Memberi Bantuan Kemanusiaan Dampak Covid-19, YFSP Kantongi Beberapa Masalah Pedesaan Di Kabupaten TTU


KUPANG,MT.NET- YAYASAN Fahiluka Surya Pertiwi, YFSP berkejasama dengan Keluarga Diaspora NTT yang ada di Jateng dan DIY, terus berkarya memberi bantuan kemanusiaan dari dampak Covid-19 di daratan Timor dengan tagline programnya, "Bakti Sosial 7 Manfaat Dalam 1 Paket."

Pada hari  Senin, 04 Mei 2020 Yayasan Fahiluka bersama mitra diaspora menuju ke kecamatan Biboki Anleu dan Biboki Moenleu di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi NTT untuk  menyalurkan paket makanan atau sembako yang dikirim donatur via JNE Kota Kupang.

Menurut informasi dari YFSP,  banyaknya bantuan itu berjumlah sekitar 125 paket dan  telah mulai didistribusikan oleh sub tim YFSP pada hari Rabu, 6 Mei 2020 di desa-desa yang berada pada 4 Kecamatan, yaitu Kecamatan Biboki Moenleu, Kecamatan Insana Utara, kecamatan Biboki Unleu, dan Kecamatan Kota Kefamenanu. 

Dalam perjalanan menyalurkan bantuan di desa-desa yang dikunjungi, menurut tim Yayasan desa-desa ini memiliki banyak potensi dan permasalahan  yang belum banyak mendapat perhatian dan sentuhan pembangunan untuk perubahan hidupnya, seperi desa Tuamese, Ponu dan desa-desa lainnya.

Desa Tuamese merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan jarak tempuh dari kota Kefamenanu ± 90 KM. 

Desa ini memiliki potensi alam yang sangat baik yaitu hasil laut, hasil lontar seperti gula dan sopi (minuman beralkohol), minyak kayu putih, dll.
Desa ini juga dihiasi dengan kombinasi pemandangan perbukitan yang indah dan pemandangan laut serta hutan lontar yang mempesona. 

Namun sangat disayangkan, karena Desa Tuamese merupakan salah satu desa yang hingga saat ini belum menikmati cahaya listrik.  Potensi desa ini masih dikelola secara alamiah dan mayoritas penduduk desa ini  bekerja sebagai penyadap Lontar dan petani musiman. 

Desa Tuamese, bersama  Desa Ponu dan desa-desa di Kecamatan Biboki Anleu lainnya, sudah hampir lima tahun ini gagal tanam dan gagal panen karena rendahnya curah hujan. 

Pada tahun 2019 pemerintah desa harus menangani 55 anak yang dinyatakan stunting dengan program makanan tambahan. 

Pada akhir tahun 2019, Desa ini dan desa lain di seluruh kecamatan Biboki Anleu terserang virus babi yang membunuh hampir semua ternak babi masyarakat. 

Belum selesai virus babi, masyarakat kini harus berhadapan dengan COVID 19,  dimana terjadi pembatasan sosial yang melumpuhkan perputaran roda ekonomi dalam masyarakat.
 
Pasar-pasar lokal (satu minggu sekali) hanya dibuka hingga jam 10 pagi, sehingga muncul banyak komentar masyarakat bahwa “kami mungkin tidak mati karena corona namun kami mati karena LAPAR!” Demikian situasi yang dialami oleh tim yayasan ketika memberi bantuan sosial tersebut.
Bantuan sosial yang disalurkan oleh Yayasan Fahiluka Surya Pertiwi, YFSP kali ini baru tahap pertama dan diprioritaskan bagi para janda, duda, lansia dan penyandang disabilitas. Pada situadi pandemik corona virus, bantuan sosial itu telah memberikan harapan baru bagi mereka yang menerimanya. Ini adalah sebuah spirit, kekuatan bagi mereka, sehingga  mereka merasa tidak sendirian, tapi mereka punya banyak saudara  yang menolong mereka dalam kesusahan.  

Karena itu dengan hati yang tulus Orang tua di Tuamese mengatakan : IE TA LOWE WINI DOME MU’DE PA DARA DJARU (filosofi orang sabu), yang artinya: sangat baik punya banyak saudara karena memudahkan kita dalam kesusahan. Terima kasih kami ucapkan kepada semua basodara donatur yang telah mengulurkan tangan. Biarlah kasih Tuhan melalui basodara bisa terus tersalur hingga menggapai saudara kita yang membutuhkan. 

Ketua Yayasan, Elisabeth Liu, S.Sos, SH, dalam rilisnya tanggal 8 Mei 2020 mengharapkan dan menyampaikan, "Program Bantuan Sosial ini sedang kami persiapkan tahap ke-2 nya, kami membuka pintu bagi Saudara-saudara yang ingin berbagi kasih, agar program ini dapat menjangkau lebih banyak saudara kita yang yang hanya untuk makan hari ini saja, harus berjuang setengah mati."***



Iklan

Iklan