Proyek Air Minum Iligai Rp1,8 Miliar Gagal Meneteskan Air, Angin Pun Tak Keluar



MAUMERE, // Apes benar nasib warga Desa Iligai, Kecamatan Lela, Kabupaten Siikka, proyek air minum yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sikka pada tahun 2018   gagal total alias tidak mengalirkan setetes air pun bagi warga hingga tahun 2023 saat ini.  Ribuan warga Iligai yang semula merasa senang dengan kehadiran proyek air minum yang bersumber dari dana DAK itu kini  tak berdaya karena tidak menikmati aliran air pada pipa- pipa yang dibangun. 

Puluhan warga yang rumahnya telah tersambung jaringan pipa dan keran air minum, mengaku sangat kecewa dan marah dan ada yang mengancam akan memotong pipa-pipa air minum yang melewati rumah mereka karena tidak bermanfaat bagi mereka. Bukan hanya mengancam saja, tapi menurut mereka ada pipa yang sudah dibakar oleh warga karena melewati ladang warga.

"Kami kecewa sekali, setelah dibangun pada tahun 2018 silam, pipa-pipa ini tidak mengalirkan air. Air hanya mengalir waktu uji coba awal saja. Memang ada warga yang sempat menikmati aliran air, tapi lebih banyak warga lainnya tidak dapat minum air karena hanya alirkan angin saja," kata  warga saat ditemui media ini di desa Iligai pekan lalu.

Tokoh masyarakat Iligai, Paul Laro dalam diskusi di kediamannya pekan lalu,  menerangkan masalah air minum di Iligai telah menjadi masalah sejak puluhan tahun. Dengan kehadiran Proyek ini sebenarnya menjadi solusi bagi krisis air di Iligai. Namun sayang sampai sekarang warga tidak menikmati air karena jaringan air yang dibangun tidak berfungsi bertahun- tahun lamanya. 

"Kami berharap pihak terkait sebagai pengelola air minum Iligai  segera mengalirkan air agar pipa- pipa yang dibangun itu bermanfaat dan tidak dirusak warga," pintanya. 

Untuk dketahui, pada tahun 2017 silam ramai dbertakan media- media lokal dan nasional  warga Iligai alami krisis air selama kurang lebih 70 tahun. Warga Iligai hanya bertahan hidup dengan air hujan dan air dari batang pisang serta pepohonan lainnya. Selain itu, di musim kemerau tiba, warga terpaksa membeli air tanki yang dijual oleh pengusaha dari Lela dan Maumere dengan harga per tanki dari 500 ribu hingga 1 juta rupiah. 

Viralnya berita itu, mendorong Pemerintah Pusat mengucurkan dana DAK sebesar Rp1.8 Miliar untuk pembangunan jaringan air minum di Desa Iligai. Dana yang diterima Pemerintah Kabupaten Sikka yang dpimpin Bupati Ansar Rera itu kemudian di laksanakan oleh pihak kontraktor dari Flores Timur.  Proyek kemudian dikerjakan dan diresmikan oleh Bupati Ansar Rera menjelang akhir masa jabatan bupati. Namun sayang, air hanya meetes sejenak dan redup dan mati hingga tahun 2023 saat ini. *(bkr/ft)

Iklan

Iklan