Tahun 2020 Perempuan Bali Bebas Kanker, Kapan NTT?




Kupang,mutiaratimur.net

Berbicara persoalan perempuan adalah  berbicara persoalan bangsa, atau persoalan bangsa adalah persoalan perempuan. Perempuan tidak dapat dipisahkan dari  bangsa, perempuan itu dekat dengan lingkungan, dekat dengan kesehatan, dekat dengan sanitasi dan dengan infrastruktur, demikian  awal kalimat sambutan Ibu Sri Rahayu Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Republik Indonesia dalam membuka acara Seminar Nasional bertajuk, Perempuan Sehat Negara Kuat.

Sri Rahayu juga menambahkan, persoalan perempuan itu sederhana tapi banyak,  yang membutuhkan konsentrasi perhatian yang ekstra keras. Di NTT ada banyak persoalan yang terkadang menyudutkan perempuan pada posisi  sebagai penyebab, seperti  soal stunting/ orang pendek(red), kekerasan terhadap perempuan dan anak, kanker dan HIV AIDs, tuturnya.

Dalam  hal Penyakit Kanker, kanker payudara dan kanker serviks/mulut rahim sebagai kasus yang sangat mengancam kaum perempuan di Indonesia. Kedua jenis kanker ini dapat disembuhkan jika ada deteksi dini oleh  setiap perempuan. Paling tidak perempuan sudah seharusnya memperhatikan keadaan organ-organ fisiknya yang rentan atau rawan kena penyakit tersebut. Terkesan perempuan yang terkena penyakit itu tidak peduli, jika sudah ada gejala atau tanda-tanda awal tetap dibiarkan, tak bergegas melakukan pemeriksaan, masih percaya pada mitos dan dukun. Setelah penyakit masuk pada stadium beresiko tinggi baru ke rumah sakit. Soal kasus kanker payudara biasa mulai terinfeksi ketika perempuan berusia 40-50 tahun. Indonesia ada 58.256 kasus kanker payudara dari 348.809 kasus kanker tahun 2016. NTT kasus penderita penyakit tersebut di kalangan perempuan tidak sedikit jumlahnya. Ada gejala aneh di NTT,   satu kasus kanker payudara pada perempuan berusia 24 tahun dan kasus ini langkah atau baru terjadi, namun  kasus ini dapat disembuhkan karena baru memasuki stadium awal dan langsung ditangani dokter.




Lain lagi soal kasus kanker serviks/mulut rahim,  dr.Laurens David ahli spesial kandungan, menuturkan di Indonesia berdasarkan data tahun 2018 kasus kanker mulut rahim/serviks berjumlah 32.469 kasus dengan jumlah kematian 18.279 jiwa. Jumlah kematian demikian  menempati urutan signifikan terbesar kedua kasus kanker setelah kanker payudara.  Sayangnya sekitar 80 persen perempuan kasus kanker mulut rahim datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut, dan 94 persen  yang datang itu meninggal dunia.

NTT pada data dua tahun sebelumnya jumlah pasien perempuan yang meninggal akibat kasus kanker mulut rahim sekitar 1.280 orang. Fenomena penyakit kanker mulut rahim yang memprihatikan perempuan NTT dapat terlihat dari hampir setiap hari antara 2 sampai 3 orang dalam seminggu datang ke rumah sakit dengan kasus penyakit ini. Di Kota Kupang kasus ini juga telah menyerang seorang perempuan muda berusia 27 tahun baru selesai menikah dalam usia perkawinan yang belum terlalu lama tapi sudah terinfeksi. Faktor penyebab kasus kanker serviks adalah sering gonta ganti pasangan, hubungan seksual usia muda dan kecendrungan merokok.

Mengingat kasus kanker semakin cendrung mengancam perempuan NTT, dr.Laurens dalam kesempatan ini berharap adanya dukungan pemerintah terhadap kebutuhan rumah sakit akan mesin Sinar Lasser Kanker. Katanya mereka seringkali berusaha mengusulkan anggaran pengadaan, namun belum ada respon dari pemerintah NTT. Pada hal mesin ini dapat membantu menyelematkan penderita penyakit kanker di NTT.

“Kita harus melihat seperti Provinsi Bali sekarang terhadap penyakit kanker, ada gerakkan bersama para pemangku kepentingan dan masyarakat agar  tahun 2020 Bali BEBAS KANKER. Gerakan Bali bebas kanker dilakukan dengan memproteksi setiap perempuan mulai berusia 10 tahun ke atas. Karena itu kami sangat mengharapkan pemerintah NTT membantu Rumah sakit kita dengan mesin sinar lasser untuk terapi kanker “ pintah dr. Laurens.




Seminar Nasional, Perempuan Sehat Negara Kuat dilaksanakan pada hari Sabtu (21/12/2019) bertempat di Oriental  Reustaurant Kupang.  Seminar ini juga merupakan rangkaian kegiatan PDIP NTT dalam menyonsong peringatan Hari Ibu (22/12/2019). Sebelumnya Pengurus DPD PDIP NTT telah melakukan kegiatan perlombaan menulis Surat untuk Mama dan perlombaan foto bagi kalangan kaum muda millenial di NTT.  Seminar yang bertepatan dengan HUT NTT ke-61 dipandu oleh moderator Aulora Agrava Modok,S.Sos kader  PDIP, Keynote Speech dr. Hasto Wardoyo, Spog Kepalan BKKBN RI, Narasumber: dr. Laurens David Paulus, SpoG (K)Onk  spesialis kandungan, dr. Dedy Yulidar, Sp.B(K) Onk spesial Ontologi dan Sylvia R. Peku Djawang, SP., MM Kadis PPPA Provinsi NTT. Hadir pula dalam acara ini  DPP PDIP Ny. Sri Rahayu dan Ny. Heppy Farida Djarot, Ketua dan Sekretaris DPD  PDIP NTT Ibu Emy Nomleni dan Yunus Takandewa, Pengurus lainnya seperti Emanuel Kolfidus beserta para anggota kader partai.  Peserta yang diundang adalah para mahasiswa, aktivis dan organisasi perempuan dan undangan lainnya.***

Iklan

Iklan