Sekolah Titik Start Gerakan Edukasi Menuju Kota Kupang Bersih dan Hijau

Gerakan Bawa Kresek, Lihat Sampah Ambil, dan Sekolah Hijau Wujudkan Visi Kota Kupang yang Bersih dan Sehat

Advetorial 

Tiga sekolah dasar di Kota Kupang, SD Katolik St. Arnoldus, SD Inpres Perumnas 1, dan SD Swasta Angkasa,  menjadi pelopor gerakan edukasi lingkungan bersih dan hijau. Didukung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, gerakan ini menanamkan karakter peduli lingkungan bagi siswa sejak dini.

Kupang — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang terus mendorong seluruh satuan pendidikan di wilayahnya untuk menjadi garda terdepan dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan hijau. Upaya ini sejalan dengan semangat pelayanan publik serta visi Wali Kota Kupang dalam menciptakan kota yang hijau, tertata, dan berkarakter.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Oktovianus Naitboho, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter peduli lingkungan bagi peserta didik sejak dini.

 “Sekolah adalah titik awal perubahan perilaku. Kami ingin membangun budaya bersih dan hijau melalui pembelajaran dan kebiasaan sehari-hari di lingkungan sekolah. Dari sinilah muncul generasi yang sadar akan tanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Oktovianus.

Ia menambahkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mendukung berbagai inovasi sekolah dalam menerapkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), seperti program Gerakan Bawa Kresek, Lihat Sampah Ambil, hingga pembiasaan Jumat Bersih. Semua kegiatan ini tidak hanya membangun kebersihan fisik sekolah, tetapi juga memperkuat nilai-nilai pelayanan, gotong royong, dan tanggung jawab sosial siswa.

SD Katolik St. Arnoldus Kupang: Gerakan Bawa Kresek dan Koordinator Kebersihan Bangun Disiplin Hijau

SD Katolik St. Arnoldus menjadi salah satu contoh nyata sekolah yang sukses mengintegrasikan pendidikan karakter lingkungan melalui program Gerakan Bawa Kresek. Inisiatif ini mengedukasi siswa agar bertanggung jawab terhadap sampah pribadi dan aktif menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Kepala Sekolah Yohanes Tamo Ama, S.Pd., menjelaskan bahwa gerakan ini sejalan dengan visi Pemerintah Kota Kupang untuk mewujudkan kota bersih dan hijau.

 “Program ini bukan hal baru di sekolah kami. Anak-anak setiap hari membawa kantong kresek dari rumah untuk menampung sampahnya sendiri, lalu dibuang di tempat sampah sesuai jenisnya,” jelas Yohanes.

Kepala Sekolah Yohanes Tamo Ama

Sekolah ini telah menyiapkan delapan bak sampah berwarna berbeda untuk pemilahan sampah organik dan non-organik. Selain itu, dibentuk Koordinator Kebersihan dari kalangan siswa yang bertugas mengingatkan teman-temannya setiap jam istirahat melalui pengeras suara.

Program ini juga dilengkapi dengan piket pagi, kerja bakti Sabtu, dan pengawasan kantin sehat oleh Koordinator Kantin. Yohanes menegaskan,

 “Kami ingin semua makanan di kantin layak konsumsi dan sehat. Pemeriksaan mendadak juga kami lakukan untuk menjaga standar kebersihan.”

Dengan 700 lebih siswa, 43 guru dan staf, serta 23 rombongan belajar, SD Katolik St. Arnoldus menjadi pelopor penerapan nilai kebersihan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan di Kota Kupang.

