KUPANG,MT.NET- YAYASAN Fahiluka Surya Pertiwi (YFSP) memiliki pengalaman tersendiri ketika turun lapangan dalam rangka menyalurkan bantuan kemanusiaan karena dampak covid-19 di pedesaan daratan Timor. Kegiatan penyaluran bantuan sosial ini disebut denga program Bakti Sosial 7 manfaat dalam 1 paket. Jenis bantuan yang diberikan berupa beras, mie instan, minyak goreng, garam, susu, biskuit dan kopi. Dalam penyerahan bantuan itu mereka mulai dari desa-desa di Kabupaten Belu, lalu Malaka, TTS dan Kabupaten Kupang.
Perjalanan menyerahkan bantuan di masa pandemik corona virus, punya catatan kesan tersendiri yang diperoleh para plagiat kemanusiaan dari Yayasan tersebut.
Pertama, infrastruktur jalan yang terlihat cukup memprihatinkan yang membuat fisik yang harus mampu menyesuaikan dengan keadaan, tenaga terkuras, fisik meletih. Akibat jalan berlubang dan bebatuan berkilo-kilo meter jauhnya.
Kedua, reaksi pemerintahan desa terhadap masalah covid-19 boleh dibilang kepeduliannya sangat tinggi. Fakta yang bisa terlihat, di Kabupaten Kupang. Di desa-desa ada posko covid-19 yang bertujuaan untuk mengawas terhadap setiap orang yang lalu lalang di lokasi desa itu. Mereka menerapkan protap pengawasan sangat ketat. Terkoneksi informasi bahwa setiap orang yang datang dari luar desa dan masuk ke desa tersebut akan diperiksa minimal mengenakkan alat pelindung diri, masker. Bagi warga sendiri kalau tak pakai masker diberikan sanksi push up 20 kali.
Ketiga, sasaran kelompok penerima bantuan. Yayasan dalam penyerahan bantuan adalah warga yang tidak mampu, karena kemiskinan hidup, yang punya fisik tertentu cacat, usia lanjut, sakit, dan janda atau duda. Secara ekonomi boleh pada umumnya penduduk desa-desa kebanyakan serba kekurangan. Terlebih lagi janda-janda tua yang kemampuan fisik tak produktif lagi. Sudah susah tambah susah lagi dengan adanya virus corona. Hidup di saat sekarang ibaratnya dalam ungkapan pepatah, sudah jatuh ditimpa tangga. Sudah susah sebelumnya, corona databg kini semakin susah. Sungguh suatu keadaan yang sangat menyedihkan. Dan ketika kehadiran Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi dengan bantuannya, maka betapa tak terharu bagi mereka, terutama para janda tua, di TTS. Dengan rasa terharu, janda-janda tua itu mengungkapkan, UIS NENO MANEK, TUHAN SAYANG DAN TUHAN TIDAK BUTA. Kalimat ini merupakan ungkapan yang para janda ingin sampaikan buat para donasi yang peduli dengan kehidupannya.
Terhadap pengalaman Kegiatan bakso 7 manfaat 1 paket, Elisabeth Liu, S.sos., SH, Ketua Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi mengatakan, "keadaan saat ini memang serba tidak mengenakkan, tapi disinilah semangat gotong royong dan kepekaan sosial kita diuji. Karena itu, Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi (YFSP) dan Komunitas Diaspora NTT yang berada di Jogja dan DIY mengajak semua pihak di belahan bumi manapun berada, semoga bisa terketuk hatinya untuk turut berpartisipasi dalam program Baksos ini. Sebab dalam situasi seperti tersebut orang lapar itu tidak bisa ditahan lama-lama. Orang lapar butuh sesegeranya dipenuhi kebutuhannya."
Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi dalam menyalurkan bantuan dampak covid-19 berkerjasama dengan masyarakat NTT Diaspora Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Bantuan itu disalurkan sejak tanggal 1 Mei sampai dengan 3 Mei 2020.***(Mm/EL)