Tanpa menunggu instruksi pusat, sekolah ini lebih dulu tanamkan nilai kebersihan dan penghijauan demi lingkungan belajar yang sehat
Kupang — Ketika pemerintah baru menggencarkan program Sekolah Hijau dan Bersih, SMP Swasta Angkasa sudah lebih dulu mengambil langkah nyata. Di tengah keterbatasan akibat renovasi gedung, semangat menjaga lingkungan tetap dijalankan. Komitmen sekolah ini menjadi contoh inspiratif di tengah tantangan fasilitas.
Kepala Sekolah SMP Swasta Angkasa, Drs. Sebastian Bali Demon kepada media Senin, (5/5/25), menegaskan bahwa kesadaran akan pentingnya kebersihan dan penghijauan telah menjadi bagian dari karakter sekolah jauh sebelum program resmi dari pemerintah.
"Konsep sekolah hijau ini sudah jadi perhatian kami sejak lama. Walaupun sekarang kami sedang perbaikan atap dan beberapa ruangan, kebersihan tetap kami prioritaskan. Setiap hari siswa bertugas membersihkan lingkungan sekolah," ujar Sebastian.
Tugas kebersihan dibagi per kelas, di mana setiap siswa dan guru memiliki tanggung jawab terhadap area masing-masing. Kegiatan bersih-bersih bukan sekadar rutinitas, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter.
"Wali kelas kami juga aktif mengarahkan. Sekali waktu, semua guru, dari TK, SD, hingga SMP, turun langsung membersihkan pelataran sekolah," tambahnya.
Sebagian tanaman hias memang belum tersedia karena proses pembangunan. Sebanyak 56 pot bunga lama yang dulu menghiasi halaman kini mulai rusak. Namun, sekolah telah merencanakan pengadaan pot-pot baru untuk mengganti dan menambah penghijauan.
"Yang lama itu sebagian masih ada di depan kelas. Kami sedang mencari tambahan baru, dan itu sudah jadi agenda kami."
Tak hanya siswa dan guru, peran orang tua juga sangat penting. Dalam setiap pembagian rapor, pihak sekolah menyampaikan pesan lingkungan secara langsung kepada wali murid.
"Kami ajak orang tua untuk mendukung apa yang ditanamkan di sekolah. Jangan hanya di sekolah saja, tapi di rumah juga harus didukung. Anak-anak harus belajar bahwa bunga dan tanaman bukan sekadar hiasan, tapi juga bagian dari kehidupan yang harus dijaga."
Drs. Sebastian juga menyambut positif program dari pemerintah. Menurutnya, program nasional ini justru memperkuat gerakan yang sudah lebih dulu dijalankan sekolahnya.
"Program pemerintah ini jadi penguat moral bagi kami. Kalau sebelumnya kami jalan sendiri, sekarang kami bisa bilang ke orang tua: ini bukan hanya dari sekolah, tapi pemerintah juga minta hal yang sama."
SMP Swasta Angkasa juga mendukung moto Wali Kota Kupang terkait kawasan bebas rokok. Sekolah telah menyiapkan spanduk larangan merokok dan poster motivasi, yang akan dipasang begitu renovasi rampung.
"Kami sudah siapkan semuanya. Nanti akan kami pasang di bagian depan setelah ruangan selesai direnovasi."
Kisah SMP Swasta Angkasa menjadi bukti bahwa upaya membangun sekolah hijau dan bersih tak harus menunggu instruksi dari atas. Dengan semangat kolektif, sekolah ini telah menjadi teladan bagi lingkungan pendidikan lain di Kupang dan sekitarnya. *(go)