Bersama Bangsa-Bangsa Dalam Satu Garis Kita Perang Melawan Covid-19, Pdt. Mery Kolimon



KUPANG, MT.NET- HARI ini, Selasa (05/05) CARE International Kupang, CIS Timor dan Forum PRB Provinsi NTT menggelar Konferensi Penanggulangan bencana Covid-19 di NTT khususnya di Kabupaten TTS, Kupang dan Kota Kupang. Konferensi ini dibuka secara resmi oleh Ketua Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon. Mery Kolimon dalam sambutannya, melihat di masa pandemi corona virus ini perlu ada kebersamaan atau kolektivitas  semua unsur dalam negara untuk berperang melawannya. Bahkan ia mengharapkan turut serta semua bangsa secara bersama mencegah covid-19.

“Kalau Perang Dunia Pertama dan Kedua, bangsa-bangsa saling berhadap-hadapan,
maka corona virus ibarat Perang Dunia. Bedanya, semua manusia, semua bangsa, berdiri pada garis yang sama untuk bersama-sama berperang melawan covid-19 musuh yang tidak kelihatan itu,” demikian kata Mery Kolimon, Ketua Sinode GMIT ketika membuka acara Konferensi Perkembangan dan Penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Kupang.

Lanjutnya lagi, “Bila dulu bencana hanya merupakan urusan tiga pilar yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha maka sekarang ini bencana menjadi urusan semua pihak, dengan istilah kerennya, Pentahelix. Pentahelix terdiri dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi atau pakar dan media massa.”
Karena itu sejak ditetapkan oleh WHO sebagai pandemic global dan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Bencana Nasional Non Alam pada tanggal 14 April 2020 maka Corona Virus menjadi urusan bersama. Atas dasar itulah maka Yayasan Care Indonesia, CIS Timor dan
Sinode GMIT serta Forum PRB NTT bertindak sebagai host untuk menyelenggaraan
pertemuan ini.

Pertemuan virtual itu diadakan secara serial, berturut-turut di Kota Kupang, tanggal 1 Mei yang lalu, dan berlanjut ke kabupaten Kupang tanggal 5 Mei (hari ini) dan akan berakhir di kabupaten TTS pada tanggal 7 Mei 2020.

Konferensi kali ini adalah pertemuan kedua, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan penanggulangan pandemi virus corona, kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pihak. Selanjutnya output dari pertemuan ini adalah melihat peluang guna merumuskan rencana-rencana strategis untuk berkolaborasi secara multi pihak untuk mencegah dan mengatasi pandemi ini di tiga wilayah, yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan TTS.
Hadir dalam pertemuan ini adalah Tokoh-tokoh dari berbagai Agama di NTT, Wakil Bupati Kabupaten Kupang beserta dengan Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kupang, F-KUB NTT yang diwakili oleh ibu Dr. Theresia Geme, Dosen pada Fakultas Hukum UNIKA. Tak ketinggalan dalan kegiatan konferensi ini hadir pula LSM Lokal dan Inernasional serta APDIS NTT, lurah dan kepala desa yang tersebar di sepuluh desa/kelurahan dampingan CARE dan CIS Timor.

Acara konferensi tersebut  dipandu oleh Ibu Selvi Fanggidae, sebagai moderator. Selfi sang moderator mengatur lalu lintas petrtemus memulaibdengan memberikan kesempatan pertama kepada Ketua / Juru Bicara Satgas Covid-19 daerah untuk mempresentasikan perkembangan
covid-19 di daerahnya masing-masing, termasuk kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan
oleh pemerintah setempat. Sesudah itu dilanjutkan dengan presentasi kegiatan yang
disampaikan oleh tokoh-tokoh agama dan berakhir dengan diskusi pleno.

Menariknya dari konferensi ini tercatat ada tiga daerah, yaitu Kabupaten TTS, Kupang dan Kota Kupang, tetapi tercatat hanya Kota Kupang yang sudah masuk dalam zona merah dengan total pasien covid-19 sebanyak 8 orang dan semuanya berasal dari klaster Sukabumi.
Konferensi ini akhirnya dapat ditarik benang merahnya atau kesimpulan oleh Silvester Daparoka, Spesialist IMR Care NTT yang menyebutkan  beberapa peluang kolaborasi antara pemerintah dan pihak-pihak lain (gereja dan LSM). Peluang kolaborasi itu adalah kebutuhan edukasi protokol covid-19 dengan bahasa Indonesia yang sederhana dan bahkan dengan menggunakan bahasa daerah Dawan, protokoler pemakaman pasien covid-19, kebutuhan melakukan pemantauan orang dalam perjalanan (keluar dan masuk) daerah, kebutuhan akan pengawasan penggunaan dana desa dan kebutuhan akan skema bantuan sosial bagi kelompok-kelompok rentan, baik yang ada  di kota maupun desa-desa, penggunaan data-data kelompok rentan, alias yang terpapar covid-19 yang selama ini sudah 80% dikumpulkan oleh Sinode GMIT.

Benang merah peluang
kolaborasi ini ditarik kesimpulannya setelah Wakil Bupati dan Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kupang memaparkan kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan total anggaran yang digelontorkan untuk pencegahan dan penanggulangan covid-19 senilai 74 M yang terdiri dari APBD sebesar Rp 24 M dan Dana Desa 51 M yang bersumber dari APBN.

Menurut Direktur CIS Timor, Haris Oematan, peluang kolaborasi para pihak ini bermaksud agar kelompok-kelompok rentan dan yang terpapar dampak corona virus tidak hanya diperhatikan dari sisi medisnya saja tetapi juga dari dari aspek non medis seperti isu ketahanan pangan, ekonomi dan sosial budaya, pendidikan dan keagamaan.***(GSA/Mm).

Iklan

Iklan