KUPANG // Gedung Kantor LL Dikti Wilayah XV di hari Kamis, (13/7/2023) telah diresmikan oleh Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat (VBL) dan Sekretaris Jendral Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ( Sekjen Kemendikbud) Ir. Suharti, M.A. Ph.D.
Peresmian gedung kantor ini oleh Kepala Lembaga (Kalem) LL Dikti Wilayah XV Prof. Dr. Andrean Amheka, ST,MH dihadiri 103 tamu undangan dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) , Perguruan Tinggi Negeri, Pengurus Yayasan PTS, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forkompimda NTT, LL Dikti Wilayah VI, PTS Timor Leste, Pers dan pihak terkait lainnya.
Gedung Kantor yang diresmikan itu menurut Kalem Prof.Dr. Andreas dalam laporan panitianya menyampaikan, tanah gedung itu merupakan hibah dari Gubernur NTT, VBL dengan luas tanah 9.383 m2 dan luas bangunan 1.260 m2 serta sumber dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Mengawali peresmian Gubernur VBL dalam arahanya memberikan sejumlah motivasi keras yang bermartabat bagi dunia pendidikan Perguruan Tinggi di NTT. Antara Ilmu pengetahuan di kampus dan di dunia kerja tamatan itu harus bisa diandalkan membangun provinsi ini.
VBL setelah memberikan salam toleransi kebangsaan melanjutkan dengan ungkapan, "sebagai Gubernur saya bergembira atas sebuah konsolidasi kelembagaan terhadap perguruan Tinggi, Yayasan- Yayasan Pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu kualitas generasi-generasi unggul di dunia pendidikan ke depan."
Dikatakannya, pengetahuan itu memang belum dimaknai secara baik dalam keseharian di NTT. Ia banyak bertemu pandangan orang, bahkan sendiri secara pribadi dulu, bahwa orang lebih semangat mengejar pendidikan itu sebagai cita-cita merebut gelar.
" Orang akan bangga kalau mempunyai gelar setamat kuliah, tapi saya tidak begitu bangga kalau dipanggil dengan gelar. Saya bangga kalau ilmu saya bisa dapat dinikmati oleh orang lain karena itu kreatif minority orang. Seorang intelektual minimal memiliki kreatif minority atau berguna bagi diri sendiri dan tidak tergantung bergantung pada siapapun dan dia mampu membangun lingkungan di sekitarnya untuk membantu orang lain," paparnya.
Gubernur mengritik PT yang hanya menamatkan banyak gelar, profesor, Dr., Magister, Drs , Ir., dan kalau itu yang diinginkan, maka cita-cita dunia pendidikan pada hari ini sangat jauh. Karena orang lebih bangga indeks prestasi tamatannya nilai 4,0 atau 3,9 dengan predikat Summa Cum Laude. Ia mengungkapkan sebuah riset dari Harvard University tentang orang-orang tamatan yang summa cum laude itu adalah termasuk orang-orang manager terbaik dunia. Tetapi orang-orang yang lulusan pas-pasan, ternyata mereka adalah pemilik perusahaan-perusahaan besar dunia.
Mengapa yang tamatan dengan Summa cum laude tidak menjadi pemilik perusahaan-perusahaan dunia ini rupanya mereka takut, kurang berani mereka hanya lebih pada orientasi bangun intelektualitas. Sementara di dunia kerja sekarang diperlukan bangun daya tahan.
"PT ketika orang datang berkuliah tidak boleh diperlakukan dia sebagai anak mahasiswa saja, tapi dia harus diperlakukan lebih sebagai mitra intelektual kita atau mitra pengetahuan kita. Jadi kalau profesor atau dosen yang menekan nilai anak, skripsi kerja bolak balik kesana ke kemari, perbaikan tesis berulang-ulang, itu dosen, profesor sakit. Itu tahun 1500 boleh. Kalau tahun sekarang itu tidak penting. Mahasiswa harus menjadi mitra srtategis untuk pengetahuan dari abstrak sampai yang harus dikonkritkan. Kita terlalu bangga dengan orang pintar apa yang dia omong dari apa yang dibacanya, namun mengerjakan apa yang dibacanya itu menjadi masalah besar," tutur Gubernur.
Dilanjutkannya dengan tanya, mengapa NTT selalu jadi terpuruk, walaupun kekayaan kita begitu luar biasa. Karena kita tidak mampu mengerjakan kekakayaan kita begitu banyak. Kita hanya mentok pada sertifikat doktor dimiliki. Bangga kalau dipanggil doktor, kalau tidak sebut doktor tersinggung dia.
