Kupang, mutiara-timur.com // Kunjungan Kerja (Kunker) Dewan Pertahanan Nasional (Wantannas) RI ke Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan agenda berdialog soal aset warga eks Timor Timur yang ada di negara Timor Leste diharapkan ada angin segar bagi warga yang telah 23 tahun menanti kepastiannya.
Demikian Kunker Wantannas RI hari ini Kamis, (22/9/22) di Kelurahan Bakunase pada Kantor Yayasan Wira Kasih Lestari kepada ratusan warga Eks Timor Leste.
Wantannas RI yang datang diwakili oleh tim ini menyambangi warga eks TimTim terkesan sangat diandalkan sebagai Tangan Penolong Aset Warga di negara Timor Leste. Tim Wantannas itu terdiri dari Marsda TNI Maman Suherman, M.A.P, M. Han (Penanggung Jawab Tim-1); Maulana S.H, M.H (Ketua Tim/Kapokja); Kombes Pol Endrastiawan S., S.I.K., M.H. (Sekretaris); Kolonel Laut (KH) Dr. Dwi Ari Purwanto M.Pd (Anggota); Kolonel Sus Drs. Agus Suharto, M.Si (Anggota); Kolonel Inf. Joko Setyo Putro (Anggota); Dr. Rustam S.T, M.Si (Anggota).
Kehadiran mereka disambut dengan hangat dan penuh haru. Mereka datang dijemput dengan tarian setempat dan diterima melalui sapaan adat lalu disuguhi sirih pinang. Prosesi seremonial adat ini sebagai bentuk pengakraban dan menanamkan rasa bersaudara di tanah Timor, provinsi NTT.
Seusai serimonial lalu dilanjuti dengan acara tatap muka. Pada tatap muka, Wakil ketua atau salah satu Koordinator urusan aset, Penu Moy dalam sambutannya mengucapkan syukur dan terima kasih atas kunjungan Dewan Pertahanan Nasional Republik Indonesia.
"Pertama-tama kami para pemilik aset yang tertinggal di Timor Timur mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak dari dewan ketahanan nasional Republik Indonesia dan juga kepada bapak Fritz Marcel Adu, SH MH dari Lembaga Bantuan Hukum Cakra perjuangan Jakarta. Kami menyampaikan Selamat datang ke bumi flobamora NTT. NTT itu orang bilang nanti Tuhan tolong inilah mungkin yang orang bilang itu sehingga pada hari ini kita bisa bertemu dengan bapak-bapak kita ini atas kepeduliannya kepada kami pemilik aset-aset ini yang sudah lama kami perjuangkan mulai dari tahun 2000 sampai sekarang, atau sudah 23 tahun," ungkapnya.
Pada hari ini, tutur beliau bahwa, tim dari Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia bersama Fritz Adu dari pengacara Cakra perjuangan Jakarta telah datang dan bertatap muka secara langsung dengan kami para pemilik aset di Timor Leste. " Datang untuk melihat kondisi kami sekarang yang sebenarnya. Kami para pemilik aset sangat senang karena sudah terlalu lama perjuangan ini Dan berharap agar dengan kehadiran ini adalah langkah maju dari perjuangan tersebut.
"Dan perlu diketahui kepada bapak-bapak utusan dari tim bahwa teman-teman kami pemilik aset ini sudah banyak yang telah meninggal, antara lain Bapak Drs. Immanuel Ndun dan beberapa sesepuh kami yang mendahului kami, meninggalnya di kos-kosan. Ada yang meninggal karena putus asa dengan mengkonsumsi formalin karena tidak memiliki tempat tinggal. Sampai sekarang ini rekan-rekan kami masih banyak yang belum memiliki tempat tinggal tapi masih kos-kosan. Semoga perjuangan ini kami pemilik aset yang masih hidup bisa menikmati hasilnya. Doa kami menyertai kita semua semoga tuhan senantiasa memberkati dan melindungi kita semua," ujarbeliau melepaskan uneg-uneg hatinya.
Sementara Ketua Yayasan Wira Kasih Lestari atau ketua urusan aset Timor Leste, Pontius Sitanggang pada kesempatan ini menyampaikan, terima kasih pada bapak-bapak dari Fewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia lalu meneriskannya soal aset di Timor Leste.
"Masalah aset kita sudah berjuang sejak dari tahun 2000 hingga saat ini supaya ada perhatian dari pemerintah. Puji Tuhan bapak-bapak kita sudah diutus yang kita harapkan supaya mencari solusi seperti apa terhadap aset-aset kita di Timor Leste dan seperti apa kondisi kita saat ini. Saat ini ada yang hadir dalam kondisi yang sakit sebagaimana telah disampaikan oleh koordinator sebelumnya. Ada yang tidak bisa dipaksakan karena kondisinya sedang sakit stres sebab menunggu perjuangan ini sudah begitu lama. Ada yang tidak bisa hadir kena kondisinya masih stress dengan keadaan yang masih sulit, susah sehingga mereka tidak bisa hadir sebab pada waktu kejadian integrasi itu ada yang menyelamatkan diri meninggalkan Timor Leste dengan membawa apa adanya seadanya, sehingga banyak aset mereka tertinggal di Timor Leste mereka jalan dengan situasi dan keadaan waktu itu seperti yang terjadi, "ungkap sang ketua Yayasan.
Pontius Ketua Yayasan dengan jujur mengatakan tingkat kehadiran pada kunjungan ini dan alasan tidak semua yang datang di forum tersebut.
