Kupang, NTT — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pertemuan strategis bersama jajaran Kementerian Kesehatan RI, para bupati, wali kota, serta jajaran OPD se-NTT, guna menyelaraskan arah pembangunan. Pertemuan ini menjadi wadah penting untuk menyatukan langkah antara pusat, provinsi, dan daerah dalam membangun sistem serta ekosistem pembangunan yang tangguh dari desa hingga pusat.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Dr. Kunta Wibawa Dasa Nugraha, serta dua sosok penting dari jajaran dirjen yang selama ini turut menentukan arah dan distribusi anggaran strategis di sektor kesehatan. Hadir pula Ibu Maria Endang Sumiwi selaku Dirjen Kesehatan Masyarakat, yang menyampaikan kesiapan kementerian dalam mendorong akselerasi program prioritas di wilayah-wilayah tertinggal, termasuk NTT.
Dalam sambutannya, Gubernur NTT Melki Laka Lena menyampaikan apresiasi kepada jajaran Kemenkes RI dan seluruh kepala daerah yang telah hadir. Ia menekankan pentingnya kolaborasi nyata dalam menyusun program lintas sektor yang tepat sasaran.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Ayo bangun sistem, ayo bangun ekosistem yang tangguh dari desa sampai ke pusat. Kolaborasi dan sinergi ini harus menjadi semangat bersama agar pembangunan tidak hanya berhenti di atas kertas, tapi menyentuh masyarakat,” tegas Gubernur pada Rabu, (4/6/25).
Salah satu hal krusial yang dibahas dalam pertemuan ini adalah sinkronisasi perencanaan anggaran antara pemerintah pusat dan daerah. Sekjen Kemenkes RI, Dr. Kunta, dikenal sebagai sosok strategis yang turut menentukan alokasi anggaran nasional, khususnya untuk sektor kesehatan. Meskipun dikenal pendiam, Gubernur menyebut beliau sebagai figur "berbahaya dalam arti positif", karena hampir seluruh usulan anggaran kesehatan bergantung pada telaah dan persetujuan di level sekretariat jenderal.
"Kita tidak bisa hanya menyusun program yang ideal di atas kertas. Kita harus tahu siapa yang bisa bantu kita mendorong usulan itu agar bisa masuk dalam skala prioritas nasional," ujar salah satu bupati yang hadir.
Forum ini juga membuka ruang untuk membahas tantangan konkret di lapangan, seperti keterbatasan akses internet di desa-desa, kekurangan fasilitas kesehatan, serta perlunya digitalisasi pelayanan publik. Salah satu kasus yang disoroti adalah kebutuhan mendesak akses internet untuk 171 titik layanan masyarakat di NTT.
“Bayangkan, hanya butuh Rp500 juta untuk akses internet di beberapa titik, tapi kita sering kalah cepat karena kurang koordinasi. Sementara di daerah lain bisa langsung minta anggaran hingga Rp100 miliar untuk hal yang sama,” ungkap seorang peserta forum dari unsur dinas kesehatan.
Gubernur menegaskan bahwa momen pertemuan ini tidak sekadar seremonial, melainkan awal dari konsolidasi menyeluruh untuk menyambut tahun anggaran 2026. Visi pembangunan berkelanjutan di NTT harus berjalan seiring dengan arah kebijakan nasional, termasuk dalam kerangka RPJMN dan RPJMD.
Gubernur juga mengajak para kepala daerah dan OPD untuk aktif menyusun program berbasis data dan kebutuhan nyata masyarakat. Menurutnya, inisiatif pembangunan harus dimulai dari bawah, dengan data yang kuat dan aksi yang terukur.
"Dari data kita masuk ke aksi. Jangan tunggu arahan pusat baru kita kerja. Kalau kita sudah siapkan dengan matang, pasti dukungan itu datang," tambahnya.
Gubernur juga mengapresiasi peran para wakil bupati, wakil wali kota, sekda, asisten, dan kepala dinas kesehatan yang hadir aktif dalam forum ini. Menurutnya, kolaborasi harus dimulai dari level strategis hingga teknis agar tidak ada lagi celah dalam pelaksanaan program.
Di akhir pidatonya, Gubernur mengajak seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat untuk menjadikan kesehatan dan pembangunan sebagai gerakan bersama. Ia meyakini bahwa hanya dengan sinergi lintas sektor dan lintas wilayah, NTT bisa bergerak maju menuju provinsi yang sehat, sejahtera, dan berdaya saing.
“Mari kita pastikan bahwa sinergi antara kabupaten, kota, provinsi, dan pusat berjalan baik. Ayo sehat bersama. Ayo bangun NTT!” tutup Gubernur dengan penuh semangat. *(go)