MTN, Kupang- Keluarga Asal Gereja Tua, Paroki Sikka menyelenggarakan syukuran bersama sebagai bentuk membangun kembali semangat kekeluargaan sesama di tanah Timor, Kupang.
Kegiatan tersebut didahului dengan perayaan ekaristi kudus atau misa yang dipimpin oleh RD. Valens Boy yang bertempat di rumah Ignatius Conterius Naikoten 1 pada Kamis (27/1/22).
RD. Valens dosen dan pembina Seminari St. Mikhael Kupang dalam homilinya menyampaikan, "kehadari kita malam ini untuk mensyukuri Atas kebaikan Tuhan terhadap keluarga Conterius, Keluarga Karwayu dan atau semua keluarga Sikka (dari paroki Sikka-red) atas kehidupan yang dipermuliakan Tuhan kepada kita untuk lebih bermartabat. Kita juga mensyukuri pada hari ini Putera dari Bpk. Bartol Badar, Romo Iwan (RD. Justinus Kurniawan Karwayu-red) ditahbiskan imam, di Denpasar."
Dalam kotbahnya, Romo Valens Boy, Pr jebolan Seminari Ritapiret/STFK Ledalero Maumere, mengenal baik paroki St.Ignatius Loyola Sikka mengangkat fakta, bahwa orang dari Gereja Tua, Paroki Sikka sebelumnya dalam hal hidup membiara, pelayan umat ( imam, frater, suster, bruder) keterpanggilannya bagaikan air mengalir.
"Keluarga Sikka dalam hal panggilan hidup menjadi pelayan umat Tuhan sebelumnya bagaikan air mengalir dan mengalir. Setelah itu air mengalir tak terasa, tak terlihat lagi, mungkin terbenam, dan hari ini ( Kamis, 27/1) air itu kembali mengalir dengan tertahbisnya Romo Iwan Karwayu karena itu patut kita mensyukuri atas peristiwa berahmat ini," ungkap RD.Valens Boy.
Gereja Tua (GT) Pilihan Nama Paguyuban
Semangat Keluarga dari Paroki Sikka di Kupang untuk berkumpul bersama sebelumnya pernah ada dengan nama KOMPAS namun kemudian terbenam atau tidak terlihat, mungkin seperti kotbah Romo Valens itu kesannya. Tetapi dihari yang sangat momental ada tahbisan imam baru Putera asal Keluarga Paroki Sikka semangat ini kembali mencuat, terbukti dengan banyaknya keluarga Gereja Tua yang hadir pada malam perayaan syukuran tersebut.
Dari kehadiran ini memberi sinyal bahwa keluarga asal Paroki Sikka punya semangat untuk hidup bersama dalam wadah paguyuban. Berdasarkan kilas balik atau evaluasi pada kesempatan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama sebuah wadah paguyuban dengan nama GEREJA TUA atau disingkat GT (Gete: bahasa Sikka). Gete itu sesuatu yang luar biasa, yang bermartabat, mulia, agung dan itu hanya ada pada Tuhan. Sebagaimana untaian kalimat yang terpampang di atas pintu masuk Gereja Tua itu, "Sawe-Sawe Potat Dese Poi Tuhan Gera Hude."
Gereja Tua Sikka yang dibangun pada tahun 1889 oleh misionaris Jesuit itu sungguh mendunia, karena dalam kaitan kepariwisataan, Gereja ini sebagai icon destinasi wisata bangunan bersejarah dan wisata rohani dengan giat Logu Sehnor setiap Jumat Agung. Inilah sedikit landasan pijak nama paguyuban orang-orang asal paroki Sikka di Kupang.
Paguyuban Gereja Tua dibentuk dengan tujuan utama adalah nia nolong, plewo plaa, tukelakang ei kurang susar moret gumang lerong (saling peduli, saling tegur sapa, bantu membantu, berbelah rasa satu sama lain dalam hari hidup) di Kota Kupang sebagai keluarga.
Guna merealisasikan tujuan ini maka ada program kegiatan bersama berupa Arisan bersama setiap bulan pada minggu kedua, Giat Sosial mengunjungi keluarga yang dalam kondisi tertentu perlu dikunjungi, syukuran bersama di akhir tahun dan awal tahun.*(mt)