Mutiara-timur.com // Pemerintahan Desan dan Tokoh Masyarakat Desa Tasinifu merasakan terharu karena sudah puluhan tahun akhirnya jalan bisa masuk dan melintasi desa mereka. Mereka berjanji akan mendukung dan membantu Pemerintah selama pembangunan jalan yang disebut sebagai jalan Sabuk Merah di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Pemerintah dan Tokoh Masyarakat setempat merasa bersyukur dan terharu karena sudah ada perhatian serius oleh pemerintah dalam membuka akses jalan sebagai wujud percepatan pembangunan dan membuka akses percepatan mobilisasi di wilayah perbatasan RI-RDTL sehingga warga masyarakat mudah menjual hasil bumi, ternak bahkan SDA lainnya sebagai wujud peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
Ungkapan dukungan tersebut disampaikan tokoh masyarakat Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten TTU Paulus Thaal, saat ditemui media ini, Senin (26/6/2023).
Paulus mengatakan masyarakat Tasinifu sangat mendukung pemerintah dalam menyelesaikan proyek pembangunan yang melintasi desanya mereka. Paulus menghimbau kepada masyarakat agar dengan sepenuh hati mendukung pelaksanaan proyek yang smentara berlangsung, karena proyek tersebut merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat TTU karena setelah sekian lama, akhirnya wilayah perbatasan dapat disentuh dengan pembangunan jalan untuk kemakmuran rakyat.
"Kami warga Desa Tasinifu sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang sudah memberikan proyek pembangunan jalan sabuk merah di wilayah kami, untuk itu kami mendukung sepenuhnya. Ungkap Paulus Thaal.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu tokoh pemuda Desa Tasinifu yang juga merupakan Kepala Desa terpilih Heribertus Efi, S.H.
Efi menghimbau kepada warganya untuk mendukungan proses pekerjaan proyek pembangunan jalan yang melintasi wilayahnya, karena menurutnya proyek tersebut adalah bagian dari perhatian pemerintah untuk menaikan kesejahteraan di wilayah perbatasan, dan juga infrastruktur dibangun akan sangat membantu masyarakat dalam memobilisasi perekonomian ke depan.
"Kita harus bersyukur karena pemerintah membangun infrastruktur di wilayah perbatasan yang merupakan wilayah terdepan bangsa kita karena apapun yang terjadi negara tetangga akan melihat Indonesia dari wilayah yang terdekat yakni wilayah perbatasan. Untuk itu sudah sepatutnya kita mendukung proyek pembangunan ini". Pungkas Herbertus Efi.
Perlu diiketahui bahwa Proyek pembangunan jalan negara yang melintasi jalur perbatasan RI-RDTL atau yang biasa disebut dengan Proyek Sabuk Merah tersebut saat ini masih dalam proses penyelesaiaan.
Proyek tersebut nantinya akan menghubungkan beberapa titik yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Kupang dan Kabupaten TTU dengan total 147,4 Km. Beberapa titik yang dilewati antara lain Oepoli-Noelelo-Oenaek-Saenam-Nunpo (Haumeniana)-Inbate-Napan-Sp. Amol-Manamas-Wini. Khusus pada sektor Barat terdapat 3 titik yang dihubungkan yakni Oenaek, Saenam dan Nunpo (Hanumeniana) dengan melewati beberapa wilayah administratif Desa setempat termasuk Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten TTU.
David Samosir, S.T., M.Sc selaku Kasatker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Provinsi NTT kepada media melalui pesan WhatsApp Senin (26/6/2023) menjelaskan bahwa pembangunan jalan di wilayah perbatasan, termasuk jalan Sabuk Merah merupakan amanah yang diberikam oleh negara melalui Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Pada Kawasan Perbatasan Negara di 3 Provinsi yakni Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi NTT dan Provinsi Papua.
David menambahkan bahwa berdasarkan regulasi tersebut, maka BPJN Nusa Tenggara Timur mendapat amanah untuk mengerjakan proyek jalan Oenaek-Saenam-Nunpo (Haumeniana) sepanjang 34,32 Km. Besar harapan dari BPJN bahwa seluruh masyarakat NTT khususnya masyarakat Kabupaten TTU dapat mendukung pelaksanaan proyek tersebut.
"Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat NTT, khususnya di Kabupaten TTU untuk dapat mendukung kami sehingga pekerjaan pembangunan ini dapat terselesaikan" tandas Samosir kepada media ini, Pinta David Samosir.*()