NTT — Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, SE., M.A., Ph.D, menegaskan pentingnya pembangunan sektor kesehatan dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045. Hal ini disampaikan dalam Forum Koordinasi dan Konsolidasi Arah Kebijakan Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berlangsung Rabu, (4/6/25) di Rujab Gubernur NTT.
Dalam paparannya berjudul "Arah Kebijakan Nasional dan Mekanisme Anggaran Berbasis Kinerja", Kunta Wibawa menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah kunci utama, bukan semata sumber daya alam. “Kalau kita ingin jadi negara maju, seperti Singapura atau Korea Selatan, kuncinya adalah kualitas SDM. Dan itu tak bisa lepas dari dua hal: pendidikan dan kesehatan,” tegasnya.
Menurutnya, bonus demografi Indonesia yang akan berlangsung hingga 2035 menjadi momentum emas untuk mendorong reformasi kesehatan. "Jika kita tidak ambil langkah tegas sekarang, kita akan stagnan sebagai negara berpendapatan menengah seperti Argentina atau Brasil,” ujar Kunta.
Ia menyoroti empat indikator utama untuk mewujudkan masyarakat sehat di tahun 2045:
1. Harapan hidup naik dari 74,4 tahun menjadi 80 tahun.
2. Penurunan angka kematian ibu dan anak di bawah 20 per 100.000 kelahiran.
3. Penurunan prevalensi stunting secara signifikan, menjadi satu digit nasional.
4. Penguatan perlindungan sosial kesehatan, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), agar masyarakat tidak jatuh miskin akibat sakit.
Kunta juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, swasta, hingga masyarakat. “Kesehatan bukan hanya soal APBN atau APBD, tetapi juga kontribusi swasta dan pembiayaan mandiri masyarakat,” jelasnya.
Ia menutup dengan penegasan bahwa kesehatan telah ditetapkan sebagai prioritas nasional dalam RPJMN, sejalan dengan misi memperkuat SDM unggul. “Jangan sampai anak cucu kita sengsara karena kita tidak melakukan reformasi hari ini,” pungkasnya.*(go)