Wali Kota Kupang Siap Bangun Pusat Layanan Autis: Kolaborasi Gereja–Pemkot Demi Anak Berkebutuhan Khusus


Kupang  - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Kupang untuk menghadirkan Pusat Layanan Autis sebagai wujud keberpihakan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Pernyataan ini disampaikan saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pola Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus yang berlangsung di Aula GMIT Paulus Kupang, Sabtu (2/8).

Dalam sambutannya, Wali Kota menegaskan keseriusan pemerintah untuk bergerak cepat. “Saya sudah sampaikan kepada Ibu Aki Kala, silakan buat proposalnya. Kita jalan bersama ke kementerian, ketuk pintu satu per satu demi anak-anak autis kita. Mereka punya hak yang sama untuk tumbuh dan berkembang,” ujarnya lantang disambut haru para peserta.

Lebih jauh, ia menilai pendirian Pusat Layanan Autis bukan sekadar wacana, melainkan panggilan sosial untuk bergerak nyata. “Anak-anak autis bukan hanya tanggung jawab orang tua. Masyarakat harus tahu menangani tantrum mereka, sama seperti kita belajar bantuan hidup dasar. Ini adalah tanggung jawab sosial kita bersama,” tegasnya.

Langkah ini menjadi babak baru kolaborasi strategis antara gereja dan pemerintah dalam menghadirkan layanan inklusif di Kota Kupang. Ketua Majelis Klasis Kota Kupang, Pdt. Delviana Poyck–Snae, mendukung penuh inisiatif tersebut. “Saya aminkan komitmen ini sebagai janji iman. Gereja siap bergandengan tangan dengan pemerintah mewujudkan fasilitas yang layak bagi saudara-saudara difabel,” ujarnya.

Menurutnya, GMIT Paulus menjadi satu-satunya jemaat di Kota Kupang yang memiliki Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Difabel secara khusus. “Pelayanan tidak boleh berhenti pada belas kasih, tetapi harus menyediakan ruang nyata sehingga saudara-saudara difabel menjadi subjek aktif dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat,” tambahnya.

Ketua Panitia Bimtek sekaligus pengurus Badan Hari Raya Gerejawi, Aki Kala, mengaku terharu dengan dukungan pemkot dan sinergi gereja. “Hari ini kami tidak merasa sendiri. Kami tahu ada pemimpin yang memberi hati untuk perjuangan kami sebagai orang tua anak-anak berkebutuhan khusus,” tuturnya.

Bimtek yang diikuti ratusan peserta dari jemaat, masyarakat umum hingga instansi pemerintah ini menghadirkan psikolog anak sebagai pemateri, serta dilengkapi sesi praktik penanganan tantrum anak autis dalam lingkungan gereja dan sosial.

Dengan komitmen kuat pemerintah serta dukungan gereja, Kota Kupang selangkah lebih dekat menghadirkan Pusat Layanan Autis yang ramah, inklusif, dan berpihak pada masa depan anak-anak berkebutuhan khusus. *(go)

Iklan

Iklan