SD Inpres Perumnas 1: Empat Strategi Menuju Sekolah Hijau dan Sehat

Komitmen terhadap lingkungan hidup juga ditunjukkan oleh SD Inpres Perumnas 1 Kelurahan Nefonaek Kecamatan Kota Lama, di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Serlyana Florida Wila, S.Pd. Bersama Koordinator Program Lingkungan Sekolah, Elisabeth Tifaona, S.Pd., sekolah ini menerapkan empat strategi dalam mendukung gerakan sekolah hijau:

1. Jumat Bersih setiap pekan.

2. Apel Pagi Edukasi Kebersihan dengan pesan pengurangan sampah plastik.

3. Kampanye Bawa Bekal dan Botol Minum dari rumah.

4. Pembiasaan Pilah Sampah Organik dan Non-Organik.

 “Anak-anak kami biasakan membawa bekal dan botol minum sendiri dari rumah agar mengurangi sampah plastik. Ini menjadi bagian dari pembentukan karakter disiplin dan cinta lingkungan,” ujar Elisabeth Tifaona.

Kepala Sekolah Serlyana Florida Wila (Kanan),  Didampingi oleh Koordinator Program Lingkungan Sekolah, Elisabeth Tifaona (kiri)

Pantauan di lapangan menunjukkan suasana sekolah yang sejuk dan asri dengan taman, pot bunga, dan pepohonan yang tertata rapi. Meskipun masih terdapat tantangan dalam pengelolaan sampah, sekolah ini terus berbenah dan berinovasi untuk menjadi sekolah hijau berkelanjutan.

Dengan 184 siswa dan 16 tenaga pendidik, SD Inpres Perumnas 1 juga menjadi contoh sekolah yang menyeimbangkan antara prestasi akademik dan kepedulian terhadap lingkungan.

SD Swasta Angkasa Kupang: “Lihat Sampah, Ambil” Bentuk Refleks Peduli Lingkungan

SD Swasta Angkasa Kupang meluncurkan program “Lihat Sampah, Ambil” sebagai wujud nyata semangat Angkasa Ramah Lingkungan. Gerakan ini melibatkan seluruh warga sekolah — dari siswa, guru hingga staf — untuk secara spontan mengambil sampah yang terlihat di lingkungan sekolah dan membuangnya ke tempat sampah terdekat.

Kepala Sekolah Marjohn Y. Oematan, S.Pd., menjelaskan bahwa program ini dirancang bukan hanya untuk menjaga kebersihan, tetapi membentuk refleks peduli lingkungan.

 “Kami ingin anak-anak punya refleks: lihat sampah, ambil, dan buang. Ini bukan sekadar aturan, tapi bagian dari karakter mereka,” ujar Marjohn.

Kepala Sekolah Marjohn Y. Oematan 

Selain itu, setiap hari Jumat diadakan kerja bakti besar, serta tersedia tiga jenis tempat sampah warna-warni untuk memilah sampah organik, non-organik, dan B3. Sekolah juga mengintegrasikan pendidikan lingkungan dalam pembelajaran, termasuk membuat tempat sampah kreatif dari kardus bekas.

Dengan 246 siswa dalam 12 rombongan belajar, Sekolah Angkasa Kupang menerapkan semangat “Memerintah dalam Melayani” sebagaimana diusung Pemerintah Kota Kupang.

 “Kami ingin anak-anak menjadi pemimpin yang melayani dengan tanggung jawab, termasuk dalam menjaga lingkungan,” tambah Marjohn.

Penutup: Sekolah Jadi Miniatur Kota Bersih dan Hijau

Tiga sekolah ini menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan bukan sekadar teori, melainkan gaya hidup yang dimulai dari sekolah. Melalui kebiasaan sederhana seperti membawa kresek, memilah sampah, dan mengambil sampah yang terlihat, mereka menanamkan nilai-nilai cinta lingkungan yang akan tumbuh bersama karakter anak-anak Kota Kupang.

Langkah-langkah kecil dari sekolah menjadi titik start besar menuju terwujudnya Kota Kupang yang bersih, hijau, dan berkarakter. *(go/adv)

---

 “#KotaKupangHijau”, “#Sekolah bersih”, “#DinasPendidikanKupang”

 

Iklan

Iklan