“Imanuel - Allah Menyertai Kita," Germanus Attawuwur

Foto screenshot google 

Kotbah Vigili Natal, 24 Des2024

Bacaan:Yes.62:1-5; Kis.13:16-17.22-25; Mat.1:18-25

Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, Akhirnya kita memasuki Malam natal, hari yang ditunggu-tunggu. Kita merayakan Misa Malam Natal yang disebut sebagai Misa Malaekat. Karena ada khabar sukacita dari malaekat bahwa Tuhan akan lahir di kandang Betlehem. Malam natal adalah penanda puncak masa adven atau persiapan sebelum Natal atau malam sebelum Yesus lahir.


Malam natal selalu diidentikan dengan ketenangan, pengharapan, dan peneguhan akan janji keselamatan. Malam natal juga adalah momen bagi kita umat manusia untuk merasakan dan meresapi bahwa kasih Allah itu tanpa batas, sejak IA menciptakan manusia, sampai manusia jatuh kedalam dosa, selalu saja Allah memiliki inisiatif untuk memberikan kemerdekaan bagi kita manusia. Allah tidak menghendaki kita binasa, tapi IA ingin memberikan kepada kita kehidupan kekal (Yoh. 3:16). 


Mengawali upacara malam natal, umat selalu diperdengarkan oleh pembawa Maklumat Natal. Maklumat Natal merupakan salah satu bagian penting dalam menyambut perayaan Natal.


Fungsinya adalah sebagai sarana untuk menyebarkan informasi terkait kegiatan, kebijakan, atau pesan rohani yang berkaitan dengan perayaan tersebut. Maklumat Natal adalah pengumuman tentang kelahiran Yesus Kristus yang disampaikan dalam ibadah atau misa Natal. Maklumat ini juga bisa berisi imbauan untuk merayakan Natal dengan penuh kedamaian dan kasih sayang. Selain itu juga menekankan nilai-nilai Kristiani seperti solidaritas, berbagi, dan kedamaian antar sesama.


Saudara-saudara, pada malam natal ini kita mendengar tentang silsilah Yesus yang digambarkan dengan begitu lengkap oleh penginjil Matius.  Pada akhir silsilah Yesus itu, Matius menyimpulkan bahwa ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Silsilah itu juga dikumandangkan dalam Maklumat Kelahiran Yesus, yang kita dengar tadi. 


 Silsilah Yesus itu mau menegaskan kepada kita bahwa Yesus adalah benar-benar manusia. Karena itu secara biologis Dia harus lahir dari seorang wanita sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Mikha yang kita dengar pada Minggu Adven IV. Selain Mikha, gurunya Yesaya, nabi besar dari Perjanjian Lama, meramalkan kelahiran Mesias di masa datang.


“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yesaya 7:14). 

Ramalan 700 tahun silam itu akhirnya menjadi kenyataan. Kenyataan bahwa perempuan muda yang mengandung itu adalah Maria, yang ketika itu sedang bertunangan dengan Yusuf.


Tatkala melihat tunangannya yang sedang hamil itu, Yusuf menjadi dilema, antara hendak melepaskan Maria dengan diam-diam atau tetap mengambilnya menjadi istrinya.Dalam keadaan dilema itulah hadir malaekat Tuhan menampakan diri dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.”


Penampakan malaekat kepadanya membuat dia teguh hatinya. Ia mengambil Maria sebagai istrinya.Itulah keagungan Santo Yosef. Dia adalah figur bapa biasa dengan cintanya yang luar biasa. Dia tidak mengacuhkan omelan dan gossip orang tentang Maria istrinya yang mengandung di luar nikah. Ia malah dengan teguh hati mengambil Maria menjadi istrinya.


Karena itu kita temukan bahwa dalam dia tidak banyak diceritakan. Meski demikian dari catatan singkat dalam Kitab Suci itu, kita mengenalnya sebagai pribadi yang tulus, saleh, jujur, bijaksana, rendah hati, dan penuh rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas mulia dari Allah sebagai bapa Keluarga Kudus Nazaret (Yosef, Maria, dan Yesus). Ia pelaksana kehendak Allah yang lurus, tekun dan setia tanpa banyak bicara. St Yosef adalah suami dan bapa yang penuh tanggung jawab. Dalam diamnya, Santo Yosef menampilkan gambaran tokoh yang setia dan taat. Tanpa berkata-kata, ia menjalankan perutusan Allah yang diterimanya melalui malaikat:” Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.


"HadirNya Yesus ke tengah dunia untuk menegaskan kepada kita ahwa Allah adalah Imanuel yang berarti Allah menyertai kita.

Saudara-saudari yang terkasih, bertepatan dengan malam natal ini, Paus Fransiskus membuka Pintu Suci Basilika Santo Petrus di Vatikan tanda dimulainya Tahun Yobel – Tahun Pembebasan – Tahun Rahmat Tuhan. Tema Tahun Yobel 2025 adalah “Pengharapan tidak mengecewakan” (Rm 5:5). Tahun Yobel, memiliki tradisi biblis, diambil dari Kitab Imamat. “Firman Tuhan:Engkau harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya” (Imamat 25:10).


Penetapan hukum Musa ini kemudian diterapkan oleh nabi Yesaya: “Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.” (Yes 61:1–2). Yesus menjadikan kata-kata itu sebagai miliknya pada awal pelayanan-Nya, menampilkan diri-Nya sebagai penggenapan “tahun rahmat Tuhan” (Luk 4:18–19).


Paus Fransiskus berharap”Semoga Yubileum ini menjadi momen perjumpaan pribadi yang sejati dengan Tuhan Yesus sebagai “pintu”, jalan kebenaran dan hidup yang selalu diwartakan oleh Gereja, di mana saja dan kepada semua orang sebagai “pengharapan kita” (1 Tim 1:1). Marilah kita berjalan, menapaki Tahun Yubileum dengan iman bahwa Allah Imanuel akan senantiasa menyertai kita. *(ger)


Iklan

Iklan