By Al Hayon**
Catatan Refleksi:
Terinspirasi oleh kisah yang disajikan Matius, penulis Injil, tentang "pohon" dan "buah" seperti memantik pikiran untuk melacak lebih jauh soal makna simbolik yang lebih substansial dari "pohon dan buah'.
Bisikan kalbu kemudian menhantar saya kepada pendalaman akan substansi simbolik dari "pohon dan buahnya", bahwa Yesus bicara soal indikator kebaikan dan kejahatan diri, persona atau pribadi karena sikap laku seseorang, entah siapa.
Dengan indikator-indikator di atas seseorang, siapapun dia siap dinilai dan ke mana ia harus di kelompokan atau di golongkan. Sesungguhnya lewat kisah ini Matius mau tonjolkan tidak hanya indikator tetapi juga melalui kisah tentang pohon dan buahnya, Matius suarakan patokan atau ukuran yang yang ditetapkan Yesus unruk pengikut-Nya. Yesus menegaskan patokan atau ukuran kualitas untuk hidup sebagai orang beriman.
Bahwa kualitas hidup iman setiap orang pun dapat diukur dan diketahui dari setiap efek tindakan manusiawi. Atau bahasa injilnya disebut "buah." "Pohon" sebagia simbol diri, pribadi atau seseorang itu, dan "buah" adalah tindakan atau perilakunya.
Kata Yesus, "Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik dan sebaliknya pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik."
Pertanyaan refleksinya, "Jika anda dan saya sebagai orang baik, apakah selalu menghasilkan "buah" yang baik?" Buah yang baik juga merujuk pada
kualitas iman setiap orang beriman. Kualitas ini dapat dilihat dan sangat ditentukan oleh tindakan yang dilakukan atau "buah" tindakan.
Untuk melahirkan buah tindahkan yang terpuji dan baik, seseorang, siapapun dia digolongkan pada orang beriman yang baik dan berkualitas. Dan mereka yang beriman baik dan berkualitas akan menghasilkan "buah yang baik" atau tindakan atau perbuatan-perbuatan yang baik. Sebaliknya, iman yang tidak baik dan tidak berkualitas akan menghasilkan perbuatan- ucapan - sikap laku yang tidak baik juga.
Makna simbolik di atas mau menggaris bawahi substansi suatu realitas, bahwa "Dari buahnya pohon dikenal. Pohon yang baik menghasilkan buah yg baik". Makna simbolik demikian dicapkan kepada yang menamakan diri percaya dan mengimani Yesus. Jadi serupa suatu kehendak untuk menjadi "impersona Christi". Kita satu dalam Yesus dan Yesus dalam kita.
Dengan persekutuan dan persatuan demikian ada harapan untuk suatu hidup yang penuh dengan Roh dan karena itu akan menghasilkan buah-buah Roh.
Paulus merincihkan bahwa buah-buah Roh itu berupa: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Coba kita bertanya diri, "Sejauh mana iman kita telah menghasilkan buah-buah tindakan seperti buh-buah Roh? Apakah buah tindakan kita baik dan berkualitas? Bahkan buah tindakan itu siap diwariskan dan diteladani turun temurun? Coba dan berusahallah kalau belum mencapainya. Mari hasilkan buah-buah baik dari tindakan kita sebagai wujud iman kita.**