Wali Kota Kupang: Festival Budaya Nunbaun Sabu Bukti Harmoni Etnis, Spirit Ekonomi dan Kebangkitan Lokal



KUPANG, mutiara-timur.com – Festival Budaya Nunbaun Sabu (NBS) 2025 menyedot perhatian publik saat digelar di Lapak UMKM Pantai NBS, Kamis malam (24/7). Dalam momentum yang sarat budaya dan semangat ekonomi kerakyatan ini, Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo memberikan apresiasi mendalam terhadap sinergi budaya, agama, dan ekonomi yang ditampilkan oleh masyarakat Kelurahan Nunbaun Sabu.

“Saya paling senang kalau warga kumpul lewat kegiatan seperti ini. Jualan bisa laku, UMKM hidup, budaya tetap lestari,” kata Wali Kota dengan penuh semangat saat memberikan sambutan. Ia mengusulkan agar Festival Budaya NBS dapat digelar dua kali setahun mulai 2026 sebagai bentuk penguatan identitas lokal dan potensi ekonomi masyarakat.

Wali Kota menilai Nunbaun Sabu sebagai kelurahan strategis karena dihuni oleh berbagai etnis seperti Alor, Rote, Sabu, dan lainnya. "Ini potensi luar biasa. Nunbaun Sabu bisa jadi kelurahan unggulan di Kota Kupang," tegasnya.

Selain mendorong pelestarian budaya, dr. Christian Widodo juga menitipkan pesan moral kepada generasi muda agar terus menjaga ketertiban, kebersihan, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan sosial dan lingkungan. Ia menekankan bahwa pembangunan kota bukan sekadar urusan infrastruktur, tetapi juga membentuk ruang hidup yang harmonis dan produktif.

"Sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, kalian yang akan berdiri di tempat saya berdiri sekarang," pesannya kepada para pemuda.

Lebih lanjut, Wali Kota juga menyinggung pentingnya keterlibatan ASN Kota Kupang, khususnya yang berdomisili di NBS, dalam kegiatan sosial masyarakat seperti kerja bakti. “Seorang pemimpin harus bertanggung jawab terhadap anggotanya dan siap menerima masukan dari warga,” tambahnya.

Ragam Budaya dan Ekonomi Lokal dalam Satu Panggung

Ketua Panitia Festival Budaya, Mulyanto Djami, S.E., mengungkapkan rasa bangganya atas penyelenggaraan kegiatan ini yang didukung secara luas oleh pemerintah dan masyarakat. Festival dua hari ini menampilkan tarian adat dan kreasi, paduan suara, parade busana, pembacaan puisi, serta seni tutur dari sanggar dan lembaga pendidikan lokal.

“Tujuan kami adalah mengajak generasi muda untuk mencintai budaya, sekaligus memperkuat sektor UMKM dan pariwisata,” ujar Mulyanto. Ia juga menyoroti upaya swadaya warga dalam membangun lapak UMKM, pengelolaan sampah mandiri, serta gotong royong yang digelar rutin setiap Jumat.

Namun, Mulyanto mengingatkan bahwa partisipasi ASN dalam kegiatan lingkungan di wilayah ini masih tergolong minim. Ia berharap Pemkot Kupang dapat mendorong keikutsertaan ASN sebagai bentuk tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat.

Festival Budaya Nunbaun Sabu tahun ini akan ditutup pada Jumat, 25 Juli 2025. Di tengah tantangan zaman, festival ini membuktikan bahwa harmoni budaya, kekuatan ekonomi lokal, dan semangat gotong royong tetap hidup dan tumbuh di jantung Kota Kupang. "(go)






Iklan

Iklan