Ubah Mindset Mahasiswa Transformasi Pembelajaran Jawabi Progam Merdeka Belajar, Rektor Undana


Mutiaratimur.net- Rektor Undana, Dr. Maks Sanam  punya semangat menurani ingin merubah sistem pembelajan di Undana yang selama ini terkesan masih bersifat kompentesi konvesional ketimbang menyelaraskan dengan perkembangan dunia usaha. Dunia usaha yang boleh dibilang terus terbang jauh dengan segala kompetisi, apalagi di zamannya digitalisasi. 

Bersamaan dengan era digitalisasi dunia pun dikejutkan adanya pandemi covid-19 yang juga telah merubah sistem pembelajaran. Demikian Rektor Undana dalam memberikan keterangan kepada media, pada hari Jumat, (17/12/21).

 "Kampus undana kalau dilihat sekarang dari sisi infrastruktur, pengadaan  gedung baru, renivasi gedung  kuliah  sesuai dtandar tampak megah, baru, bagus dan lengkap. Kampus yang cukup diperhitungkan dalam dunia pendidikan tinggi. Namun pada masa pandemi covid-19 fasilitas perkuliahan harus disesuaikan kebijakan pemerintah untuk mencegah covid-19. Praktisnya sistem kuliah pun harus diatur lima puluh persen mahasiswa di kampus, lima puluh persen nahasiswa belajar jarak jauh. Ada sistem pembelajaran wajib disesuaikan digilitasi pendidikan. Kita kenal dengan sistem pendidikan Hybred, atau di satu sisi on line dan sisi lain on site," ungkap Rektor.

Dengan adanya on line maka fasilitas kampus bagi mahasiswa kurang dimanfaatkan, atau dimanfaatkan tapi relatif tidak sepenuhnya.

"Apa artinya on line? On line artinya pembelajaran yang relatif tidak menggunakan ruang-ruang fisik, tapi pembelajaran menggunakan teknologi digital, dengan jarak jauh. Maka gedung kuliah yang ada diatur supaya bisa digunakan dengan kebijakan, seperti mahasiswa ada 100 orang, 50 orangnya online learning, dan 50 orang on site learing, lalu diatur secara bergilir, atau hybrid,  tukar menukar  secara jadwak dalam proses pembelajaran. Ini yang disebut hybrid, kombinasi pembelajaran. Terpenting fokus kita adalah SDM, "jelas Rektor yang belum lama ini menjabat.

Dalam kaitan dengan Program Merdeka Belajar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), program tersebut terlihat lahir pada masa pandemi covid-19. Program yang benar- benar melaraskan dengan situasi yang terjadi dan bahkan berkiat untuk merubah kaum terdidik tak hanya sekedar belajar menjadi penghafal. Tapi  Lebih dari itu  pendidik menghasil yang terdidik sebagai tenaga siap dipakai, change of agence, agen perubahan. Karena itu program merdeka belajar mengharuskan kualitas pengajar, kuliatas mahasuswa dan kulitas kurikulum itu yang perlu diperhatikan.

" Ya program merdeka belajar kemendikbud ristek itu ada 8 tuntutan yang harus dilakukan sebagai indikator kinerja utama dengan ada tiga poin  yang paling ditekankan, yaitu Dosen  berkualitas, Mahasiswa Berkualitas dan Kurikulum yang berkualitas, " kata Dr. Maks.

Inti dari indikator utama, menurut Rektor adalah mahasiswa diberi model-model pembelajaran kreatif,  inovatif agar mereka lebih siap menyosong dunia pekerjaan sekarang ini yang cendrung berubah. 

"Tuntutan pekerjaan sekarang tidak hanya skill yang tinggi, tapi bentuk- bentuk pekerjaan sekarang ini terus berubah, dulu konvesional sekarang tidak ada lagi. Seperti orang mau belajar jurusan  bank,  menjadi customer service sekarang tenaga itu semakin kurang karena sistem digitalisasi. Karena itu bentuk perkuliahan harus disesuaikan oleh kurikulum yang ada di fakultas sekaligus bentuk- bentuk pelatihan  bagi mahasiswa kita pun harus berubah," tambahnya lebih lanjut.

