Mutiaratimur.net, Kupang, - Gebrakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ( PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan program Desa Model terlihat sebagai sebuah gerakan yang penuh makna. Penuh makna karena ada sebuah rantai entry point dengan pemberdayaan ekonomi sebagai pabrik alamiah bagi rakyat desa model untuk dapat menghasilkan menu makanan organik dari pertanian dan perternakan sebagai bahan dasar yang akan diolah menjadi produk Pemberi Makan Tambahan (PMT).
"Program desa model mempunyai kegiatan yang sasaran pada kelompok ibu hamil, Ibu menyusui, bayi, anak PAUD dan seterusnya," demikian ungkap Kadis PMD NTT, Drs. Viktor Manek, M.Si, pada hari Senin (6/12/21) ketika menemui para awak media.
Menurut Kadis, Pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di desa model sangat baik dari sisi ekonomi mapun dari kesehatan bagi pertumbuhan anak.
Viktor Manek mengatakan, "Pemberdayaan ekonomi melalui tanaman sayuran organik, ternak lele dan ayam secara organik sangat membantu secara ekonomis dengan prinsip efisiensi dan efektivitas tak perlu mengeluarkan biaya dan tenaga. Karena ada tersedia makanan organik, sayur-sayuran, ikan lele ataupun ayam kampung yang terpelihara secara organik. Butuh sayuran ambil dari tanaman sendiri, butuh ikan ambil dari kolam sendiri atau pun ayam dan telur ambil dari kandang sendiri. Tentunya bahan makanan ini berasal dari desa model, dipanen hasil dan diolah oleh kelompok ibu-ibu tim PKK lalu diberikan ke Ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak PAUD sebagai PMT."
Di Program Desa Model ini kegiatan pemberdayaan ekonomi oleh Dinas PMD telah dimulai dengan peningkatan Pola Pikir, skill dan attitude dalam rangka untuk membentuk karakter setiap pribadi yang matang dan mandiri.
" Kami di PMD dalam mengimplementasikan program tersebut telah melakukan pelatihan-pelatihan untuk menunjang pengetahuan (knowledge), ketrampilan(Skill) dan sikap (attitude). Seperti pelatihan budidaya ikan lele dikolam kami latih hal-hal teknis budidaya mulai penyiapan kolam, pengelolaan bibit sampai pemeliharan ikan yang kemudian dipenen untuk kebutuhan PMT," ulas Manek.
Menurut Kadis, program desa model dengan Pemberdayaan ekonomi untuk PMT sudah dimulai sejak tahun 2019/2020 dan 2020/2021 di seluruh kabupaten dan kota pada sasaran jumlah desa terbatas. Ditahun 2021/2022 program desa model direncanakan 5 desa untuk setiap Kabupaten/ kota dengan usulan anggaran 150 M. Usulan sebesar ini kemudian dalam proses negosiasi dan putusan kebijakan oleh sidang DPRD NTT menjadi 20 M.
"Kami memang usulkan 150 M tapi didalam sidang keputusan dewan (DPRD) NTT ditetapkan 20 M. Biarpun sebesar itu program ini tetap kami jalan. Dalam perjalanan anggaran tak dapat memenuhi semua kebutuhan, kami berusaha mengusul kembali pada proses dan mekanisme pembahasan anggaran di ruang dewan berikutnya," tutur Kadis dengan optimis ke depan.*(mt/mm)