"Saya malah senang dipanggil Viktor Laiskodat saja daripada harus dengan gelar. Saya tidak akan senang kalau dalam kegiatan besar karya-karya saya tidak pernah disebut sebagai bentuk pertanggungjawaban intelektual saya," sentil Gubernur.
"Saya berterimakasih kepada menteri pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi ibu sekjen dan seluruh komponen pendidikan hari ini yang hadir. Pertemuan kita hari ini yang penuh damai, karena itu bagaimana kita mampu melahirkan desain pedidikan sesuai dunia sekarang," ajaknya.
Dikatakannya pula, Indonesia kini telah melahirkan konsep berpikir yang begitu baik tentang merdeka belajar. Itu konsep yang luar biasa. Kita manusia yang terlahir bebas. Kita bukan manusia yang hidup dalam kunkungan atau terpenjara dalam tantangan kehidupan yang berat.
"Karena Manusia intelektual itu manusia yang lahir bebas dalam alam pikiran. Alam semesta yang begitu luar biasa membuat dia melahirkan pikiran-pikiran yang brilian. Kita belum sampai ke situ. Kita rajin sholat lima waktu, setiap jumat ke mesjid, setiap minggu ke gereja, berdoa setiap hari, tapi begitu ada yang mati reaksi kits, aduh ehh kasihan, kenapa mati. Berdoa setiap hari mencari kesempurnaan ingin menuju ke surga, saat ada yang mati kasihan. Bagaimana ini. Harusnya kita bahagia, bergembira karana saudara kita menuju ke surga dan kita juga akan menuju ke sana juga," kisah VBL.
Gubernur mengatakan, bahwa pengetahuan kita selalu salah, karena kita tidak membangun pengetahuan penalaran yang baik, penalaran kita itu terlalu sempit dan kecil sehingga kita tidak mampu melihat dunia dalam penalaran yang lebih luas terhadap alam ciptaan Yang Maha Kuasa.
"Karena itu saya selalu mendorong bahwa berat sekali bila pemerintah, perguruan tinggi dan agama sekarang tidak dalam sebuah koridor pemikiran yang tepat, ini yang menghancurkan. Saya selalu mendorong khas Viktor Laiskodat. Kalau ada yang sakit hati itulah tanda-tanda kemajuan karena kamu punya perasaan sebagai manusia. Belum sakit hati berarti perasaanmu mati bahaya ini. Saya harapkan agar kita harus mampu menunjukkan kualitas kita di Nusa Tenggara Timur," ajaknya.
Lebih lanjut VBL menambahkan, NTT adalah Provinsi yang terkaya di Indonesia dengan empat isue dunia, air, pangan, energi (khususnya energi terbarukan ) dan populasi. Energi terbarukan NTT adalah yang terbesar di Indonesia saat ini, yaitu panas bumi, angin, matahari, dan arus laut.
Dilanjutkan bicaranya, "dunia pendidikan itu kehidupan, karena itu dunia pendidikan harus mendesain pendidikan tidak kenal kematian tapi kehidupan. NTT ini banyak potensi namun belum dihidupkan karena itu dunia pendidikan tinggi harus mampu melahirkan profesor- profesor intelektua, yang kemudian mampu menghidupkan semua potensi untuk membantu masyarakat."
"Kita punya kekayaan laut ikan-ikan begitu banyak, tetapi kalau makan ikan harus berburuh ke laut. Boleh juga seperti itu, tapi harus cara mendapat ikan dengan budidaya yang berkualitas. Kita ketinggalan dari Negara Nowergia yang lautnya sempit ikan kurang, tapi karena kemajuan ilmu pengetahuannya mereka tidak perlu berburuh ke laut, bila ingin makan ikan tapi ada budidaya yang tinggal ambil saja. Kita kalah jauh," kisahnya membandingkan dengan negara luar.
Gubernur VBL membuka memori masa lalu, dulu NTT terkenal dengan ekspor sapi ke Hongkong bukan ke Jakarta. Tapi lama kelamaan semakin berkurang sampai sekarang.
"Dulu orang pintar atau sarjana ternak kurang, tapi kita ekspor sapi besar-bersaran jumlahnya. Sekarang sarjana-sarjana ternak banyak, tapi ternak berkurang. Ketika ada yang berbicara tentang ternak dan bertanya tentang NTT, saya katakan soal ternak NTT berkurang, tapi sekarang NTT bertenaknya adalah sarjana ternak itu banyak. Itu artinya ada kesalahan dari pendidikan yang belum memampukan para sarjana menggunakan ilmu pengetahuannya untuk diterapkan dan bisa berguna menghasilkan bagi kehidupan kita," kenang VBL dan beberkan fakta.
