Usia Lanjut, Awal Kebijaksanaan: Prof. Dr. Frans Gana Serukan Lansia Terus Menginspirasi

Kupang – "Usia lanjut bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari kebijaksanaan dan kontribusi yang tak pernah usai."

Kalimat ini meluncur tenang namun penuh makna dari Prof. Dr. Frans Gana, M.Si, Ketua Panitia Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 dan HLUN ke-12 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat menyampaikan sambutannya di hadapan ratusan peserta dan tamu undangan, Sabtu (14/6/2025) di Kupang.

Dengan nada tenang dan khidmat, tokoh pendidikan dan Komisaris Independen Bank NTT itu mengajak seluruh pihak melihat fase lansia sebagai fase emas, bukan masa surut. Ia menegaskan bahwa menjadi lansia adalah sebuah anugerah yang patut dirayakan, karena di sanalah hidup mencapai kematangan, kebijaksanaan, dan kekuatan batin yang sesungguhnya.

“Lansia harus tetap menjadi pribadi yang sehat, mandiri, tidak bergantung pada orang lain, aktif secara sosial, produktif secara ekonomi, dan tetap bermartabat dalam kehidupan,” tegas Prof. Frans dalam laporannya.

Kegiatan HLUN 2025 kali ini mengusung tema secara nasional: "Menua dengan SMART", akronim dari: Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat. Di NTT tema dikemas menjadi, "Ayo bangun NTT bersama Lansia SMART".

Tema ini menjadi dasar pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan yang melibatkan sekitar 900 lansia dari berbagai latar belakang. Mereka berasal dari kelompok binaan gereja, BKKBN Provinsi, BPJS (Prolanis), OPD, PWRI, POLRI, paguyuban etnis, hingga lansia disabilitas dan masyarakat umum.

Dalam sambutannya, Prof. Frans Gana melaporkan berbagai kegiatan yang dirancang untuk mengedukasi dan menyemangati para lansia, antara lain pertama, Jalan sehat dan senam lansia, untuk membangkitkan semangat hidup sehat. 

Kedua, pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah, sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap lansia. Ketiga, Lomba paduan suara dan fashion show, sebagai ruang ekspresi, tawa, dan persahabatan. Keempat, Sosialisasi program jaminan sosial seperti BPJS, PKH, KIP, dan KIS. Kelima, dorongan agar lansia tetap produktif secara ekonomi melalui pertanian, peternakan, atau usaha kecil.

Tak hanya itu, acara ini juga menjadi ajang reuni penuh kehangatan bagi para pensiunan PNS, BUMN, BUMD, TNI, dan Polri yang telah lama berpisah sejak masa tugas mereka. "Lomba bukan sekadar kompetisi, tetapi momen untuk bergembira, bernostalgia, dan menguatkan silaturahmi," ujar Prof. Frans.

Dalam nuansa filosofis, Prof. Frans Gana juga mengutip pemikiran Epictetus, filsuf Yunani kuno yang hidup di abad pertama Masehi. “Hanya ada satu cara menuju kebahagiaan, yaitu berhenti mencemaskan hal-hal di luar kekuatan kita,” tutur Dosen Senior Undana.

Menurutnya, pesan ini sangat relevan bagi para lansia, bahwa ketenangan dan kebahagiaan bukan datang dari dunia luar, melainkan dari hati yang mampu menerima hidup apa adanya.

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Wakil Gubernur NTT selaku Ketua Komda Lansia Nomor BU.465/02/Komda-Lansia/II/2025 tanggal 8 April 2025. Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan perlindungan dan layanan kepada para lansia.

Program jaminan sosial dan fasilitas kesehatan menjadi bukti nyata bahwa lansia bukan beban, tetapi kekuatan yang dihormati dan diberdayakan.

Mengakhiri sambutannya, Prof. Dr. Frans Gana menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT selaku Penasehat Komda Lansia dan Wakil Gubernur selaku Ketua Komda Lansia atas dukungan penuh dalam menyukseskan perayaan ini.

Ia berharap HLUN bukan sekadar peringatan tahunan, tapi menjadi gerakan kolektif untuk terus menciptakan ruang bagi lansia agar tetap aktif, dihormati, dan dicintai. “Mereka mungkin menua, tapi semangat dan cahaya mereka tidak pernah padam,” ujar Ketua Panitia. *(go)







Iklan

Iklan