BPDASHL Benanain Noelmina Tahun 2021 Distribusikan 8000 Bibit Ke KPH Kabupaten Sabu Raijua


Mutiaratimur.net -Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Benanain Noelmina (BPDASHL NTT) mendistribusikan 8000 anakan atau bibit tanaman hutan ke Kabupaten Sabu Raijua. Penditribusian bibit di tahun 2021 ini berdasarkan permintaan Kesatuan Pengelolaan Hutan kabupaten tersebut.

Demikian pernyataan Kasubag Tata Usaha BPDAS, I Gusti Ngurah Sukayasa kepada media ini di ruang kerjanya, Jumat (23/12/21) saat meminta klarifikasi terhadap informasi lapangan karena banyak bibit mati dan sehingga jumlah berkurang, tidak sesuai dengan kebutuhan.

 "Kalau 8000 anakan, bibit tanaman untuk Sabu Raijua itu berdasarkan permintaan  dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sabu melalui Pak Thobias ke kita, " ungkap Ngurah. 

BPDASHL Benanain Noelmina Provinsi NTT menyediakan bibit, anakan tanaman itu secara individu atau pun kelompok yang diberikan secara gratis guna untuk rehabilitasi atau pemulihan lahan. Karena itu Siapa saja bisa memohonnya untuk memperoleh bibit, anakan yang disediakan Balai tersebut. Sebagaimana permintaan KPH Sabu 8000 anakan dan didrop dua kali karena masalah angkutan  tranposrtasi laut yang punya aturan tak bisa sekali muat.

"Soal di Sabu dari KPH melalui Pak Thobias mengusulkan permohonan bibit, anakan 8.000 dan dikirim dua kali dengan kapal. Pertama itu 5.368 lebih yang diperiksa langsung oleh Ketua KPH Kabupaten Sabu Raijua. Dari jumlah lima ribuan  bibit distribusi pertama, sesuai laporan pemohon KPH Sabu, anakan yang memenuhi, atau kualitas baik untuk ditanam nanti  ada 4.815 anak. Itu berarti belum sampai 8000, ada kekurangan ehingga 3.185 bibit. Kekurangan tersebut selang satu minggu kemudian langsung dipenuhi, didrop melalui anggkutan kapal laut dengan total  3.286," tutur Ngurah.

Kasubag Tata Usaha, I Gusti Ngurah Sukayasa

Ngurah Sukayasa selaku pihak  BPDASHL NTT meneruskan penuturannya, "dari 3.286 itu terdapat kelebihan 101 bibit, anakan tanaman. Jadi semuanya telah memenuhi sesuai permintaan 8.000," ucapnya.

Jenis bibit yang diadakan ke Sabu itu terdiri dari tiga jenis sesuai yang dibutuhkan dalam permintaan yang diusul ke BPDASHL.

"Jenis bibit tanaman sebanyak 8.000 itu terdiri dari mangga, jambu air dan jambu kristal. Ini yang kita distribusikan dua kali ke Sabu. Informasi ada masasalah bibit mati dan kurang serta didrop sekali itu  keliru. Bibit telah diantar  ke tempat pengumpulan sementara KPH  yang diterima langsung oleh ketua KPH Sabu Raijua. Bila ada informasi bahwa bibit itu ada kebanyakan mati sebetulnya itu sebagai resiko distribusi apalagi jarak jauh seoerti Sabu maka sudah ada antisipasi persiapan cadangan atau pengganti untuk memenuhi kebutuhan yang diminta," jelas beliau.

Jadi soal Sabu, lanjut Ngurah, "kami punya komitmen sejak sebelumnya untuk selalu mendukung  kebutuhan bibit atau anakan."

Pengadaan bibit itu dijelaskan Ngurah pula, bahwa berdasarkan permohonan KPH sesuai usulan masyarakat Sabu pasca badai seroja bulan April 2020 serta sebagai tindaklanjut dari kunjungan pemerintah yang merekomendasikan untuk merehabilitasi kembali lingkungan rusak akibat badai.

Biaya yang dikeluarkan perpohon dari  tiga jenis tanaman itu berbeda berkisar 18.000 sampai 19.000 sehingga total dikeluarkan masuk ratusan juta rupiah.

"Biaya pengadaan terhitung dari harga anakan perpohon dengan kisaran 18.000 sampai 19.00 dan dihitung sampai pada distribusi bisa ditaksasi sekitar Rp.152.000.000. Pihak pengada adalah adalah CV. Eventi yang beralamat di Kota Kupang," ulas Ngurah Kasubag Tata Usaha BPDAS.