"Jadi dengan kehadiran bapak-bapak sekarang bisa melihat kondisi kami yang hadir bahkan tidak semua kami hadirkan karena ada yang di luar kota ini, dan di luar provinsi juga masih banyak. Dengan kehadiran bapak-bapak sini kami berharap bapak-bapak sudah tahu apa yang kami inginkan di sini. Mudah-mudahan hal ini bisa dapatkan dibuktikan atau dirasakan, dan bapak-bapak semua senantiasa diberi umur yang panjang sehingga suatu saat kelak kita bisa bertemu kembali. Selanjutnya saya atas nama ketua Yayasan wirasa kasih lestari kami mohon maaf apabila dalam pelayanan ada hal-hal yang kurang berkenan pada acara siang hari ini kami sekali lagi minta dimaafkan," ucapnya penuh harap.
Terhadap ungkapan hati secara formal pada tatap muka kunker ini, respon Penanggung jawab tim Wantannas, Marsda TNI Maman Suherman mengucapkan terima kasih atas penerimaan yang begitu hangat akan kehadiran mereka. Ia pun mengajak agar semua yang hadir mengenang dan berdoa bagi pejuang yang telah wafat dan bagi yang sedang sakit serta semua yang hadir.
"Pada kesempatan pertama saya mengajak kita untuk sejenak mendoakan para pejuang dari keluarga besar eks pengungsi yang sudah mendahului kita. Mudah-mudahan arwah para pejuang mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan yang Maha Kuasa. Kemudian kita juga doakan bagi yang sakit mudah-mudahan diberikan kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada Bapak dan mama yang ada di sini mudah-mudahan diberikan oleh Tuhan kesehatan serta kebahagian," ungkapnya.
Beliaupun menaruh rasa hormatnya kepada Fritz Marcel Adu sebagai advokad yang mempertemukan Wantannas dengan keluarga eks timtim sekalian dan berterima kasih juga ia berikan kepada rekan-rekan saya dari Wantannas RI. Pada kesempatan ini juga dijelaskan peritiwa terjadi hari ini awalnya datang dari bapak Fritz.
"Frizt setelah tahu kantor kami beliau menyampaikan ada permasalahan nasional. Ini permasalahan negara, yang negara memang harus hadir dan turun tangan. Kami yang ada di Dewan Ketahanan Nasional ini bukan malaikat yang punya keputusan instan. Kami ini mediator dari bapak ibu yang akan disampaikan permasalahan ini kepada bapak Presiden. Karena tugas kita di dewan ketahanan nasional adalah merumuskan kebijakan-kebijakan di daerah atau masyarakat untuk kepentingan negara ini. Leading sektor yang sebenarnya sangat bertanggung jawab mengurus masalah ini sebenarnya adalah Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Dalam Negeri," ulasnya.
Menurut Penanggung Jawab Tim Wantannas, tentang perjuangan yang dilakukan oleh bapak ketua urusan aset pengungsi di sini dengan pimpinan pemerintahan di provinsi NTT itu belum sampai kepada yang diharapkan.
"Memang kadang-kadang perjuangan itu butuh kesabaran, perjuangan itu butuh waktu yang panjang, kadang kalah contohnya perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Dulu betapa menderitanya para pejuang nenek moyang kita yang memperjuangkan kemerdekaan negara Republik Indonesia sampai merdeka. Para pejuang itu sendiri tidak merasakan enaknya kemajuan negara, enaknya sekarang. Tapi yang menikmati adalah anak cucunya. Berangkat dari situ perjuangan yang bapak-bapak laksanakan selama 22 tahun ini adalah perjuangan yang panjang yang membutuhkan kesabaran. Perlu sabar sabar dan sabar. Karena Tuhan sendiri mengatakan bahwa sebenarnya orang yang sabar itu adalah orang yang dekat dengan Tuhan, " ulasnya.
Katanya lagi, hari ini mereka datang ke sini untuk bersilaturahmi dengan bapak ibu sekalian, memberikan semangat kesabaran dalam perjuangan. Mereka membantu karena tugasnya sebagai penulis analisa, penulis kebijakan yang disampaikan kepada pimpinan nasional.
"Mudah-mudahan di tahun politik ini suara-suara rakyat suara-suara masyarakat daerah ini bisa diperhatikan beliau (presiden-red). Sekalian akan kami sampaikan kepada beliau. Ini kepastian dari kajian yang akan kami sampaikan setelah itu tinggal kebijakan dari pimpinan yang nantinya akan didiskusikan kepada kementerian luar negeri dan Kementerian dalam Negeri. Kedua menteri inilah yang nanti akan melanjutkan urusan setelah mendengar masukan dari dewan ketahanan nasional Republik Indonesia ini. Jadi Wantannas Republik Indonesia bertugas menyalurkan aspirasi aspirasi permasalahan yang dihadapi masyarakat daerah dan perkembangan nasional dan internasional yang sekarang maupun yang akan datang, jelas Maman.
Menutupi penyampaiannya, dikatakan Wantannas RI datang ke sini sebagai mediator bagi bapak ibu yang akan disampaikan kepada pimpinan.
"Mudah-mudahan tangan kami ini menjadi jembatan antara bapak ibu dengan pimpinan. Sekali lagi perjuangan itu adalah ibadah jadi jangan sampai perjuangan itu kendor perjuangan atau menjadi surut niat perjuangan. Terus diperjuangkan dengan bertahan pada kesabaran dengan usaha," tutur diakhir bicaranya. *(go).