Laboratorium RSUD Kupang Siap Cek Sampel Darah Covid -19, Warga Sakit Dirantauan Dilarang Pulang


KUPANG,MT.NET - ADA kabar yang sangat menggembirakan. Di tengah berbagai kesibukan mengurus dan menangani Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi NTT telah berkoordinasi dengan pihak manajemen RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang untuk menggunakan laboratorium untuk memeriksa sampel darah atau Swab yang selama ini dikirim ke Jakarta.

“Kami masih berkoordinasi dengan pihak Kemenkes RI di Jakarta bersama Pak Dirut W.Z. Johanes agar lab yang ada di RSUD dapat digunakan untuk memeriksa sampel darah atau Swab,” tandas Kadis Kesehatan Provinsi NTT, DR. drg. Domi Minggu Mere, M.Kes melalui sambungan telpon kepada pers di ruang Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Jalan Raya El Tari Nomor 52 Kupang, Senin (06/04).

Menurut dokter Domi, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI sebelumnya hanya ada tiga rumah sakit yang ditunjuk untuk emerging disease. “Kemudian Bapak Gubernur mengusulkan agar ditambah delapan rumah sakit emerging disease  sehingga kini menjadi 11 rumah sakit.

Selanjutnya kita juga mengembangkan 11 rumah sakit sebagai second line untuk mensuport rumah sakit kita yang ada,” papar dokter Domi sembari menambahkan, pihaknya juga sedang mempersiapkan beberapa rumah sakit sebagai penunjang atau penyanggah RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.

Jangan Dulu Pulang

Di tempat terpisah, juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si saat tampil di acara bincang pagi bersama Radio Suara Timor Kupang meminta, agar warga masyarakat NTT yang masih sakit; yang kini berada di daerah terpapar Covid-19 untuk tidak pulang ke NTT.

“Jadi begini positif atau negatif itu biasanya dibuktikan pemeriksaan sampel darah. Memang kita mendorong masyarakat yang mau kembali ke NTT; kalau masih dalam keadaan sakit, sebaiknya jangan dulu pulang. Dirawat dulu sampai sehat betul;  baru datang ke kampung halaman dan itu juga untuk menjaga saudara-saudaramu di NTT. Jadi jangan egois, kalau misalnya di Jawa;  di Bali sedang sakit, kita rawat dulu sampai sehat. Ketika sudah sehat;  dokter bilang sehat;  sembuh baru kembali ke NTT; ke kampung halaman,” tandas Marius.

Masyarakat NTT juga sebut Marius, jangan mencurigai kalau ada pasien dalam pengawasan (PDP) atau orang dalam pemantauan (ODP). “Jangan mengucilkan mereka; mengolok mereka; itu tidak boleh. Bapak Gubernur selalu mengimbau kita supaya kesempatan inilah solidaritas kemanusiaan diantara kita harus kuat; bergandengan tangan, bekerja sama lalu kemudian  bersama-sama menghadapi bencana kemanusiaan ini,” ucap mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT.

Dia mengaku, pihaknya selalu memantau semua orang  di seluruh NTT yang tersebar di setiap kabupaten/kota sampai di tingkat Rukun Tetangga (RT). “Kita pantau, karena itu memang kita sudah mendorong para Bupati se NTT dan Walikota Kupang untuk bisa memantau warganya sampai di RT; memantau siapa yang datang dari luar; lalu kemudian memastikan kondisi kesehatannya; berkoordinasi dengan para medis setempat supaya memeriksakan dia; supaya bisa mengikuti perkembangan klinis dari orang tersebut,” tandas Marius.

“Bapak Gubernur mengimbau seluruh rakyat NTT untuk tetap tinggal di dalam rumah, lebih banyak di dalam rumah; kalau pun keluar rumah untuk belanja makan minum ok silahkan. Tetapi begitu keluar rumah, anak-anak kita pakai masker,” tambah dia.

Hingga siang ini ODP berjumlah 686; selesai pemantauan 195; yang sedang dirawat 4 orang; PDP 15 orang; 7 orang isolasi mandiri dan 8 orang sedang dirawat di rumah sakit. ***

 (Valeri Guru/Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT)

Iklan

Iklan