Kupang – Persidangan Majelis Kelas Kota Kupang ke-16 berlangsung dengan penuh optimisme dalam menghadapi tantangan di tahun 2025. Dalam pertemuan ini, gereja menegaskan perannya sebagai terang di tengah situasi yang dianggap "tidak sedang baik-baik saja" di Indonesia. Demikian Pdt. Saneb Blegur, Wakil Ketua Majelis Sinode Harian (MSH GMIT) dalam sambutan Persidangan Majelis Kota Kupang tahun 2025 di Gereja Immanuel Jemaat GMIT Oepura.
Dukungan dan Apresiasi
Majelis Sinode Harian GMIT menyampaikan laporan mengenai berbagai program yang telah berjalan dengan baik, termasuk dukungan luar biasa dari jemaat dan masyarakat. Peningkatan pelayanan gereja tercatat sebesar 10%, menunjukkan komitmen dalam memperkuat iman dan kepedulian sosial.
Fokus Pelayanan 2025
Terdapat lima fokus utama yang menjadi prioritas gereja di tahun 2025:
- Pendidikan: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi jemaat.
- Pemberdayaan Ekonomi: Mendorong kemandirian ekonomi berbasis jemaat.
- Tata Kelola Sumber Daya Manusia: Mengembangkan kapasitas dan kompetensi pelayan gereja.
- Lingkungan Hidup: Gereja berperan aktif dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan.
- Pemberitaan Injil: Memperkuat pengajaran spiritualitas dan pelayanan kasih.
Kepedulian terhadap Krisis Sosial
Persidangan menyoroti dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan, khususnya di wilayah selatan. Gereja juga menegaskan pentingnya peran aktif dalam mendukung kebijakan yang berdampak positif bagi masyarakat.
Ibadah yang Berdampak Nyata
Subtema tahun 2025, “Menghidupi Ibadah yang Berkeadilan, Penuh Kesetiaan, Saling Mengasihi, dan Merangkul Perbedaan”, menekankan bahwa ibadah tidak sekadar ritual, tetapi harus menghasilkan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan dan Harapan
Dengan berbagai tantangan ekonomi dan sosial, gereja mendorong jemaat untuk melakukan rasionalisasi dalam perencanaan keuangan serta memastikan program-program strategis dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan.
Persidangan ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan dan program yang berdampak bagi kesejahteraan jemaat serta masyarakat luas. Dengan semangat kebersamaan, gereja terus berupaya menjadi pelita yang menerangi di tengah kegelapan dunia. *(go)