Garis Besar Program BPDASHL  Benanain dan Noelmina

Sementara itu, dua hari sebelumnya, Rabu (21/12) Dolfus Tuames, Kepala Seksi Evaluasi DAS dan Hutan Lindung menjelaskan, BPDASHL  Benanain Noelmina merupakan lembaga yang memiliki program pada lingkungan terlebih menyiapkan bibit, atau anakan untuk pemulihan, atau rehabilitasi lahan.

Dolfus Tuames Kepala Seksi Evaluasi

"Dalam persiapan pembibitan ada dua pola atau skema. Skema pertama  yang disiapkan masyarakat karena  ada bantuan dananya yang dialokasikan langsung ke masyarakat. Bantuan dana diberikan dengan skemanya adalah masyarakat membuat pembibitan di tempatnya sendiri atau disebut Kebun Bibit Rakyat (KBR). Kemudian ada kemajuan pekerjaannya, lalu DAS melakukan monitoring dan evaluasi progres di lapangan. Bila bibit sudah siap, maka akan kita transfer  langsung biayanya ke masyarakat penyedia bibit," ungkap Dolfus.

Menurut Kepala Seksi Evaluasi DAS dan Hutan Lindung, tahun ini ada kurang lebih 32 unit Bibit KBR yang dialokasikan ke NTT yang tersebar di Pulau Flores dan Timor. Pulau Flores ada di Manggarai dan Flores Timur. Di Pulau Timor ada di Kabupaten Kupang,  TTS, TTU, Belu dan Malaka, itu adalah Kebun Bibit Rakyat ( KBR). 

"Skema yang lain adalah kita punya Bibit Gratis yang bisa diakses baik individu, instansi sekolah, TNI, Polri atau  semua pihak. Sebab tanggung jawab pemulihan lingkungan adalah tanggungjawab kita semua.

Kita ada 4 titik pembibitan permanen. Ada satu di Fatukoa yang wilayah pelayanan untuk  Pulau Timor, Pulau Sabu, Rote dan Semau. Ada Lokasi pembibitan permanen lain, yaitu di Sumba Tengah yang  distribusikan untuk seluruh Pulau Sumba. Ada Pembibitan di Lembata khusus melayan seluruh Pulau Lembata dan  ada di Bajawa Kabupaten Ngada untuk seluruh Pulau Flores, "ujar Dolfus Tuames.

Tahun ini, kata Dolfus meneruskan penjeladsnnya, "kita produksi 1,8 juta batang dengan rincian Fatukoa 900.000, Lembata 59.000, Bajawa 400.000, dan Sumba Tengah 450.000. Jenis tanaman bibit yang dikembangkan bermacam-macam, ada jambu mente, kemiri,tanaman bunga, mahoni, kelor, merbau, lamtoro teramba, dan masih banyak yang lain. Dalam menjawabi kebutuhan masyarakat desa dalam jumlah banyak maka dalam hal biaya transportasi  kita harapkan ada sharibg dana. Kita harapkan pemerintah Kabupaten bisa membantu, bahkan ada dana desa dari beberapa kabupaten telah menggunakannya untuk biaya pengadaan bibit."

BPDASHL  Benanain Noelmina ini  dalam melaksankan programnya juga  bekerjasama dengan kelompok masyarakat yang peduli lingkungan

"Kita juga kerjasama dengan kelompok masyarskat yang peduli lingkungan seperti di Kabupaten Belu,  ada kelompok Belu Hijau, dan Kabupaten Malaka ada kelompok Malaka Mileneal. Mereka mengambil bibit dari sini dengan biaya sendiri. Bibit itu mereka tanam seperti di Malaka untuk ditanamkan di Daerah Aliran Sungai Benanain," ulasnya lebih lanjut.

Perlu diketahui, bahwa  program penangkaran bibit dan pelayanan masyarakat oleh Balai Penggelola DAS dan Hutan Lindung Noelmina dan Benanain sudah sejak tahun 2013 hingga sekarang, tahun 2021. Jenis bibit atau anakan yang dibagikan baik berasal dari  pembibitan masyarakat maupun dari DAS sendiri menurut Dolfus Tuames sekitar tujuh juta sampai delapan juta. 

Dalam upaya pemulihan atau rehabilitasi lahan  Dolfus mengharapkan kepada masyarakat yang mebutuhkan anakan tanaman, bibit bisa dapat memperoleh secara pribadi 25 pohon dengan syarat membawa Foto Copy KTP. Sedangkan dalam jumlah besar harus melalui persyaratan lainyang harus dipenuhi sesuai ketentuan ada kantornya.*(bungmarmin)


 .

Iklan

Iklan