SD Negeri Angkasa Lokasi Baru Tanah Gersang, Gedung Balita; Hendrikus Don Berjuang Ciptakan Lingkungan Hijau & Bersih

Kota Kupang – Di tengah keterbatasan dan kondisi awal lahan yang gersang, SD Negeri Angkasa berdiri sebagai sebuah harapan baru bagi dunia pendidikan di Kota Kupang. Sekolah ini berlokasi di kawasan baru di belakang kantor-kantor pemerintah, perkampungan, perumahan, dan dekat area pemakaman. Meski demikian, Kepala Sekolah Hendrikus Don S.Pd tak pernah surut semangat dalam membangun lingkungan belajar yang aman, nyaman, hijau, dan bersih. Demikian Hendrik Don sapaan lasimnya kepada media memberitakan keterangan pada Selasa, (10/6/25) di ruang kerja.

“Awalnya, tanah ini kering dan tidak bersahabat untuk tanaman. Tapi kami percaya, dari hal kecil seperti menanam pohon, kami bisa memulai perubahan,” ungkap Hendrikus Don. Ia menegaskan bahwa sejak bangun sekolah sekitar satu tahun terakhir, upaya penghijauan dan penataan lingkungan sudah menjadi target utama.

Meski pohon-pohon awal banyak yang tidak tumbuh karena kondisi tanah, hal itu tak menghentikan upaya mereka. “Kami tanam ulang, gali lubang baru, dan terus berinovasi dengan sistem kebersihan,” lanjutnya. Selain penanaman pohon, pihak sekolah juga telah memasang pagar sementara untuk menandai batas tanah dan mulai membenahi halaman sekolah.

SD Negeri Angkasa menerapkan sistem pengelolaan sampah yang cukup rapi, dimulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik. Mereka kini memiliki 9 tempat sampah berbagai ukuran – kecil, sedang, dan besar, termasuk tempat sampah beroda dengan kode warna kuning, biru, dan hitam.

Pada awalnya, sekolah hanya memiliki satu lubang sampah. Namun kini mereka telah menyiapkan lubang baru, karung sampah, dan ember penampung, serta tempat sampah beroda untuk mempermudah mobilisasi. “Kami pastikan setiap siswa tahu cara membuang sampah dengan benar,” kata Hendrikus.

Di belakang sekolah juga telah dibangun kebun kecil dan tempat penyimpanan sampah sementara. Bahkan, warga sekitar seperti pemilik kios ikut mendukung dengan memisahkan sampah plastik, kertas, dan daun.

Menurut Hendrikus Don, edukasi lingkungan tidak hanya dilakukan dalam kelas, tapi juga di luar kelas. Setiap hari, siswa dibiasakan membawa bekal dengan wadah ramah lingkungan seperti rantang, daun pisang, atau tempat makan sendiri, bukan plastik sekali pakai. Sampah bekal mereka juga harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan.

“Anak-anak diajarkan sejak dini bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Kami tertibkan semuanya, bahkan sisa makanan sekalipun,” ujarnya.

SD Negeri Angkasa yang dibangun oleh Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Pendidikan pada tahun 2023 ini memiliki: 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah (ukuran 4x8 meter, dalamnya 4x6 meter), 1 perpustakaan,1 ruang guru.

Saat ini, jumlah siswa mencapai 322 orang, dengan 5 siswa belum terdata dalam sistem Dapodik. Untuk menyesuaikan kapasitas ruang, kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi 3 shift: Pagi (07.00): Kelas 1, 2, dan 6, Siang (10.00): Kelas 3 dan 4, dan Sore (13.00): Kelas 5A dan 5B.

Hendrikus Don menutup pernyataannya dengan penuh harapan: “Kami tahu, dari tanah yang keras pun bisa tumbuh harapan. SD Negeri Angkasa akan terus tumbuh sebagai sekolah bersih, hijau, dan mendidik anak-anak mencintai lingkungan sejak dini.” *(go)














Iklan

Iklan