Di Lelogama, Gubernur Minta ASN Bekerja sebagai Manusia Konsepsional



Kupang,mutiaratimur.net

Titik terakhir Kunjungan Kerja (Kunker) Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) di daratan Timor mulai dari Kabupaten Malaka, Belu, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS) dan akhirnya tiba di Kabupaten Kupang tepatnya di Lelogama Amfoang Selatan.

Rapat Kerja (Raker) bersama Bupati, para Camat, Kepala Desa, tenaga kependidikan dan tenaga kesehatan ini mengambil tempat di Gereja Pniel Lelogama Amfoang Selatan.

Ikut hdir bersama rombongan Gubernur VBL, staf khusus Prof. Dr. Daniel D. Kameo, Dr. Imanuel Blegur, Dr. David B. W. Pandie, MS, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT, Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno, unsur Forkompinda Kabupaten Kupang, dan sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang.

“Manusia itu dalam dirinya ada dua kepribadian, pertama, pribadi secara fisik; yaitu makan, minum, kerja dan segala macam aktivitas-aktivitas biasa. Kedua adalah identitas konsepsional.

Kalau yang   pertama itu tidak bisa ditahan, tidak bisa menolak kematian, pasti mati. Tidak ada orang yang tidak mati secara fisik,” jelas Gubrnur VBL mengutip pendapat seorang Antropolog Ernest Becker Salon.

Menurut Gubernur VBL, kalau manusia fisik pasti mati dan tidak akan diingat. Kalau yang satu lagi, pribadi manusia yang konsepsional. Apa itu ? “Itu manusia yang meninggalkan karyanya dan tidak pernah mati sepanjang massa, karena  dia dikenang selalu.


Contoh, termasuk Ernest Becker ini, kita omong dia sudah mati; hilang dimana. Hari ini di Lelogama ada  seorang gubernur omong tentang nama dia. Itu artinya, dia masih hidup. Itu maksudnya. Menulis buku, memberikan pikiran-pikiran, membuat terobosan-terobosan, pekerjaan-pekerjaan yang dikenal sepanjang massa dan orang akan tetap membicarakan namanya selama-lamanya. Jadi dia tidak akan pernah mati. Itulah yang dimaksudkan dengan manusia konsepsional,” kata Gubernur VBL.

Semua ini sebut Gubernur VBL, adalah tentang nama baik Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Khususnya para Aparatur Sipil Negara (ASN). “Tapi tidak di Kabupaten Kupang; ini ASN di tempat lain. ASN itu kalau kerja saking gajinya sudah jelas; akhirnya dia jadi malas.   Jadi dia kerja asal-asalan. Datang, lihat, merokok, pulang, tiap bulan terima gaji. Karena itu tidak pernah membanggakan apapun, pekerjaan ASN dibandingkan pekerjaan swasta,” kritik Gubernur dan membandingkan kualitas kerja dan layanan di RSDU W.Z Johanes Kupang dengan Rumah Sakit Siloam.

“Itu yang dimaksud dengan mindset. Kebangkitan  yang saya maksudkan; bangkit menuju sejahtera nomor satu adalah pikiranmu, otakmu itu diubah. Dan ilmu itu ada. Birokrat interpreneur itu sudah diperkenalkan ratusan tahun lamanya cuma mungkin belum sampai di Kupang. Artinya,  menyangkut investasi pemerintah dalam pengetahuan kita investasi itu harus kita hitung pertumbuhannya berapa dan pengembaliannya berapa?” ucap Gubernur, balik bertanya.

Karena itu, dalam setiap kesempatan Kunker, Gubernur VBL terus membangun semangat dan optimisme warga masyarakat agar bekerja benar dan sungguh-sungguh. “Pasti ada yang tersinggung. Saya tidak repot karena saya sedang membangun generasi. Kau mau tersinggung itu kau punya urusan. Tapi saya tidak suka provinsi ini melahirkan generasi yang ke depan mereka tidak dianggap. Saya ingin melahirkan generasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan itu yang saya  bilang manusia konsepsional. Orang akan mengenang sepanjang massa bahwa kita telah melahirkan mereka yang bisa berhadapan dengan siapapun.


Mereka mampu untuk mengisi pikiran-pikiran bahkan memberikan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan yang hebat-hebat. Karena  itu, saya ingin agar serius merencanakan dan menempatkan orang-orang terbaik,” tandas mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI.
Gubernur VBL juga menyinggung soal kemiskinan dan angka stunting yang masih tinggi di Kabupaten Kupang.

“Saya sangat serius untuk urus warga miskin dan angka stunting di Kabupaten Kupang, TTS dan TTU. Karena itu, saya minta tolong selesai acara ini Bapeda Kabupaten buat perencanaan yang baik. Saya tahu Kabupaten Kupang harus sama  seperti di Kabupaten TTS dan Kabupaten TTU,” pinta Gubernur VBL.

Di tempat yang sama Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno dalam laporan sekapur sirihnya menegaskan, pihaknya telah bekerja secara revolusioner untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Kupang.

“Untuk mengentaskan kemiskinan, kami bekerja secara revolusioner dalam membangun pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan keluatan dan pembangunan pariwisata,” tandas Bupati Masneno dan mengaku, “Keterbatasan yang kami miliki adalah keterbatasan fiskal daerah. Sehingga tidak sanggup menjangkau semua pembangunan di daerah ini.”
Bupati juga menyampaikan ucapan terima kasih karena wilayah Amfoang akhirnya bisa merasakan adanya jalan aspal.

 “Atas nama rakyat di Kabupaten Kupang, kami menyampaikan terima kasih. Karena sejak republik ini merdeka; sejak Provinsi NTT berdiri; dan Kabupaten Kupang pada tahun 1958; tahun inilah tahun pertama kami menginjak aspal di Amfoang Selatan,” ucap Bupati, disambut tepuk tangan undangan dan hadirin.

Bupati Masneno berharap dengan Kunker Gubernur VBL kali ini, Kabupaten Kupang semakin maju dan berkembang di masa-masa yang akan datang.***

(Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)

Iklan

Iklan