Sementara itu, Sekjen Kemendikbudristek,Ir. Suharti, M.A, Ph.D dalam sambutanya mengatakan dengan diresmikannya Gedung Kantor LL Dikti Wilayah XV ke depan secara bersama-sama dengan 58 PTS dan 4 PTN dapat berkola borasi membangun SDM NTT yang akan menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas, sehingga bisa membangun kekayaan yang dimiliki NTT.
"Kami berterima kasih pada kesempatan peresmian Gedung Kantor LL Dikti Wilayah XV, Pak Gubernur mengungkapkan tentang program merdeka belajar.
"Kebijakan merdeka belajar yg dinilai pak gubernur sangat baik, karena memberikan kebebasan kepada kita semua, tenaga pendidik untuk berkreasi menelurkan ide-ide yang tidak dikungkung oleh dirinya sendiri.
Sebab minat berbeda-beda, tidak semua orang mampu dan berminat di matematika ataupun sejarah. Setiap orang punya minat dan bakat sendiri-sendiri. Kita tidak bisa menguji kompetensi bagaimana ikan bisa naik pohon, atau mengukur kecakapan kura-kura bisa berlari cepat," ungkapnya.
Sekjen Suharti melanjutkan pembicaraannya,"kami juga meminta LL Dikti XV melanjutkan kesuksesan kebijakan merdeka belajar pada kegiatan kegiatan di kampus perguruan tinggi untuk mereka lebih berkembang."
"Kita punya banyak program untuk membangun NTT dengan mengirimkan mahasiswa untuk mengajar di sekolah-sekolah daerah terpencil dan tertinggal yang siswanya mempunysi kompetensi rendah.Kita punya 84 ribu mahasiswa tanpa harus lulus sarjana, tanpa harus melamar pekerjaan di kantor gubernur, walikota, dan bupati," ucapnya.
Disampaikannya lagi, kita juga memberi kesempatan mahasiswa belajar di luar kampus, luar ruangan. Ini juga peluang yang baik buat anak anak kta bisa bekerja membantu pemerintah daerah dalam mengelolah sumberdaya NTT yang luar biasa ini.
"Semoga kedepan pembangunan ntt bisa mengalahkan provinsi yang lain. Indeks pembangunan manusianya bisa naik signifikan karena SDMnya baik, rata-rata lama sekolah ditingkatkan. Kita berharap anak-anak SMP kita terus bersekolah sampai ke perguruan tinggi dengan rata-rata berkualitas," harap Sekjen ini.
ditambahkan pula, "kita juga punya perhatian terhadap kesehatan di NTT. Karena NTT ini juga terkenal dengan masalah stunting, maka kita melalui perguruan tinggi bisa terlibat memberikan penyadaran kepada masyarakat NTT bagaimana hidup sehat, membesarkan putra putri mereka sejak dari dalam kandungan."
Diutarakanya lagi bahwa, mahasiswa-mahasiswi di NTT juga mendapat program untuk studi di negara lain, dan di luar kampus disiapkan dana bersumber dari indenesiana yang tidak hanya untuk membiayai beasiswa, museum, tapi juga aktivitas lain, penelitian dan kegiatan seni budaya yang dilakukan oleh komunitas mahasiswa.
Sekjen dalam hal Gedung kantor LLDikti XV mengatakan, gedung ini dibangun di atas tanah pemerintah provinsi yang dhibahkan oleh Gubernur NTT VBL.
Biaya pembangunannya bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang tidak mudah untuk mendapatkanya, karena satu syaratnya adalah kebermanfaatan.
"Kami menilai Gedung ini dibangun ada manfaat yang kita harapkan dapat membantu LL Dikti Wilayah XV untuk bisa mengkoordinasikan. tugas-tugasnya dengan baik. Gedung ini dibangun tidak hanya fisik, tapi harus diberi jiwa, jiwanya adalah tugas dan tanggung jawab Kepala lembaga dan jajarannya," ulasnya
Sekjen Kemendikbudristek juga titipkan pesan lain, yaitu perlunya perhatian untuk pemeliharaan dan perawatan terhadap gedung mewah ini.
"Perlu perhatikan gedung ini, kebersihan mulai dari hal kecil toilet, sampah, ada kerusakan segara diperbaiki. Tak perlu tubggu kerusakan beraf. Dalam menjalankan tugas senyum harus menjadi cermin dari semangat kebersamaan. Jangan lupa senyum ketika ada kunjungan dari gubernur, walikota, para bupati dan pejabat lainnya serta setiap orang yang datang," pesannya lembut dan sejuk. *(go)