“Jadi secara umum masyarakat NTT seluruhnya di manapun berada, tidak usah resah dan kuatir yang berlebihan. Karena harga bahan pokok mulai dari beras, bawang, jagung semuanya masih berada dalam keadaan aman; kecuali beberapa yang tadi saya sebutkan,” ucap Lery Rupidara.

Di tempat yang sama, juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di Provinsi NTT yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si juga mengimbau kepada para pemilik mesin penggilingan padi supaya dapat membuka kesempatan kepada para petani agar dapat menggiling gabah mereka.

“Kami mendapat keluhan bahwa para pemilik mesin-mesin penggilingan gabah kita ada yang tutup. Hal ini tentu sangat menyulitkan saudara-saudara kita untuk menggiling padi. Karena itu, kita harapkan melalui media ini, mudah-mudahan bisa didengar oleh bapak ibu yang memiliki mesin penggilingan padi untuk tetap membuka tidak harus sepanjang hari. Bisa diatur waktunya; kita harapkan supaya jangan ditutup sama sekali,” tutur Marius.***




Iklan

Iklan