Gerakan Bawa Kresek dan Peran Koordinator Sekolah Wujudkan SD Katolik St. Arnoldus Lingkungan Hijau dan Bebas Sampah

Kupang — Sekolah Dasar Katolik St. Arnoldus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung program lingkungan bersih dan sehat melalui gerakan Bawa Kresek, yang mengedukasi siswa agar bertanggung jawab terhadap sampah mereka masing-masing.

Kepala Sekolah SD Katolik St. Arnoldus, Yohanes Tamo Ama, S.Pd., menyatakan bahwa gerakan ini sejalan dengan visi Pemerintah Kota Kupang di bawah kepemimpinan Wali Kota yang baru, yang menekankan semangat pelayanan dan kebersamaan menjaga kebersihan lingkungan.

 “Program ini bukan hal baru di sekolah kami. Sejak lama kami sudah mencanangkan budaya bersih, dan saat ini gerakan Bawa Kresek menjadi semakin efektif. Anak-anak setiap hari membawa kantong kresek dari rumah untuk menampung sampahnya sendiri, lalu dibuang di tempat sampah sesuai jenisnya,” jelas Yohanes.

Sekolah telah menyiapkan delapan bak sampah berwarna berbeda (merah, hijau, dan putih) untuk memilah sampah organik dan non-organik. Selain itu, pihak sekolah membentuk Koordinator Kebersihan yang bertugas pada setiap jam istirahat untuk mengarahkan siswa agar aktif menjaga kebersihan lingkungan secara mandiri.

“Setiap istirahat, koordinator kebersihan memandu siswa melalui pengeras suara untuk memeriksa lingkungan sekitar dan segera memungut serta membuang sampah yang mereka lihat. Ini membentuk karakter peduli lingkungan sejak dini,” tambah Yohanes.

Program ini juga didukung oleh piket kelas pagi, kerja bakti setiap Sabtu seusai ibadah akhir pekan, serta keterlibatan orang tua dalam mendukung anak-anak membawa kantong kresek dari rumah.

Tak kalah penting, pihak sekolah juga menunjuk Koordinator Kantin yang memastikan kebersihan dan kelayakan jajanan di lingkungan sekolah. Koordinator ini bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk pengawasan kualitas makanan, memastikan seluruh makanan yang dijual bersih dan sehat.

“Kami ingin semua yang ada di kantin itu benar-benar layak konsumsi bagi anak-anak. Pemeriksaan mendadak atau insidental juga kami dukung demi menjaga standar kebersihan dan kesehatan,” ujar Yohanes.

Dengan 700 lebih siswa, 43 guru dan staf, serta 23 rombongan belajar, SD Katolik St. Arnoldus menjadi contoh nyata sekolah yang mengintegrasikan nilai-nilai kebersihan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan dalam proses belajar-mengajar.

Yohanes menambahkan, “Kami juga aktif mengajak siswa dan orang tua untuk menanam pohon dan menciptakan lingkungan yang hijau, sejuk, dan nyaman untuk belajar. Kami percaya, sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tapi juga pembentukan karakter peduli lingkungan.”

Gerakan Bawa Kresek, koordinasi kebersihan yang sistematis, dan pengawasan kantin yang ketat menjadikan SD Katolik St. Arnoldus sebagai pionir sekolah bersih dan hijau di Kota Kupang. *(go)




Iklan

Iklan