KUPANG // Universitas Persatuan Guru 1945 (UPG) NTT dengan Universidade da Paz (UNPAZ) Timor Leste, Hari ini, Kamis, (6/7/2023) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) di Resto Pantai Timor, Kota Kupang.
Penandatanganan kerjasama kedua lembaga ini sebagai bukti semangat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Perguruan Tinggi antar Negara.
Dalam proses penandatanganan kedua belah pihak sebelumnya memulai dengan acara pemaparan profil kedua lembaga baik dari UPG 1945 NTT maupun UNPAZ.
Nampak dari profil kedua lembaga Perguruan Tinggi ini memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi yang dipunyai.
UPG NTT dalam profilnya tampak seputar sarana dan fasilitas kampus dan Rektorat, sumber daya manusia dan beberapa potensi kualitas unggulan baik di bidang olahraga, budaya dan juga pengembangan pendidikan di ruang kuliah.
UPG NTT menampilkan produk unggulan satu- satunya bila dibandingkan dengan lembaga perguruan tinggi di Indonesia umumnya, yaitu Produk Jaminan Kesehatan Mahasiswa (Jamkesmawa) yang digagas oleh Ketua BPH PB PGRI Dr. Semuel Haning, SH, MH, C.Me.
Sementara Profile UNPAZ Timor Leste nampak dari video tayangan berupa keadaan kampus dengan sarana prasarana yang ada, juga penyampaian beberapa keunggulan tenaga-tenaga mahasiswa yang dikirim studi ke luar negeri tingkat Asia, Jepang, Eropa dan Inggris bahkan ke Amerika.
Prosesi penandatanganan MoU dan MoA antara kedua lembaga pun dimulai dengan menampilkan dua lagu kebangsaan baik Indonesia Raya maupun lagu kebangsaan dari Timor Leste. Kumandang lagu kebangsaan ini membuat acara yang bermartabat dan ilmiah ini sungguh memiliki kesan tersendiri. Sebagaimana terungkap oleh Rektor, David R.E Selan, SE., MM saat memberikan sambutannya.
"Dua puluh tahun lama tak bertemu hari ini kita bertemu membuat kami merasa haru dan bangga atas kehadiran bpk Rektor, Wakil Rektor dan para Dekan serta senat dari UNPAZ dalam rombongan hadir pada kesempatan bermartabat ini," Ungkap David Selan.
Dihadapan Ketua BPH PB PGRI, Wakil Rektor, para Dekan bersama dosen UPG 1945 NTT dan Rektor, Wakil Rektor, Para Dekan dan senat dari Unpaz, David Selan meneruskan,"Kedua lembaga Perguruan Tinggi ini punya nasib yang mirip sama ketika ditimpah reformasi. Sembilan belas tahun teman-teman UNPAZ berupaya menghidupkan universitasnya yang penuh dengan tantangan. UPG NTT sekitar 6 tahun silam juga menghadapi tantangan tersendiri dan sesudahnya bisa bangkit kembali. Univesitas kami kini memiliki tenaga 150 orang dengan mahasiswa 1.500 orang."
Rektor UPG 1945 NTT juga mengomentari tujuan adanya MoU dan MoA, diantaranya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Perguruan Tinggi (PT ) keduanya yang selebihnya adalah tujuan implementasi, seperti ada studi banding, studi tour, magang, pertukaran dosen dan mahasiswa, seminar-seminar internasional dan kegiatan terkait dengan hubungan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Itu yang menjadi harapan kedepan dari moment tersebut.
"Mari kita kerjsama untuk pengembangan SDM di pulau Timor dan kedua lembaga ini tetap lestari. Kita harus bersama bergandengan tangan, karena berjalan sendiri kita tidak bisa untuk meningkatkan kualitas SDM di Pulau Timor walaupun kita dipisahkan oleh wilayah Negara," harap Rektor UPG 1945 NTT.
Rektor UNPAZ, Dr. Armando Soares Amaral, Lic. Eco., MM merasa sangat luar biasa situasi penerimaan kehadiran mereka. Dalam pandangan yang senada melihat pentingnya untuk membangun SDM di Pulau Timor.
Ia mengakui bahwa 19 tahun, sejak tahun 2004 ada dinamika yang terjadi di UNPAZ dan mereka telah lewati dengan berusaha untuk pulihkan kembali Perguruan Tinggi tersebut.
" Kita memang punya kesamaan menghadapi persoalan. Ada dinamika yang terjadi seperti kami hadapi di 19 tahun lalu dan UPG 6 tahun berlalu. Tapi UPG 1945 NTT punya keunikan, walaupun ada persoalan, namun ada kepedulian dari pemerintah sesudah melewati dinamika. UPG mendapat subsidi pemerintah, kami UNPAZ mandiri sampai sekarang," ungkap Rektor UNPAZ.
Rektor dari PerguruanTinggi Swasta Timor Leste ini memberikan informasi selain kampus dan sumberdaya dimiliki juga menguraikan soal jumlah tenaga pengajar yang ada di UNPAZ 400 dosen dan mahasiswa sekitar 14.000. Dengan kerjasama yang dirajut bersama ia menaruh signal harapan sebagai reaksi terhadap kehendak baik dari Rektor UPG 1945 NTT.
"Kita berharapkan kedua lembaga ini dapat menghasilkan SDM Timor Barat dan Timor Timur yang bisa bersaing dengan SDM tamatan dari Perguruan Tinggi lain yang ada di NTT," pintahnya.
Ketua BPH PB PGRI. Dr. Samuel Haning, SH.,MH, C.Me, ketika memberikan sambutan, ia memulai dengan mengucapkan terimakasih tanda penerimaan atas rombongan UNPAZ lalu menggambarkan secara singkat historitas berdirinya UPG 1945 NTT.
Universitas Pesatuan Guru 1945 NTT lahir dengan dasar pertimbangan dari tiga faktor, filosofis, sosiologis dan yuridis. Sehingga dari ketiga faktor ini maka di tanggal, 31 Mei 2017 sebagai hari tanggal bersejarah lahirnya UPG 1945 NTT.
"UPG masih muda baru mau berjalan tujuh tahun. Semuanya ini terjadi karena campur tangan Tuhan. Itu yang perlu kita akui,"ungkap Sam Haning alias Paman Sam.
Pada kesempatan ini juga ketua BPH BP PGRI UPG 1945 NTT menekankan akan perlunya kerjasama demi kemashalatan manusia yang ada di Pulau Timor dan NTT sebagai sedarah entah Timor Barat atau Timor Timor.
"Kami mau ciptakan hubungan yang baik dari segi sosial budaya dengan melaui pendidikan di kedua lembaga ini. Kita ingin agar kita tetap bersaudara sebagai satu kesatuan di Timor dan NTT," ujar Paman Sam.
Acara penandatanganan MoU dan MoA antar UPG 1945 NTT dan UNPAZ Timor Leste ditandatangani oleh kedua Rektor untuk tingkat universitas dan juga tingkat Fakultas antar Dekan Fakultas Hukum UPG 1945 NTT dan UNPAZ, Dekan Fakultas Ekonomi UPG 1945 NTT dan UNPAZ, Dekan Fakultas Pertanian UPG 1945 NTT dan UNPAZ, Dekan Fakultas Mipa Biologi dengan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNPAZ. Di akhir acara inti tersebut dengan penyerahan Dokumen MoU dan MOA *(go)