Rektor yang sebelumnya sebagai dosen hebat di Fakultas Hewan itu pun meneruskan, "dulu pembelajaran itu harus di ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dalam kampus,  ternyata tidak kini tak sesuai lagi. Sekarang pembelajaran bisa diakses dimana saja. Di industri mahasiswa bisa magang atau PKL ataupun dunia kerja misalnya, menjadi tempat kuliah included sekaligus teori dan praktek. Seperti Fakultas Hukum mereka harus magang di ruang-ruang sidang Pengadilan. Di sana mereka belajar langsung menyesuaikan kompetensinya. Dalam magang 5 atau 6 bulan mereka  bisa diberikan pengakuaan menyelesaikan 12 sampai 20 SKS. Sebelumnya mahasiswa belajar 5-6 mata kuliah di kelas. Sekarang dia magang sambil mendapat pengakuan ada beberapa mata kuliah yang diselesaikan saat magang," urainya.

Rektor Undana pun menyampaikan ada perubahan di universitas soal pembelajaran sesuai tuntutan program kementerian. Perubahan itu juga di universitas perlu mengambil bagian untuk    berkontribusi.

"Dari kementerian ada program pertukaran mahasiswa merdeka belajar, tapi universitas juga harus membackup pendanaan seperti itu, walaupun tidak semua.  Karena ini demi transformasi pembelajaran. Bahwa sekarang semua berubah. Kompetensi-kompetensi konvesional yang dulu orang belajar seperti kedokteran hewan, dengan iming-iming tamat akan kerja di dinas  peternakan,  akan hal seperti ini ternyata sekarang berubah, tidak lagi konvesional, "tuturnya.

Lebih lanjut, Doktor, dokter hewan di Universitas Nusa Cendana ini menguraikan, bahwa Kemendikbud ristek menyadari keadaan kita seperti ini, maka kemendikbud ristek berupayah agar kita segera menyesuaikan, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam hal kompetensi itu, seperti program merdeka belajar dengan cara PKL, magang pada industri. Bahkan para praktisi profesional dari luar, kata beliau bisa masuk dalam kampus membawa kemampuan dan  keterampilannya dari luar dan menularkan kepada mahasiswa maupun dosen, sehingga perbedaan kompetensi dunia kerja, bisnis kedalam kampus bisa dijauhkan, karena harus sama atau selaras. Di sinilah Kurikulum perlu  disesuaikan tidak lagi konvesional.

Menyoal Tri Darma Perguruan Tinggi

Tri darma perguruan tinggi merupakan pedoman yang menjadi acuan bagi universiitas yang semestinya dioptimalisasikan, karena itu perlu ada tranformasi pembelajaran sebagaimana harapan dari program merdeka belajar.

"Kalau mau jujur dosen itu mempunyai 3 kewajiban, yaitu melakukan pendidikan pengajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ini refleksi bagi saya juga, kita ini hanya masih pada pengajaran dan pendidikan. Pengabdian masyarakat, penelitian masih sangat kurang. Nah apa yang harus dilakukan, kita hars memaksimalkan pengabdian masyarakat. Kalau semua dosen melakukan pengabdian masyarakat dengan melibatkan semua potensi kompetesnsi, keahlian yang dimiliki maka kontribusi perubahan pembangunan daerah itu luar biasa," ungkap beliau.

Dr.Maks Sanam, sang Rektor dalam keterangan lebih lanjut mengatakan, dalam transformasi pembelajaran merubah mindset mahasiswa dan mendorong perubahan masyaraat, dosen itu tidak berjalan sendirian, tapi juga bersama mahasiswa. Bila dia dosen pertanian atau perternakan bawa mahasiswa  untuk giatkan  pengabdian di masyarakat. Kolaborasi ini sebagai potensi sumberdaya yang luar biasa,  yang bisa digerakan untuk membangun masyarakat dan sekaligus akan berdampak terjadinya pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa. Karena itu para dosen perlu ada tranformasi perubahan dan tranformasi pemikiran guna pembelajaran bagi mahasiswa sesuai dengan tuntutan dunia kerja.*(bungmarmin)

Iklan

Iklan