MENEMUKAN KEBAHAGIAAN SEJATI DALAM TUHAN

RD. Loren B. Laja, Dosen STFK       Ledalero, Pembina Seminaris Ritapiret


RENUNGAN: MINGGU BIASA VI TAHUN C

Bacaan:

Yer, 17:5-8

1Kor, 15:12.16-20

Luk, 16:17.20-26

Kebahagiaan selalu dicari dan dikejar semua orang dengan pelbagai macam cara. Namun orang tidak akan menemukan kesempurnaan kebahagiaandengan memiliki apa yang kita dapatkan dari hasil perjuangannya: harta, kebutuhan terjamin dan kepuasan terpenuhi semuanya; canda tawa yang kita nikmati; cinta yang selalu kita peroleh dan penghargaan serta rasa hormat yang selalu kita terima dari siapapun. Apakah ini sudah cukup bagi kita? Dalam benak dan pemikiran hati kita, mungkin semua yang kita peroleh itu sudah sangat cukup bagi kita untuk melewati dunia ini, kehidupan keluarga kita, pilihan dan panggilan hidup kita sebagai biarawan-biarawati, sebagai manusia pada umumnya, sebagai murid-murid Kristus, sekaligus pula sebagai orang beriman. 

Ibu-bapa….

Melalui bacaan suci hari ini, kita justru diperhadapkan dengan logika pemikiran Yesusmelalui ajaran Sabda bahagiaNya di dataran yang ditujukan khusus kepada para murid. Hal ini dibuktikan dengan kata-kata: Yesus memandang murid-muridNya dan berkata “Berbahagialah bagi kamu yang miskin, karena kamu yang empunya Kerajaan Allah. Berbagialah kamu yang lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah kamu yang kini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia kamu dibenci, dikucilkan dan dicela serta ditolak; bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu, sebab sesungguhnya besarlah ganjaranmu di surga.

Yesus sebenarnya mau menunjukkan bahwa menjadi murid Kristus berarti selalu melawan arus-kontras dengan dunia. Sebuah sikap hidup, cara hidup, gaya hidup yang tidak mendewakan segala yang dimiliki, tetapi mesti meninggalkan semuanya demi kerajaan Allah. Suatu cara hidup yang tidak mencari kepuasan dan kesenangan diri, tetapi berani menerima resiko, ditolak, dibenci, dikucilkan karena Nama Yesus yang diwartakan. Siapa diantara kita ingin lapar, hidup dalam ketidakpuasan, menangis setiap hari, serta selalu dibenci dan ditolak orang lain? Saya kira tidak ada yang mau menerima hal itu. Namun demikian sebagai murid Kristus tak ada pilihan lain,selain komitmen untuk menerima dan mengalami semuanya itu. Lalu bagaimana dengan kita umat beriman? Mari kita lihat sabda Tuhan hari ini mengajak kita bagaimana cara kita meletakkan dasar kehidupan kita di dunia ini, agar tidak dibangun di atas dasar yang rapuh dan berhenti di dunia ini saja, melainkan sebuah dasar hidup yang kokoh dan selalu berujung pada kehidupan kekal di surga. 

Ibu-bapa…

Ada dua cara tetapi berlawanan dalam mengaturmenata kehidupan di dunia ini yakni: pertama, percaya pada kekuatan diri kita sendiri; dengan konsekwensiya yakni: hidup kita akan menjadi seperti semak bulus (gundul sama sekali, tidak berdaun, tidak beranting) di padang belantara; kita tidak akan mengalami keadaan baik dan akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Kedua, menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan untuk menjadi seperti pohon yang tidak pernah berhenti menghasilkan buah, meskipun dilanda musim kering, sebagaimana yang kita dengar tadi dalam bacaan pertama. 

Di sini Nabi Yeremia, mengajak kita untuk lebih percaya pada hal-hal ilahi daripada percaya kepada manusia, apalagi percaya pada diri sendiri. Percaya kepada Tuhan berarti mendengarkan firman-Nya dan menjadikannya pedoman hidup kita. Sudahkah kita menjadikan Firman Tuhan pedoman hidup kita setiap hari? Sering yang terjadi dalam hidup kita, bukan sabda Tuhan yang keluar dari mulut kita, tetapi, sabda cacian, amarah, gossip yang dapat menciptakan kebencian dan permusuhan satu sama lain. Bukankah semuanya ini menjadi dasar rapuh yang dapat menghancurkan persaudaraan diantara kita; yang membuat hidup kita seolah-olah hanya ada kesementaraan, kefanaan yang membosankan dan bukan kefanaan yang mengandung unsur kebakaan, kekekalan. Sebab jika kita melakukan semua yang dikehendaki Tuhan, maka bukan tidak mungkin, kalau boleh saya katakana itu pasti, kita akan mendapatkan upah surgawi, sebagaimana dijamin oleh Paulus dalam bacaan kedua: yang mengatakan bahwa kebangkitan Kristus adalah jaminan kebangkitan bagi semua orang. “Jika Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah iman kita!”

Ibu-bapa…..

