Kupang –Bioskop Transmart Kupang sore itu penuh dengan haru. Di antara para penonton yang menyaksikan film "Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian", tampak Letkol Arh. Amos Comenius Silakan, S.H., M.M., Komandan Batalyon Arhanud 9/AWJ, duduk berdampingan dengan istrinya, Ny. Amos C. Silakan. Keduanya larut dalam alur cerita yang terasa begitu dekat dengan kehidupan mereka sebagai keluarga prajurit.
Bagi Letkol Amos, Believe bukan sekadar tontonan, melainkan cerminan nyata dari pengorbanan yang selama ini dijalani sebagai anggota TNI.
“Film ini benar-benar membuka mata kita bahwa menjadi prajurit adalah soal pengorbanan dan ketulusan. Banyak hal yang tak semua orang tahu, dan film ini menampilkannya dengan jujur dan emosional. Ini bisa jadi motivasi untuk kita semua,” ucapnya dengan suara penuh makna kepada media Sabtu, (6/7/25).
Di sampingnya, sang istri, Ny. Amos, tak kuasa menyembunyikan air mata. Sebagai Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XLVI PD IX/Udayana, ia memahami betul betapa beratnya peran seorang istri prajurit menanti tanpa kepastian, kuat meski sendiri, dan harus selalu siap jika sang suami dipanggil negara.
“Pengorbanan seorang istri tentara sangat besar. Kami tahu bahwa menikahi prajurit berarti siap ditinggal tanpa pamit, kapan saja dan ke mana saja. Tapi demi NKRI, kami harus kuat. Kami berdiri bersama mereka,” tutur Ny. Amos dengan mata berkaca-kaca.
Baginya, film Believe sukses menggambarkan tidak hanya sisi heroik para prajurit, tetapi juga perjuangan sunyi para istri yang ikut berkorban dalam diam.
“Saya terharu saat melihat adegan istri yang tetap tegar saat ditinggal tugas. Bahkan saat anak mereka sakit dan meninggal, ia tetap tabah. Itu bukan fiksi itu nyata di kehidupan kami,” tambahnya lirih.
Momen nonton bareng ini menjadi ruang refleksi bagi keluarga besar TNI, termasuk Letkol Amos dan istrinya. Mereka berharap film seperti Believe terus diputar agar masyarakat luas terutama generasi muda bisa memahami arti sebenarnya dari sebuah pengabdian.
“Ini bukan film biasa. Ini cermin. Semoga semakin banyak orang menontonnya dan belajar menghargai perjuangan,” tutup Letkol Amos. *(go)