Wakil Gubernur Johni Asadoma Tegaskan: “Lansia Bukan Beban, Tapi Aset Pembangunan!”

 


Rakor Komda Lansia NTT 2025 Dorong Lahirnya Lansia SMART — Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat

Kupang -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur sekaligus Ketua Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) Provinsi NTT, Irjen. Pol. (Purn.) Drs. Johni Asadoma, M.Hum., menegaskan bahwa keberadaan para lanjut usia di NTT bukanlah beban, melainkan potensi dan aset pembangunan yang patut dihargai dan diberdayakan.

Hal itu disampaikan Wagub saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Komda Lansia Se-Provinsi NTT Tahun 2025, yang digelar di  Aula Fernandez Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur, Kamis (16/10/2025) dengan tema “Menuju Lansia SMART — Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat.”

“Kita semua, cepat atau lambat, akan menjadi lansia. Karena itu, bagaimana kita memperlakukan para lansia hari ini akan menjadi cerminan masa depan kita sendiri,” tegas Johni Asadoma dalam sambutannya yang diwakili Kepala Baperida Provinsi NTT, Dr. Alfonsus Theodorus, ST., MT.

Menurutnya, saat ini Provinsi NTT telah memasuki fase aging population, di mana jumlah penduduk lanjut usia mencapai 9,71% dari total penduduk sebanyak 5,6 juta jiwa.

“Artinya, lebih dari 549 ribu warga NTT kini berstatus lansia. Ini bukan sekadar angka, tetapi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan mereka hidup sehat, bahagia, dan tetap produktif,” ujarnya.

Johni Asadoma mengungkapkan, dari 22 kabupaten/kota di NTT, 20 daerah sudah membentuk Komda Lansia, sementara dua lainnya masih dalam proses. Ia mendorong agar seluruh daerah segera menuntaskan pembentukannya, karena tanpa lembaga yang kuat, program dan kebijakan tidak akan berjalan maksimal.

“Kita ingin para lansia tidak hanya menjadi penerima bantuan sosial, tetapi juga menjadi pelaku pembangunan. Mereka punya pengalaman, kebijaksanaan, dan nilai-nilai moral yang luar biasa untuk diwariskan kepada generasi muda,” tandasnya.

Wagub juga menyoroti peningkatan usia harapan hidup masyarakat NTT yang kini mencapai 71 tahun, naik dari sebelumnya 68 tahun. Kenaikan ini, kata dia, merupakan bukti bahwa kualitas kesehatan masyarakat NTT terus meningkat berkat intervensi pemerintah dan kolaborasi lintas sektor.

Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, dan masyarakat, untuk bersama-sama mendorong program Lansia SMART yang berfokus pada kesehatan, kemandirian, dan produktivitas lanjut usia.

 “Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah, Bank NTT, lembaga sosial, dan masyarakat harus berjalan bersama. Lansia yang sehat dan bahagia akan melahirkan generasi yang kuat dan sejahtera,” tegas Johni Asadoma menutup sambutannya.

Sebelumnya, dalam laporan panitia, Prof. Frans Gana, M.Si menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi antar-daerah mengenai tata kelola kelembagaan lansia, menyinkronkan kebijakan pusat dan daerah, serta menyusun rencana strategis untuk memperkuat peran Komda Lansia di seluruh kabupaten/kota di NTT.

Ia juga menegaskan bahwa dasar pelaksanaan kegiatan ini berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, serta Keputusan Gubernur NTT Nomor 100.115 Tahun 2025 tentang perubahan Komda Lansia Provinsi NTT.

“Jika tren peningkatan jumlah lansia ini tidak dikelola dengan baik, akan muncul banyak persoalan sosial dan ekonomi. Karena itu, agenda ini sangat strategis bagi kita semua,” ungkap Prof. Frans Gana.

Acara dihadiri oleh Wakil Bupati/Wakil Wali Kota se-NTT, perwakilan Kemendagri, Kemensos, BKKBN, PKK Provinsi, Bank NTT, TNI/Polri, LSM, serta media massa.Total peserta mencapai 250 orang, dengan dukungan pembiayaan melalui program CSR Bank NTT.

Rapat Koordinasi Penguatan Kelembagaan Komda Lansia Se-Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam membangun komitmen bersama menuju NTT yang ramah lansia di mana setiap warga lanjut usia dihargai, diberdayakan, dan dijaga martabatnya. *(go)








Iklan

Iklan