Melalui sabda bahagia Yesus berpesan kepada kita bahwasannya kebahagiaan sejati itu hanya dapatdihasilkan oleh hubungan kita yang intens dan intim dengan Tuhan. Pesan Sabda Bahagia adalah seruan sintetik dan radikal yang ditujukan kepada mereka yang telah membuat pilihan pertama untuk Yesus dan untuk Kerajaan Allah. Seruan sintetik dan radikal artinya: Sabda Bahagia ini merupakan sintesis atau ringkasan seluruh kehidupan Yesus, kehidupan para murid, bahkan kehidupan kita semuayang telah mengimani-Nya. 

Visi Yesus tentang kerajaan yang dibawa-Nya mengandung banyak resiko bagi kita ketika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan dunia yang tidak mengenal dan menolak kehadiran Allah, sekaligus pula menjadi berkat bagi semua orang. Karena itu, kepada kita diajak, untuk semakin kuat dalam beriman, semakin yakin dalam pengharapan dan semakin bebas dalam mencintai semua orang tanpa pamrih, serta melayani dengan penuh pengorbanan. Kalau kita beriman pada-Nya berarti kita harus bersedia untuk ditransformasi oleh Yesus sendiri dengan selalu mau mencari kehendak Allah; menerima Yesus sebagai kebenaran Ilahi; bersedia menjadi tanda berkat dan damai dengan sesama; dan rela mewartakan pertobatan dan kasih kepada siapa saja.

Ibu-bapa….

Yesus Kristus telah sempurna melaksanakan sabda bahagia dengan hidup, pewartaan, pelayanan, penderitaan, wafat dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Atau seperti yang ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik yakni: “Sabda bahagia mencerminkan wajah Yesus Kristus dan cinta kasihNya. Sabda Bahagia menunjukkan panggilan umat beriman, diikutsertakan di dalam sengsara dan kebangkitan-Nya; Sabda Bahagia menampilkan perbuatan dan sikap yang mewarnai kehidupan Kristen; Sabda Bahagia merupakan janji-janji yang tidak disangka-sangka, yang meneguhkan harapan di dalam kesulitan; Sabda Bahagia menyatakan berkat dan ganjaran, yang murid-murid sudah miliki secara rahasia. Sabda Bahagia sudah dinyatakan dalam kehidupan Perawan Maria dan semua orang kudus.”

Ada Beberapa poin penting perlu kita simak hari ini yakni:

1. Efek dari pekerjaan yang kita lakukan kebenaran dan kepercayaan kepada Tuhan yakni tidak mendatangkan kutukan sebagaimana orang yang mengandalkan kekuatan manusia. Fakta khusus yang ditemukan di sini yakni "percaya kepada Tuhan" berarti tidak hanya mempraktikkan perintah-perintahnya, tetapi juga menemukan di dalam dirinya sumber air segar dan permanen yang memungkinkan dia untuk terus "berbuah" di setiap musim kehidupan. Orang yang bertindak dengan cara ini, kemudian, juga akan menemukan bahwa Hukum Tuhan menjadi sumber sukacita, yang mengharuskan kita untuk terus merenungkannya setiap hari. 

Sabda Tuhan mesti terus mengalir dalam setiap relung perjuangan hidup kita, jika kita mau supaya hidup kita produktif dan tidak hanya konsumtif; menghasilkan buah yang dapat kita bagikan dalam pengorbanan dan pelayanan kasih kita dalam tugas dan profesi hidup kita masingmasing setiap hari, dan bukan hanya menghabiskan buah yang dihasilkan orang lain.

2. Sukacita sejati tidak kita temukan di dalam harta kekayaan, dalam kesenangan dan canda tawa, serta kepuasan hidup; dalam rasa nyaman, rasa damai dan rasa hormat palsu yang kita terima dan pertahankan, akan tetapi sukcita sejati hanya kita temukan di dalam Tuhan; mengambil bagian dalam kehidupan, penderitaan, kematian dan kebangkitanNya yakni dengan berkomitmen melaksanakan tugas pelayanan dalam profesi kita masing-masing setiap hari.

3. Semoga penderitaan Kristus menjadi alasan bagi kita untuk lebih berani menderita bagi orang lain. 

Semoga kematian Kristus menjadi alasan paling kuat bagi kita untuk hidup demi Kristus, dan kebangkitan Kristus menjadi alasan bagi untuk mati dan berkorban demi Kristus. Sementara kehidupan Kristus harus menjadi alasan bagi kita menjadi berguna bagi orang lain. Sebab jika tidak maka kita layak diberi gelar MORGEN-MORet Guna EoN(g). 

4. Marilah, semoga dalam Tuhan kita dapat menemukan kebahagiaan sejati, kepada sesama kita membagikan kebahagiaan sejati, sedangkan dalam kebersamaan, kita menikmati kebahagiaan sejati. Ini adalah upah terbesar yang tidak hanya kita nikmati ketika kita masuk surga, akan tetapi sudah seharusnya kita nikmati di dunia ini. Bukankah ini suatu yang indah dalam pengertian dan pemahaman hidup beriman kita yang benar! Mari kita renung dalam hati kita masing-masing. Amin!



Iklan

Iklan