FIRMAN TUHAN TAK AKAN KEMBALI TANPA HASIL


MINGGU BIASA XV
Teks, Yes, 55:10-11
          Rm, 8:18-23
          Mat, 13:1-9

Firman Tuhan bagaikan hujan dan salju yang turun mengairi setiap relung hati, membuat hidup menjadi subur dan menumbuhkan benih-benik kasih, kebaikan sukacita, perdamaian dan pengampunan. Benih-benih ini berguna bagi penabur untuk menabur dan menjadi roti bagi yang mau makan. Dengan demikian, sehat badan, segar jiwa; bersih pikiran, murni hati, tuntun insan atas kehendak-Nya menunju selamat, akhiri jalan hidup di dunia fana ini. 

Penderitaan zaman bagi insan beriman adalah panggilan bukan jalan sesat yang terpaksa dilalui, tapi jalan sempit-jalan salib, sedangkan kemuliaan adalah tujuan dan mahkota.
Berjalan dalam rindu, memicu harapan dalam Dia yang menaklukkan kesia-siaan, menurut kehendak Dia, yang akan membebasakan kita dari perbudakan kebinasaan, hidup merdeka dalam kemuliaan anak-anak Allah.

Dalam Roh Kudus kita hangatkan bara asmara bagi jiwa, dalam daging kita jerumuskan tubuh dalam kebinasaan. Semoga Roh yang menjiwa, bebaskan tubuh dari belenggu binasa oleh dosa, terbangkan jiwa menuju kemuliaan kekal anak-anak Allah. 
Tepi danau, tempat penuh inspiratif, tuntun Yesus, arahkan hati kepada Bapa di pagi hari, undang khalayak datang merapat, mendengar Firman, ditabur dalam perumpamaan.

Naik perahu jaga distance, lebih leluasa taburkan firman bagi khalayak. Ubah hati jadi tanah, tumbuhkan benih firman. Tanah berbatu-enjoy menerima, mudah tumbuh tapi cepat layu. Tanah di tepi jalan-belum tumbuh tapi sudah dirampas. Tanah semak berduri-cepat tumbuh tapi mudah dihimpit dan mati sebelum berbulir. Tanah subur-tidak cepat dan tidak terlalu lama benih bertumbuh secara normal-namun hasilnya berlipat ganda tak terbilang banyaknya.

Mari, di masa new normal ini, jaga distance secara fisik tapi hati kita selalu dekat dan satu dengan sesama.

Taburkan firman dengan cara-cara kreatif biar tetap tumbuh dan menghasilkan buah, agar Tuhan tetap dicinta dan sesama makin disayang. 

Semoga Roh Kudus, mengubah mulut jadi pewarta, mengubah tangan jadi pelayan, mengubah hati untuk mencintai, mengubah hidup jadi korban demi kemuliaan Tuhan dan selamat bagi sesama.
Ingat! Kita semua umat beriman adalah hasil nyata dari Firman Allah yang ditaburkan. Kita satu dalam iman karena Firman-satu jalan-satu kebenaran menuju satu kehidupan yakni kemuliaan kekal di surga. Amin! ***(PADRE LORENZO)

Iklan

Iklan