Car Free Night Kupang Resmi Bergulir, Wali Kota Ajak Warga Jaga Ruang Publik dan Ramaikan UMKM Saboak

Kupang — Pemerintah Kota Kupang resmi meluncurkan program Car Free Night (CFN) yang akan digelar rutin setiap malam Minggu di sepanjang Jalan Frans Seda. Program ini menjadi ruang publik baru bagi warga untuk berolahraga, bersantai, dan berinteraksi sosial, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM Kota Kupang.

Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan bahwa keberhasilan Car Free Night sangat bergantung pada peran aktif masyarakat dalam menjaga ketertiban dan fungsi ruang publik tersebut. Ia mengingatkan agar CFN tidak mengalami penyimpangan fungsi seperti yang terjadi pada beberapa titik Car Free Day lainnya.

“Jangan sampai nanti jadi seperti Car Free Day di Eltari sana. Makin lama, jualan mulai masuk ke tengah jalan. Kan tidak boleh, orang tua jalan, anak-anak main,” tegas Christian Widodo.

Menurutnya, Jalan Frans Seda harus tetap steril dari aktivitas jual beli di badan jalan agar aman dan nyaman bagi warga, khususnya anak-anak, orang tua, dan komunitas olahraga.

Wali Kota mengusung konsep “warga jaga warga” sebagai kunci utama menjaga ketertiban Car Free Night. Jika terdapat pedagang yang mulai masuk ke badan jalan, warga dipersilakan untuk menegur secara santun demi kepentingan bersama.

“Kalau ada yang mulai masuk ke sini, warga boleh tegur, boleh kasih tahu. Kita saling jaga. Belanjanya tetap di dalam Saboak,” ujarnya.

Christian Widodo juga mengajak warga untuk tidak langsung pulang setelah beraktivitas, melainkan berbelanja di kawasan Saboak, yang saat ini tengah diramaikan oleh Christmas Market atau Pasar Natal hingga 22 Desember. Area tersebut telah disiapkan sebagai pusat UMKM dengan beragam produk lokal dan ornamen Natal yang menarik.

Untuk memastikan ketertiban sejak awal, Wali Kota mengaku telah menginstruksikan Satpol PP Kota Kupang agar melakukan pengawasan ketat selama pelaksanaan CFN.

“Saya sudah minta Pol PP jaga dari awal jalan ini supaya tertib. Tidak ada yang jual di jalan ini. Jalan ini untuk berolahraga, untuk beraktivitas,” katanya.

Ia menjelaskan, Jalan Frans Seda akan difungsikan sepenuhnya sebagai ruang publik: anak-anak bisa bermain sepatu roda, orang tua berjalan sehat, dan anak muda berolahraga dengan aman dan nyaman.

Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, Christian Widodo menegaskan bahwa Car Free Night merupakan bukti nyata pemerintah tetap bergerak di tengah keterbatasan anggaran.

“Ini bukan hanya seremonial. Ini bukti Pemerintah Kota Kupang terus hidup, terus bergerak, dan terus bertumbuh bersama warga,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung keberhasilan kawasan Sabuak yang sempat diragukan banyak pihak saat pertama kali digagas. Namun kini, kawasan tersebut justru berkembang pesat dan menjadi pusat aktivitas ekonomi warga.

“Dulu banyak yang pesimis. Katanya di tengah efisiensi dan keterbatasan anggaran pasti tidak jadi. Tapi lihat sekarang, Saboak tumbuh luar biasa, ramai, dan menghasilkan ekonomi bagi UMKM,” jelasnya.

Hal serupa terjadi pada pemasangan lampu-lampu penerangan kawasan yang awalnya dipertanyakan, namun kini menjadi daya tarik visual dan memperindah wajah Kota Kupang.

Mulai malam ini dan seterusnya, setiap Sabtu malam, Jalan Frans Seda akan ditutup untuk kendaraan dan dibuka penuh bagi aktivitas warga melalui program Car Free Night.

“Setelah olahraga dan jalan sehat, kita bisa masuk belanja di UMKM-UMKM Saboak,” ujarnya.

Menurut Christian Widodo, membangun kota tidak hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga menghadirkan ruang publik yang hidup, aman, dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.

“Membangun kota itu menghadirkan ruang untuk anak muda berkreasi, orang muda berolahraga, orang tua jalan sehat. Itu juga membangun kota,” tegasnya.

Ia menutup sambutannya dengan pesan optimisme dan semangat gotong royong.

“Semua yang kelihatan tidak mungkin, kalau dilakukan dengan ikhlas dan gotong royong, pasti jadi mungkin. It always seems impossible until it is done,” pungkasnya. *go




Iklan

Iklan