Mutiaratimur.com, -BBKSDA NTT kembali berkolaborasi dengan PT. PLN IUP Nusa Tenggara dalam rangka memperkuat kerjasama stategis melalui pembangunan Tower, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Kerjasama ini telah dilakukan sejak tahun 2017.
Demikian Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud memberi keterangan kepada media ini setelah seminggu kemarin pulang dari lawatan kunjungan dan evaluasi program di Denpasar dan Mataram pada Jumat (22/10/21).
Dengan lugas dan terbuka Arief Mahmud menjelaskan agenda pertemuan dan kunjungan dilakukannya.
" Perjalanan kunjungan kami ke Denpasar dan Mataram merupakan tugas yang penting harus dilakukan untuk program kedepan di BBKSDA NTT ini. Kami pergi dengan agenda untuk evaluasi dan rekomendasi kerjasama kembali antara BBKSDA dan PT. PLN IUP Nusa Tenggara. Karena kerjasama ini telah dilakukan sejak tahun 2017," ungkap Arief Mahmud.
"Secara umum Kerjasama yang kami bangun itu ada dua yaitu, pertama penguatan fungsi dan yang kedua adalah Kerjasama Pembangunan Strategis Yang Tidak dapat dielakkan. Kerjasama dengan PT. PLN IUP Nusra termasuk kerjasama Pembangunan Strategis yang tidak dapat dielakkan. PT PLN IUP Nusra yang berkantor di Mataram akan mendukung program di Kawasan konservasi di Nusa Tenggara Timur seperti Taman Wisata alam, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.
Pihak PLN dalam kerjasama program srategis tak terelakan ini, telah melakukan pembangunan Tower Saluran Udara Ekstra Tetangganya Tinggi (SUTET) 150 kV pada Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng di Manggarai dan CA Watu Ata di Ngada", ulasnya.
Kerjasama pembangunan Tower SUTT yang melintasi Kawasan Cagar Alam Watu Ata dan Taman Wisata Alam Ruteng menurut Arief Mahmud telah melalui kajian dan berdasarkan peraturan perundangan yang mengatur kerjasama strategis tersebut.
" Pembangunan Tower SUTT sebagai program kerjasama punya dasar hukumnya. Pembangunan ini mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 85 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah nomor 28 Tahun 2011 dan Perubahannya,"tegasnya.
" Ya, kerjasama strategis tak bisa dielakkan itu tidak hanya bertumpuh pada jaringan listrik, seperti tower SUTT, tapi juga pengembangan jaringan komunikasi dan pembangunan jalan yang melintasi kawasan Konservasi Sumberdaya Alam tersebut," jelas Arief.
Menurut Arief Mahmud program kerjasama antara BBKSDA NTT dan PLN IUP Nusra sudah lama dilakukan tapi di masa pandemi covid-19 menjadi sulit, karena ada force major atau keadaan emergency sehingga tak dapat dilakukan.
Namun pada kondisi terkini terlihat pandemi mulai menurun kasusnya, dan situasi mulai membaik maka kerjasama dengan lembaga BUMN dalam hal ini PLN dirajut kembali. Karena ini dirasakan amat penting untuk program konservasi yang bisa menunjang perekomomian masyarakat. Peluang ini dirintis lagi juga dengan pertimbangan keadaan pemerintah untuk mendukung program belum bisa karena masih terkonsentrasi dengan penanganan Covid-19.
"Selama Pandemik Covid-19 kami mengalami kendala dalam pelaksanaan program tersebut atau bisa dikatakan kami mengalami force major atau keadaan darurat. Namun setelah melewati situasi sulit, keadaan mulai membaik saya kira sangat perlu membangun komunikasi lagi guna mengaktifkan kembali kerjasama tersebut dengan pihak PT. PLN. Kerjasama ini penting karena bagi kami berkaitan dengan hubungan pelaksanaan tugas dimana adanya hal-hal yang belum difasilitasi melalui anggaran Pemerintah. Jadi kerjasama deng pihak lain menjadi sangat penting," ujarnya.
Kepala BBKSDA NTT juga mengatakan kerjasama diharapkan untuk memberikan perhatian kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur berupa dukungan pelaksanaan tugas selain Kawasan Cagar Alam Batu Ata di Ngada dan Taman Wisata Alam Ruteng atara Manggarai dan Manggarai Timur tapi juga kawasan konservasi lainnya. Menurutnya di NTT ada 28 Kawasan Konservasi yang juga perlu mendapat perhatian.
Kawasan Konservasi Lestari Butuh Ahli Khusus
Arief Mahmud, Kepala BBKSDA NTT punya semangat dan kecintaan luar biasa terhadap potensi Kawasan Sumber Daya Alam di NTT ini. Karena NTT mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri sebagai kekayaan luar biasa alamnya dan pantas perlu dijaga supaya tetap lestari selamannya. Olehnya beliau menghendaki semestinya ada ahli yang secara spefisik atau memiliki kompetensi khusus untuk menangani kekayaan kawasan sumbedaya alam NTT ini.
"Ahli atau orang disebut ahli untuk Indonesia ukurannya dilihat dari jenjang pendidikan tertinggi, seperti doktor dibidang khusus. Tenaga ahli tersebut ini yang menjadi bagian perhatian saya dalam rancangan pengelolaan cagar alam ke depan. Seperti reptile Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat belum ada tenaga ahli spefisik agar hewan ini tak terancam dari kepunahan. Kalau soal S1 banyak dan disebut ahli jika sudah sampai S3, " ungkapnya.
Arief melanjutkan, mengingat PT. PLN punya program untuk Beasiswa Pendidikan sampai jenjang tertinggi, maka beliau berupaya melalui kerjasama perlu ada sumberdaya manusia yang punya keahlian yang fokus pada konservasi hewan Komodo. Ia ingin mengajukan beasiswa yang menghasilkan doktor ahli komodo.
" Saya berharap ke depan NTT bisa memiliki ahli di bidang Komodo. Oleh karena itu kiranya perlu ada dukungan dari PLN untuk memberikan beasiswa tersebut," harapnya.i
Harapan dari Kepala BBKSDA NTT, Arief Mahmud karena kerjasama dengan PT. PLN selama ini dalam kurun waktu jangka panjang, kerjasama 10 tahun dan kerjasamanya kemungkinan masih bisai diperpanjang.
" Kerjasama ini jangka panjang selama10 tahun hingga tahun 2027. Dan kerjasamanya tentu diperpanjang karena peningkatan pembangunan listrik berjalan terus. Sedangkan dengan anggaran tersedia kami terus membangun komunikasi. Mudah-mudahan ada jalan yang baik sehingga program jangka panjang dapat terlaksana bersama. Oleh karena itu kita perlu menyiapkan generasi muda yang memiliki keahlian di bidang komodo,"urai Arief menutupi keterangannya. *(Mm/Mf)