Kupang,mutiaratimur.net
Berbicara persoalan perempuan adalah berbicara persoalan bangsa, atau persoalan
bangsa adalah persoalan perempuan. Perempuan tidak dapat dipisahkan dari bangsa, perempuan itu dekat dengan
lingkungan, dekat dengan kesehatan, dekat dengan sanitasi dan dengan
infrastruktur, demikian awal kalimat
sambutan Ibu Sri Rahayu Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Republik
Indonesia dalam membuka acara Seminar Nasional bertajuk, Perempuan Sehat Negara
Kuat.
Sri Rahayu juga menambahkan, persoalan perempuan itu
sederhana tapi banyak, yang membutuhkan
konsentrasi perhatian yang ekstra keras. Di NTT ada banyak persoalan yang
terkadang menyudutkan perempuan pada posisi
sebagai penyebab, seperti soal stunting/
orang pendek(red), kekerasan terhadap perempuan dan anak, kanker dan HIV AIDs,
tuturnya.
Dalam hal Penyakit
Kanker, kanker payudara dan kanker serviks/mulut rahim sebagai kasus yang
sangat mengancam kaum perempuan di Indonesia. Kedua jenis kanker ini dapat
disembuhkan jika ada deteksi dini oleh setiap perempuan. Paling tidak perempuan sudah
seharusnya memperhatikan keadaan organ-organ fisiknya yang rentan atau rawan
kena penyakit tersebut. Terkesan perempuan yang terkena penyakit itu tidak
peduli, jika sudah ada gejala atau tanda-tanda awal tetap dibiarkan, tak
bergegas melakukan pemeriksaan, masih percaya pada mitos dan dukun. Setelah
penyakit masuk pada stadium beresiko tinggi baru ke rumah sakit. Soal kasus kanker
payudara biasa mulai terinfeksi ketika perempuan berusia 40-50 tahun. Indonesia
ada 58.256 kasus kanker payudara dari 348.809 kasus kanker tahun 2016. NTT kasus
penderita penyakit tersebut di kalangan perempuan tidak sedikit jumlahnya. Ada
gejala aneh di NTT, satu kasus kanker payudara pada perempuan
berusia 24 tahun dan kasus ini langkah atau baru terjadi, namun kasus ini dapat disembuhkan karena baru
memasuki stadium awal dan langsung ditangani dokter.
Lain lagi soal kasus kanker serviks/mulut rahim, dr.Laurens David ahli spesial kandungan, menuturkan
di Indonesia berdasarkan data tahun 2018 kasus kanker mulut rahim/serviks berjumlah
32.469 kasus dengan jumlah kematian 18.279 jiwa. Jumlah kematian demikian menempati urutan signifikan terbesar kedua
kasus kanker setelah kanker payudara. Sayangnya sekitar 80 persen perempuan kasus
kanker mulut rahim datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut, dan 94
persen yang datang itu meninggal dunia.
NTT pada data dua tahun sebelumnya jumlah pasien
perempuan yang meninggal akibat kasus kanker mulut rahim sekitar 1.280 orang.
Fenomena penyakit kanker mulut rahim yang memprihatikan perempuan NTT dapat
terlihat dari hampir setiap hari antara 2 sampai 3 orang dalam seminggu datang
ke rumah sakit dengan kasus penyakit ini. Di Kota Kupang kasus ini juga telah menyerang
seorang perempuan muda berusia 27 tahun baru selesai menikah dalam usia
perkawinan yang belum terlalu lama tapi sudah terinfeksi. Faktor penyebab kasus
kanker serviks adalah sering gonta ganti pasangan, hubungan seksual usia muda
dan kecendrungan merokok.
Mengingat kasus kanker semakin cendrung mengancam
perempuan NTT, dr.Laurens dalam kesempatan ini berharap adanya dukungan
pemerintah terhadap kebutuhan rumah sakit akan mesin Sinar Lasser Kanker.
Katanya mereka seringkali berusaha mengusulkan anggaran pengadaan, namun belum
ada respon dari pemerintah NTT. Pada hal mesin ini dapat membantu menyelematkan
penderita penyakit kanker di NTT.
“Kita harus melihat seperti Provinsi Bali sekarang
terhadap penyakit kanker, ada gerakkan bersama para pemangku kepentingan dan
masyarakat agar tahun 2020 Bali BEBAS
KANKER. Gerakan Bali bebas kanker dilakukan dengan memproteksi setiap perempuan
mulai berusia 10 tahun ke atas. Karena itu kami sangat mengharapkan pemerintah
NTT membantu Rumah sakit kita dengan mesin sinar lasser untuk terapi kanker “
pintah dr. Laurens.
Seminar Nasional, Perempuan Sehat Negara Kuat
dilaksanakan pada hari Sabtu (21/12/2019) bertempat di Oriental Reustaurant Kupang. Seminar ini juga merupakan rangkaian kegiatan
PDIP NTT dalam menyonsong peringatan Hari Ibu (22/12/2019). Sebelumnya Pengurus
DPD PDIP NTT telah melakukan kegiatan perlombaan menulis Surat untuk Mama dan
perlombaan foto bagi kalangan kaum muda millenial di NTT. Seminar yang bertepatan dengan HUT NTT ke-61
dipandu oleh moderator Aulora Agrava Modok,S.Sos kader PDIP, Keynote Speech dr. Hasto Wardoyo, Spog
Kepalan BKKBN RI, Narasumber: dr. Laurens David Paulus, SpoG (K)Onk spesialis kandungan, dr. Dedy Yulidar,
Sp.B(K) Onk spesial Ontologi dan Sylvia R. Peku Djawang, SP., MM Kadis PPPA
Provinsi NTT. Hadir pula dalam acara ini
DPP PDIP Ny. Sri Rahayu dan Ny. Heppy Farida Djarot, Ketua dan
Sekretaris DPD PDIP NTT Ibu Emy Nomleni
dan Yunus Takandewa, Pengurus lainnya seperti Emanuel Kolfidus beserta para
anggota kader partai. Peserta yang
diundang adalah para mahasiswa, aktivis dan organisasi perempuan dan undangan
lainnya.***