KUPANG — Tekad Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo untuk merebut kembali penghargaan Adipura semakin bulat. Dalam kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Kota Kupang di Hotel Swiss-Belinn, Sabtu (17/5), Wali Kota menegaskan komitmennya terhadap penanganan sampah sebagai bagian dari visi jangka panjang menciptakan kota yang bersih dan sehat.
“Biarkanlah roadmap sampah ini menjadi peninggalan saya. Warisan terbaik saya untuk Kota Kupang,” tegas Wali Kota dalam penuh semangat di hadapan para Lurah, perwakilan lembaga sosial, dan Pj. Sekda Ignas Lega berserta para asisten, kepala OPD serta staf di lingkup Pemerintah Kota Kupang.
Acara ini menghadirkan 9 Lurah dari total 51 kelurahan di 6 kecamatan di Kota Kupang. Masing-masing Lurah mempresentasikan program penanganan sampah yang telah dilakukan bersama RT, RW, dan masyarakat. Turut hadir pula CEO Bank Sampah Mutiara Timur, Meilsi Mansula; Provincial Coordinator WfW Project, Plan Indonesia Juliana Talan; dan Danone Indonesia di Wakili Oleh dr. Lidya Fransisca, program manager IRI (Inclusive Recycling Indonesia) yang telah aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Perwakilan Bank Sampah Mutiara Timur, Meilsi, menyatakan kesiapan untuk terus bermitra dengan pemerintah dalam mengelola sampah menjadi bernilai ekonomi. “Kami sudah membuktikan bahwa sampah bisa memberikan dampak positif, bukan hanya untuk lingkungan tetapi juga penghasilan warga,” ungkapnya.
Plan International dan Danone Indonesia pun memberikan dukungan penuh. Perwakilannya menyampaikan kesiapannya menjalin kerja sama dengan para Lurah dan memberi edukasi kepada masyarakat terkait kebersihan dan pengelolaan sampah.
Dalam penyampaiannya, Wali Kota juga menekankan pentingnya konsistensi. “Komitmen itu penting, tapi konsistensi adalah segalanya. Tanpa konsistensi, semua motivasi akan sia-sia,” tegasnya.
Ia mendorong seluruh jajaran pemerintah hingga lapisan masyarakat untuk terus bergerak, tidak kendor hanya karena telah mendapat pujian awal.
Wali Kota juga memberi apresiasi kepada petugas kebersihan yang telah bekerja lembur selama empat bulan terakhir, termasuk di akhir pekan. Ia bahkan menyampaikan bahwa dirinya kerap pulang malam karena tidak ingin ada berkas tertunda. “Saya tidak bisa tidur kalau tahu masih ada pekerjaan yang belum selesai,” ungkapnya.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, Kota Kupang bersiap kembali merebut predikat kota terbersih. “Kota ini bukan hanya warisan dari leluhur kita, tapi pinjaman dari anak cucu kita. Maka mari kita jaga bersama,” tutup Wali Kota.*(go)