Kupang Rayakan Sannipata Waisak 2025: Simbol Toleransi, Spirit Budaya, dan Kebangkitan Ekonomi Umat



Kupang – Perayaan Sannipata Waisak 2025 di Kota Kupang yang digelar pada Kamis malam, 12 Juni 2025 di Hotel Aston Kupang, berlangsung penuh khidmat dan meriah. Acara ini menjadi momentum penting bagi umat Buddha di NTT sekaligus menjadi simbol kerukunan antarumat beragama, toleransi, serta sinergi antara spiritualitas dan penguatan ekonomi masyarakat.

Ketua Permabudhi NTT, Indra Effendi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan dari Pemerintah Kota Kupang selama dua tahun terakhir dalam menyelenggarakan kegiatan Waisak yang berskala nasional. Ia menyoroti pentingnya dukungan pemerintah terhadap semua kegiatan keagamaan sebagai bentuk perhatian kepada seluruh umat beragama.

 “Tahun lalu kita disupport oleh Pemerintah Kota Kupang, khususnya bagian Kesra. Tahun ini, kegiatan kita juga kembali didukung penuh. Ini bukti bahwa toleransi dan keberagaman budaya terus tumbuh di NTT,” kata Indra.

Indra juga memaparkan rangkaian kegiatan Waisak tahun ini yang melibatkan masyarakat luas, termasuk penanaman sejuta pohon, ziarah ke makam pahlawan, bersih-bersih vihara, pengambilan Tirta suci, serta kegiatan bakti sosial dan pelayanan kesehatan gratis bersama PMI dan tim medis.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dalam sambutannya menggarisbawahi nilai-nilai luhur dari Trisuci Waisak: kelahiran, pencerahan, dan parinibbana Sang Buddha. Ia menegaskan bahwa ajaran Buddha relevan dalam memperkuat harmoni sosial dan menjawab tantangan zaman seperti kemiskinan, krisis lingkungan, hingga disintegrasi sosial.

“Waisak bukan hanya ritual keagamaan, tapi juga pengingat untuk kita semua agar terus menjaga kedamaian, bersatu dalam keberagaman, dan bergotong-royong membangun bangsa,” ujar Gubernur.

Wali Kota Kupang, dalam pidatonya menyampaikan komitmen kuat pemerintah dalam mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan lintas agama. Ia mengusulkan agar perayaan-perayaan seperti Waisak ke depan dipadukan dengan festival budaya dan bazar UMKM agar berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.

 “Kami siap membuka lapangan Kantor Wali Kota sebagai ruang acara keagamaan dan budaya. Di mana orang berkumpul, di situ ekonomi bergerak,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat Paskah 2025, lebih dari 150 UMKM terlibat dan berhasil menciptakan perputaran uang hingga miliaran rupiah hanya dalam satu malam.

“Kota Kupang telah masuk dalam 10 besar Indeks Kota Toleran se-Indonesia. Ini adalah kekayaan kita. Kita harus jaga bersama,” tutupnya.

Perayaan ini diisi dengan pemanggungan kesenian dan persembahan budaya dari berbagai daerah, memperlihatkan bahwa iman dan budaya adalah dua pilar penting dalam membangun kerukunan serta memperkuat identitas lokal di tengah keberagaman. *(go)

Iklan

Iklan