Kota Kupang Kasus Covid-19 Tertinggi dan Ada Transmisi Lokal, Butuh Kesiagaan


KUPANG,MT.NET- KOTA Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi NTT dalam kaitan dengan covid-19 oleh pemerintah melalui Gugus Tugas sering disoroti atau disebut saat pengumuman hasil pemerisaan Swab. 

Seringkali disoroti karena Kota Kupang untuk sementara data terupdate kasus corona virus mempati urutan teratas jumlah 10 kasus. 

Sembilan dari klaster sukabumi dan satu berita terbaru (Senin,11/05) akibat transmisi lokal. Kasus lainnya satu kasus awal pasien pertama telah sembuh dari Alor, dua kasus dari Manggarai Barat klaster Gowa, Satu dari Flores Timur klaster KM. Lambelu dan dua kasus baru sama dengan satu Kota Kupang. 

Dua kasus itu satunya dari Soe, Kabuaten TTS dan satunya dari Aeramo Kabupaten Nagekeo. 

Kota Kupang sering disoroti karena realita di lapangan  menurut tim covid-19 Provinsi NTT ada masyarakat yang belum patuh terhadap standar protokol krsehatan dari WHO. 

Terkesan di tempat umum, jalan, pasar misalnya ada belum pakai masker, ada cendrung berkerumunan dan sebagainya. 

Karena itu dengan situasi baru di Kota Kupang ada pasien terpapar akibat penularan dari orang ke orang, maka juru bicara Covid-19 di Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si pada pengumuman hasil pemeriksaan swab hari Jumat (11/05) malam mendampingi Ketua Gugus Tugas NTT Dr. dr.Domi M Mere menegaskan,  Provinsi NTT sudah berada di zona merah maka diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaannya. 

“Kita sudah mendengar bersama masyarakat NTT dimanapun berada; NTT sudah menjadi zona merah dan sudah ada penularan lokal antara orang. Jadi kita harapkan kesiagaan kewaspadaan kita semua,” tegas Marius.

Dia menilai, Kota Kupang dan berbagai kota lain yang ada di Provinsi NTT masih sangat ramai. 

“Kita melihat kota kita ini masih sangat ramai; Kota Kupang kita harapkan kota-kota lain di seluruh NTT sudah bisa mengontrol lalu lintas manusia; arus orang di dalam wilayahnya masing-masing.
Kita sudah masuk dalam tahap yang mengkuatirkan, karena tidak lagi hanya importir case atau kasus impor tetapi juga sudah penularan antara orang lokal dan ini tentu perlu kewaspadaan kita semua,” ujarnya.

Marius pun menambahkan, “Karena itu, melalu media ini kami harapkan masyarakat bisa mewaspadai penularan antara orang secara lokal dan ini tentu membutuhkan kesiagaan kita semua.”***(Mm/VG humas NTT)

Iklan

Iklan