Selama dua tahun kepemimpinan, apa yang didesain dalam visi dan misi sudah mulai memberikan hasil. Hal ini dapat dilihat dari beberapa persoalan serius yang dihadapi NTT di tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data BPS 2019, angka kemiskinan di NTT berkurang sebesar 0,19% (20,43%) di tahun 2019 dari 20,62 %.
Masalah stunting, kematian ibu dan anak juga sudah berhasil dikendalikan peningkatannya. Berdasrkan data e-PPGBM (Elektronik pengukuran Pencatatan Gizi Berbasis Masyarakat) tahun 2019, angka prevalensi stunting menurun dari 42,6% di tahun 2018 menjadi 27,9% (Februari 2020) dan bahkan kondisi kasus Gizi Buruk agregat provinsi mulai berubah ke angka 2,4% (di bbawah standar WHO) pada Februari 2020. Bersamaan dengan itu, kasus Gizi Kurang mengalami pengurangan menjadi 8,2% (di bawah standar WHO).
Angka kematian ibu menurun dari 163 orang menjadi 98 orang pada tahun 2019. Angka kematian bayi menurun dari angka 1.044 menjadi 822 bayi di tahun 2019. Kematian balita pun menurun dari 1.174 menjadi 83 balita di tahun 2019. Upaya pencapaian Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2019 juga sudah mencapai 84,67%. Skor indeks pembangunan gender mencapai angka 96,67% dan indeks pemberdayaan gender memperoleh skor 97,42% di tahun 2019.
Dalam dua tahun kepemimpinan Victory-Joss, geliat pembangunan pariwisata NTT yang berbasiskan pendekatan inclusive dan local resource-base dengan strategi community based tourism mulai menunjukan progress yang membaik. Peningkatan kualitas beberapa destinasi wisata prioritas seperti pantai Liman, Pegunungan Fatumnasi, Koanara, Lamalera, pantai Wolwal, pantai Praimadyta dan kawasan mulut serribu sudah mulai memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Dan tentunya masih banyak lagi jejak-jejak karya Victory-Joss yang memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat NTT.***(bs)